Sekarang Sendu sedang bingung memilih pakaian untuk dikenakan nanti malam, sedari tadi ia sudah mencoba beberapa pakaian bahkan sekarang kamarnya berantakan.
"Huh gua bingung, lagian anak itu apa sih random banget pake segala nyuruh gua dandan segala" ujar Sendu.
Akhirnya Sendu memilih untuk memakai kemeja polos hitam dan dipadukan dengan celana kulot berwarna mocca, simple bukan. Setelah siap ia kini turun untuk membantu menyiapkan makan malam dibawah, dan saat sampai dapur sudah ada nenek yang sedang memotong sayuran.
"Nenek kok didapur sih?" tanya Sendu
"Bosen dikamar terus, kamu mau kemana tumben pake baju rapih" ujar Nenek
"Nek harusnya nenek istirahat di kamar udah tau belum sembuh total nek, ini biar Sendu aja yang bantu bibi" ucap Sendu
"Aduh bawelnya cucu Nenek"
"Bukan bawel tapi Sendu khawatir nek"
"Iya iya, kamu mau kemana ini?"
"Eumm, mau pergi diajak anak setan gatau mau kemana"
"Heh bahasanya"
"Hehe maaf nek"
"Yaudah cepet bantu nenek"
Mereka pun memasak untuk makan malam, setelah selesai memasak Sendu langsung memanggil Kakek nya diruang kerja. Saat akan mengetuk pintu, ia mendengar Kakek sedang berbincang dengan ah bundanya ternyata.
"Sudah saatnya anak itu tahu nak" ucap Kakek
"Tapi yah, orang itu pergi ninggalin aku saat tengah mengandung Sendu. Ayah bukan sekarang waktunya, tunggu sebentar lagi" ujar Bunda
"Baiklah, jangan sampai dia kecewa nantinya"
"Hm dia sudah kecewa ayah"
Tok tok tok
"Kakek makanannya udah siap, aku sama nenek nunggu dibawah ya" ucap Sendu setelah itu ia segara pergi meninggalkan ruangan kerja Kakeknya.
"Ayah apa dia mendengar percakapan kita?" tanya Bunda
"Hm ntah lah, sudah ya ayah tutup. Assalamualaikum" ucap Kakek menutup panggilan setelah itu pergi ke bawah untuk makan malam.
"Tumben cucu kakek rapih gini, mau kemana?" tanya Kakek
"Sendu diajak pergi sama ... " belum sempat membereskan ucapannya bel rumah berbunyi.
"Bi tolong bukain pintunya ya" ujar Nenek
"Baik nek" ucap Bibi
"Assalamualaikum" ucap Fatir
"Waalaikumsalam, oh kamu sini duduk nak" ucap Kakek
Fatir pun duduk disamping Sendu yang memasang wajah datarnya.
"Jadi kenapa kamu kemari malam – malam begini?" tanya Nenek
"Aku mau ngajak Sendu keluar sebentar, boleh ngga nek?" tanya Fatir
"Minta izin ke kakek aja tuh" jawab Nenek
"Gimana kek boleh ngga?" tanya nya
"Boleh, asal jangan lebih dari jam 10 malam ingat ya" jawab Kakek
"Oke siap kek, yaudah kami pamit ya" ucap Fatir sambil menarik tangan Sendu.
"Gamau gua" tolak Sendu
"Eh cucu nenek gak boleh gitu, kesian anak ganteng udah jauh – jauh kesini" ucap Nenek
"Ish iya iya, Sendu berangkat. Assalamualikum" setelah berpamitan, kini Sendu dan Fatir berada di mobil milik Fatir.
"Mau bawa gua kemana sih lu?" tanya Sendu
"Ada deh, rahasia" jawabnya
"Kenapa pake mobil?" tanya Sendu
"Pengen aja, udah deh jangan banyak omong diem aja duduk manis ya cantik" ucap Fatir.
Diperjalanan hanya ada keheningan, Sendu hanya memandang jalanan yang indah di malam hari ini.
"Eh outfit kita sama nih" ucap Fatir
"Heh ngomong dong lu" ucapnya kesal karena sedari tadi Sendu hanya diam.
"Yakan lu yang nyuruh diem bego" ujar Sendu tak salah bukan? Tadi Fatir menyuruhnya diam dan sekarang Fatir malah marah – marah aneh.
"Yakan gua nanya ya lu jawab lah" ucap Fatir
"Terus?" tanya Sendu
"Bodoamat deh, turun dah sampe" ujar Fatir
Sendu melihat sekelilingnya indah sekali, ternyata Fatir membanya ke puncak.
"Serius lu bawa gua ke puncak?" tanya Sendu
"Iya lah" jawab Fatir
"Wah pemandangannya bagus banget, makasih ya udah bawa gua kesini" ujar Sendu
"Sama – sama, tapi gak gratis ya"
"Dih perhitungan lu"
"Gini ya cantik jaman sekarang mana ada yang gratis" ucap Fatir
"Iya terserah deh" balas Sendu
Sendu dan Fatir hanyut dalam lamunannya, dipuncak ini pemandangan terlihat sangat cantik.
"Ekhem"
"Napa lu? Sakit?" tanya Sendu
"Ck, ngerusak moment lu" balas Fatir
"Jadi kenapa lu bawa gua kesini?" tanya Sendu
"Gini, jadi kita kan eum ..." ucap Fatir dengan nada gugup
"Ngapa lu gagu?" tanya Sendu kesal
"Anjir diem dulu napa, gua kok gugup sih ah" ucap Fatir
"Stres fiks lu stress" ujar Sendu
"Jadi kita kan ..." belum sempat meneruskan ucapannya kini hujan turun sangat deras, Fatir langsung menarik tangan Sendu untuk masuk ke mobil.
"Shit ada aja gangguan" batin Fatir
Saat sudah didalam mobil Sendu diam ia menunggu Fatir untuk melanjutkan ucapannya, tetapi Fatir masih diam tak membuka suaranya.
"Jadi lu mau ngomong apa?" tanya Sendu
"Nanti aja" jawab Fatir ketus
"Dih napa lu?" pertanyaan Sendu tidak dijawab oleh Fatir, ia hanya diam memandang hujan.
"Buang – buang waktu gua lu, cepet sekarang anterin gua pulang!" ujar Sendu kesal karena sedari tadi Fatir hanya diam. Dan tak lama dari itu mobil pun kini berjalan pergi meninggalkan tempat itu.
Diperjalanan hanya ada keheningan, Fatir sedari tadi hanya diam dan begitu pun dengan Sendu ia diam dengan wajah kesal. Saat sampai didepan rumah Sendu, Fatir masih diam.
"Kalau gak jelas tujuannya apa gak usah ngajak gua, buang – buang waktu!" ucap Sendu kemudian turun dari mobil Fatir dan segera memasuki rumahnya.
"Ah, kenapa gua gugup sih tadi kacau udah" ujar Fatir dan langsung pergi meninggalkan rumah Sendu.
Hai guys!
Gimana awal tahunnya? Semoga diawali dengan hal baik ya.
Maaf kalau aku suka lama up cerita ini ya.
Jangan lupa vote komen guys!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
SENDU (Revisi)
Aléatoire"Apa nasib gue tergantung sama nama gue?"ucap Sendu "Nama lo Sendu bukan berarti hidup lo juga sendu,lo berhak bahagia"ucap Fatir "Gimana caranya?apa bisa lo tunjukin ke gue?"ucap Sendu "Tentunya bisa"ucap Fatir Apa Fatir bisa membahagiakan Sendu s...