11

1.6K 210 16
                                    

"Soonyoung-ie!"

Pandangan jihoon langsung tertuju pada perempuan yang saat ini tengah memeluk lengan soonyoung dengan erat terlebih lagi sepertinya dekat dengan soonyoung.

"Selamat pagi soonyoung, aku merindukan mu"ujar perempuan itu membuat jihoon dahi jihoon sedikit berkerut
"Yena kapan kau datang?"tanya soonyoung
"Semalam, oh maaf perkenalkan nama ku im yena calon tunangan soonyoung"ujar yena

Bolehkah Serang jihoon banyak bertanya kenapa pria yang ada dihadapannya ini penuh sekali dengan kejutan dan yena jihoon tak tahu jika soonyoung sudah punya tunangan tahu begitu ia tak akan tanda tangan kontrak

"Ah yena dia..."ujar soonyoung terpotong
"Saya Lee jihoon nona salah satu karyawan devisi dokumen"sahut jihoon sopan dan ramah
"Oh kau ada urusan apa dengan calon tunangan ku?"tanya yena
"Hanya memberikan surat dari perusahaan lain untuk Presdir Kwon nona im"sahut jihoon
"Jihoon Hyung yang manis selamat pagi, selamat pagi juga Presdir kwon"panggil Lucas yang datang bersamaan dengan seungkwan
"Selamat pagi semuanya"ujar seungkwan
"Presdir saya permisi lebih dulu"pamit jihoon

Jihoon pergi meninggalkan soonyoung dan yena di ikuti dengan seungkwan dan Lucas di belakangnya, entah mengapa jihoon jadi merasa kesal sendiri.

Kini hanya tinggal soonyoung dan yena yang masih ada di lobi dan yang terjadi adalah soonyoung melepaskan pelukan tangan yena dan menatap yena datar

"Jangan pernah bilang kau tunangan ku karena pada kenyataannya kau itu cuma sahabat ku"ujar soonyoung
"Tapi kan bibi Kwon setuju jika aku bertunangan dengan mu"sahut yena
"Eomma tak pernah bilang itu berarti eomma tak setuju, aku harus kembali berkerja dulu"

Soonyoung pergi meninggalkan tema yang masih diam di lobi sebelum memilih untuk mengikuti soonyoung ke ruangan kerja milik soonyoung.

Jihoon duduk dengan tenang menghadap komputer yang ada didepannya mencoba untuk fokus dan tidak bertanya-tanya mengenai yena dan Soonyoung sampai dering telfon membuat jihoon harus mengalihkan pandangannya dari komputer ke arah ponsel.

Jihoon tak terkejut saat sang ibu mertua yang menelfon yang mana ia harus ke rumah utama dan jihoon harus ijin ke soonyoung lebih dulu sebelum pergi.

Jihoon bergegas menuju ruangan soonyoung untuk ijin dan sepertinya jihoon datang di saat yang salah pasalnya yang jihoon lihat adalah yena tengah duduk di pangkuan soonyoung.

"Maaf Presdir menggangu waktu anda dan nona im, saya ingin minta ijin untuk bertemu dengan orang tua saya"ujar jihoon berharap soonyoung paham maksudnya
"Tugas mu sudah selesai?"tanya soonyoung
"Sudah Presdir"
"Baiklah"

Jihoon bergegas menutup pintu ruangan soonyoung dan bergegas menghampiri pak Pyo yang sudah jihoon hubungi untuk mengantarnya di rumah sang mertua.

Selama perjalanan menuju rumah sang mertua jihoon hanya diam entah mengapa hatinya sakit ketika melihat yena dan Soonyoung tadi bahkan jihoon tak sadar jika matanya sudah mengeluarkan air mata.

"Kenapa aku menangis"ujar jihoon sebari mengusap pipinya
"Butuh tisu tuan?"ujar pak pyo
"Terimakasih pak Pyo"
"Ada yang menggangu pikiran tuan?"
"Tidak ada pak Pyo, saya sendiri tak tahu kenapa menangis"
"Itu artinya hati tuan sedang terluka"
"Bagaimana bisa pak Pyo mengenai air mata yang keluar tiba-tiba dengan hati terluka?"
"Saya juga pernah muda tuan, istri saya yang lebih mengerti hal seperti ini, dulu saya juga sama seperti tuan tiba-tiba menangis tapi saya tak tahu alasan apa yang membuat saya menangis sampai istri saya berkata jika saya sakit hati melihat kekasih saya saat itu sedang bersama orang lain yang kelihatan mesra, tapi saya tak tahu apa membuat hati tuan terluka"
"Istri anda berarti orang yang paham perasaan orang lain pak Pyo"
"Ya tapi istri saya sulit untuk memahami perasannya sendiri...sudah sampai tuan"
"Terimakasih pak Pyo nanti jika saya ingin pulang akan saya hubungi lagi pak Pyo bisa jalan-jalan lebih dulu"
"Terimakasih tuan, semoga hati anda menyenangkan tuan"
"Terimakasih kembali pak Pyo"

Jihoon turun dan langsung masuk ke rumah sang mertua atau lebih tepatnya pintu rumah megah itu terbuka saat jihoon datang, seperti biasa jihoon selalu memberi hormat kepada orang jihoon sudah terbiasa akan hal itu.

Salah satu pelayan memberi tahu jihoon jika nyonya Kwon sudah menunggu di ruang tengah namun sesampainya di ruang tengah yang jihoon lihat adalah nyonya Kwon tengah menangis dan langsung memeluknya yang mana membuat jihoon bingung sendiri.

"Eomma tak apa?"tanya jihoon
"Apa yang jihoon sembunyikan dari eomma"sahut nyonya Kwon disela Isak tangisnya
"Eomma..."
"Jihoon, eomma mohon"

Jihoon hanya diam tak tahu harus bereaksi seperti apa jika sudah seperti ini yang jihoon lakukan hanya bisa jujur pada sang mertua semoga saja keputusan jihoon tak salam memberitahu sang mertua.
.
.
.
Malam tiba jihoon masih berada di kediaman Kwon dan saat ini ia tengah bermanja dengan nyonya Kwon, jihoon lega karena sang mertua menerima apa yang jihoon katakan meski dengan janji agar soonyoung tak mengetahui apa yang ia ceritakan tadi.

Yang jihoon lakukan saat ini menidurkan kepalanya pada paha sang mertua dengan usapan halus dari tangan sang mertua bahkan ayah mertuanya di abaikan oleh ibu mertuanya.

"Sudah lama jihoon tak merasakan seperti ini eomma"ujar jihoon lembut
"Benarkah? Berarti kau harus sering datang ke rumah atau eomma saja yang ke apartemen mu dan soonyoung"sahut nyonya Kwon
"Eomma ji minta maaf ya karena membuat eomma menangis tadi"
"Tak apa, lain kali jangan seperti ini lagi ya...hal sebesar ini eomma juga harus tahu"
"Lain kali ji akan beritahu eomma"
"Anak pintar"
"Eomma..."
"Heum?"
"Boleh jika ji mencintai soonyoung?"
"Tentu saja, tapi pelan-pelan ya ji...anak bodoh itu sulit untuk membuka hati lagi"
"Iya eomma, ji tak akan memaksa soonyoung"

Nyonya Kwon merasa beruntung memiliki jihoon sebagai menantunya tak banyak orang yang bisa bertahan dengan cinta sepihak tapi kembali lagi nyonya Kwon juga tak bisa memaksa soonyoung untuk mencintai balik jihoon pasalnya nyonya Kwon tahu setrauma apa soonyoung dengan cinta.

Tanpa mereka sadari tuan Kwon gaya diam memandangi sang istri dan menantu yang saling bercerita satu sama lain, awalnya ia juga merasa kecewa dengan sang putra namun karena mendengarkan alasan jihoon dan bagaimana jihoon menjelaskan dari sudut pandang soonyoung tuan Kwon hanya bisa pasrah.

"Appa"panggil soonyoung mengejutkan tuan Kwon
"Kapan kau datang?"tanya tuan Kwon
"Baru saja, aku pulang jihoon tak ada di rumah jadi aku langsung kesini? Jihoon ada dimana?"
"Itu sedang bermanja ria dengan eomma mu"
"Dan appa diabaikan"
"Kasihan sekali, kenapa tak dihampiri saja?"
"Takut di lempar sandal dengan eomma mu"
"Ayo kesana dengan soonyoung"

Mau tak mau tuan Kwon hanya menuruti soonyoung lagi pula soonyoung juga ingin berbicara dengan jihoon mengenai apa yang jihoon lihat hari ini.

"Jihoon-ie suami mu yang tampan ini datang"pekik soonyoung membuat jihoon mengangkat kepalanya dan melihat soonyoung datang
"Haiss, kenapa Soonyoung berisik eomma"adu jihoon pada nyonya Kwon
"Soonyoung suara mu menggangu menantu eomma"ujar nyonya Kwon
"Hehehe...maafkan aku, sudah makan malam?"tanya soonyoung pada jihoon
"Belum ada yang makan malam soon"sahut tuan Kwon
"Lalu kenapa tak makan malam?"tanya soonyoung
"Menunggu mu bodoh! Kau kenapa tak bilang kalau lembur, kalau bilang aku, eomma dan appa sudah makan dari tadi"omel jihoon
"Maaf ponsel ku mati, tadi aku pulang kau tak ada di rumah jadi aku kesini"sahut soonyoung
"Baiklah kalau begitu ayo kita makan malam, soonyoung ajak jihoon kemeja makan"ujar tuan Kwon
"Baik appa"sahut soonyoung
"Eomma dan appa juga menyusul atau Ji habiskan makanan di meja makan"ujar jihoon
"Iya nanti eomma dan appa menyusul"ujar nyonya Kwon

Soonyoung mengajak jihoon langsung kemeja makan meninggalkan nyonya dan tuan Kwon yang kini hanya melihat dua orang itu pergi masuk kedalam rumah.

Tuan Kwon yang melihat sang istri memandang sendu hanya bisa mengusap bahu sang istri dan memberi kalimat penenang untuk sang istri.

"Bagaimana? Apa kata taeil?"tanya nyonya Kwon
"Di menolak semua yang diajukan taeil, kita ikuti saja apa yang ia ingin kan"ujar tuan Kwon
"Kenapa air mata ku tak mau berhenti"
"Sudah, ayo kita susul mereka"

Tuan dan nyonya Kwon memilih untuk masuk menyusul jihoon dan soonyoung ke dalam dan sudah duduk manis di meja makan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang