14

1.7K 214 37
                                    

Duduk tenang dengan memandangi seseorang yang tengah terbaring lemah tak sadarkan diri dengan masker oksigen yang menempel pada wajah manis itu dan selang infus yang bertengger dengan cantik pada punggung tangan mungil itu adalah hal yang tengah yoongi lakukan terhadap jihoon.

Yoongi tak pernah menyangka kepulangan jihoon untuk mengunjungi berubah menjadi menemani jihoon yang terbaring di rumah sakit saat ini.

Yoongi masih mengingat jelas bagaimana jihoon tumbang tepat saat ia membuka pintu dan menyebutkan namanya dengan hidung yang mengeluarkan darah dan saat itu juga membuat ia, Jimin dan putra mereka langsung membawa jihoon ke rumah sakit.

"Bangun ji, mingi terus menanyai mu"lirih yoongi

Pintu kamar rawat jihoon terbuka di ikuti dengan masuknya Jimin dan dan dua orang yang mengikuti Jimin siapa lagi kalau bukan nyonya dan tuan Kwon yang pagi tadi menghubungi jihoon dan yoongi yang mengangkat panggilan itu

"Yoongi-ya bagaimana keadaan jihoon?"tanya nyonya Kwon
"Turun nyonya Kwon"sahut yoongi
"Astaga, apa yang terjadi sebelumnya?"
"Saya tak tahu jihoon langsung pingsan saat sampai rumah...nyonya tidak memberitahu soonyoung kan?"
"Untuk jihoon yang sakit aku memang tak memberi tahu tapi kalau jihoon masuk rumah sakit sepertinya harus di beri tahu"
"Jangan memaksa soonyoung ya nyonya"
"Tidak, jihoon sudah menjelaskan semuanya pada ku maka dari itu aku tak memaksa keduanya untuk saling jatuh cinta biar berjalan sesuai cerita yang kuasa saja"
"Ya biarkan sesuai yang kuasa saja"
"Suami ku sudah menghubungi soonyoung mungkin nanti malam baru sampai"
"Tidak apa-apa"

Yoongi dan Jimin juga sudah tahu mengenai pernikahan kontrak antara jihoon dan soonyoung hanya saja mereka memilih untuk diam menuruti apa yang dikatakan jihoon.

Yoongi sangat paham bagaimana jihoon yang memang sedari kecil tak bisa berbohong terlalu lama dan merasa tak enak hati jika harus mengatakan apa yang harunya ia sembunyikan apalagi jika orang yang meminta bantuannya mengetahui itu semua.
.
.
.
Derap langkah kaki soonyoung bergerak cepat untuk meninggalkan kantor persetan dengan yena yang kesal karena ia tinggal begitu saja yang terpenting soonyoung harus ke busan saat ini juga.

Tiga hari jihoon pergi ke busan bukannya mendapat kabar baik jihoon bahagia bisa pulang malah ia mendapati panggilan sang appa yang mengatakan jihoon masuk rumah sakit.

"Soonyoung kau mau kemana?"tanya yena
"Ke Busan"sahut soonyoung singkat
"Untuk apa ke Busan?"
"Ada urusan mendadak"
"Tapi kau janji ingin mengajak ku jalan-jalan"

Soonyoung khawatir pada jihoon tapi tak bisa mengingkari janjinya dengan yena dan berakhir soonyoung memilih untuk menemani yena lebih dulu baru ia pergi kebusan.

Selama menemani yena yang soonyoung pikirkan hanya jihoon entah mengapa ia jadi sangat panik saat mengetahui jihoon masuk rumah sakit terlebih lagi ia belum bisa kesana karena yena belum juga selesai.

"Yena-ya aku harus pergi sekarang"ujar soonyoung
"Aku masih ingin dengan mu soon"sahut yena
"Ini penting yena-ya"
"Aku tak penting begitu?"

Sudah soonyoung lelah dengan sikap yena untuk kali ini, soonyoung hanya tahu yena menyukainya tapi soonyoung belum menjawab pernyataan itu dan memilih mengikuti apa yang yena inginkan tapi kali ini soonyoung ingin melihat jihoon.

"Bisakah kita berhenti"ujar soonyoung
"Maksud mu?"bingung yena
"Aku lelah menuruti mu kesana kemari sampai aku lupa ada tanggung jawab yang harus ku urus, mau sampai kapan kau begini?"
"Sampai kau menjawab kalau kau juga mencintai ku"
"Tapi aku tak mencintai mu aku hanya mencintai yoora aku menyayangi mu seperti adik ku saja"
"Tapi kenapa kau memperlakukan ku seolah aku satu-satunya soon?"
"Kau yang memulai bahkan aku belum menjawab pun kau langsung ambil keputusan dan aku menuruti mu karena aku masih menghargai kau kakak yoora"
"Kau ke busan aku ikut, kau ada urusan apa sampai seperti ini soon"
"Istri ku masuk rumah sakit aku harus kesana"
"Istri? Kau sudah menikah?"
"Ya sudah lima bulan dan sekarang aku harus menemui istriku"
"Tidak boleh...kau tidak boleh menikah dengan orang lain soon kau hanya boleh menikah dengan ku kalau tidak dengan yoora"
"Sakit kau, kau siapa memberiku perintah seperti itu...ini kehidupan ku"
"Jika aku tak bisa memiliki maka orang lain juga tak bisa soon, tetap bersama ku atau akan ku celakai istri mu"
"Oh begitu, berani datang ke kantor ku dan menyentuh istri ku...ku pastikan penjara menjadi rumah mu dan kedua orang tua mu"

Yena diam saat mendengar apa yang soonyoung katakan, baru kali ini yena melihat sisi lain soonyoung tapi kembali lagi yena hanya ingin soonyoung jadi milik nya seorang

"Aku tak peduli"keras yena
"Terserah yang pasti aku melihat mu di kantor ku lagi ku laporkan atas tuduhan pembunuhan yang kau lakukan pada yoora dan aku punya semua buktinya"

Yena diam ia sudah tak bisa berkutik dan lagi ia tak tahu jika soonyoung mengetahui apa yang ia dan kedua orang tuanya lakukan terhadap yoora sampai yoora meregang nyawa.

Yena tak suka jika yang ia suka menjadi milik orang lain begitu juga soonyoung, saat tahu jika soonyoung melamar yoora dan akan menikah setelah lulus membuat yena marah dan memilih untuk menghabisi adik kembarnya

Soonyoung pergi meninggalkan yena seorang diri ia butuh ke Busan secepat mungkin untuk melihat keadaan jihoon saat ini.
.
.
.
Sinar matahari memasuki kamar rawat jihoon yang membuat jihoon perlahan membuka matanya, yang jihoon lihat saat ini hanya dinding putih dan kantong infus yang menggantung pada tiangnya

Jihoon tahu ia ada di rumah sakit karena ia ingat ia tumbang saat yoongi membukakan pintu untuknya, entah sudah berapa lama jihoon tidur dan yang pasti disini ia tak akan mendapati taeil sebagai dokternya.

"Sudah bangun? Aku panggilkan dokter sebentar"ujar soonyoung

Jihoon hanya diam dan mencoba tersenyum ketika melihat soonyoung ada saat ia membuka kedua matanya, yang pasti jihoon tak tahu jika sejak tiga hari yang lalu soonyoung yang selalu menemaninya bahkan sampai menghendel kantor dari rumah sakit.

Tak butuh waktu lama untuk jihoon di periksa dan melepaskan masker oksigennya dan kini hanya tinggal ia dan soonyoung yang tengah duduk menatapnya.

"Berapa lama aku tidur?"tanya jihoon lirih
"Tiga hari"sahut soonyoung
"Kau yang menemani ku selama itu?"
"Heum, kenapa tak meminta ku mengantar mu ke Busan saat itu?"
"Kau sedang bersama yena, aku tak ingin menggangu mu"
"Kau tak menggangu ku tapi berhasil membuat ku panik saat appa memberitahu kau masuk rumah sakit"
"Maafkan aku"
"Untuk apa minta maaf, kau tidak salah harusnya aku yang minta maaf karena kurang memperhatikan mu di rumah bahkan aku jarang pulang"
"Tak apa kau butuh hiburan juga bukan"

Soonyoung hanya diam ia tak menyangka jika jihoon akan bersikap seperti ini memaafkan semua hal yang menurut soonyoung dan orang lain adalah kesalahan besar.

Jihoon tahu jika pikiran soonyoung dipenuhi dengan rasa menyesal yang bukan sedikit namun banyak terlebih padanya, tangan jihoon mengusap pipi soonyoung dengan lembut membuat sosok dihadapannya ini hanya diam menatapnya sendu

"Tak apa soon jangan di fikirkan nanti kau pusing sendiri"ujar jihoon lembut
"..."
"Biarkan semua berjalan sesuai alurnya saja"

Jihoon sebegitu besarkan rasa cinta mu pada manusia yang masih menutup hatinya ini, bahkan kau bersikap biasa saja saat soonyoung melakukan kesalahan dan tetap tersenyum meski hati mu juga merasakan sakit yang bukan main rasanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
______________________________________
"Hari ini jadi hari yang paling lucu bagi na hahaha...

Lagi makan seblak nonton anak SMP tengkar gegara idol mereka yang lagi ada masalah....

Mana tuh ceker ayam kaga dimakan makan pula sampai kering gegara asik ribut hahaha..."

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang