20

1.9K 195 9
                                    

Hari ini soonyoung berangkat dengan wajah yang dapat dikatakan cukup masam ditambah dengan jihoon yang berjalan lambat di belakang soonyoung, jihoon tahu jika soonyoung tengah kesal karena ia tengah memaksa untuk berangkat ke kantor setelah membuat soonyoung panik karena jihoon pingsan semalam.

Soonyoung sudah meminta jihoon untuk diam dirumah namun jihoon memaksa untuk masuk padahal di kantor pun jihoon nantinya juga akan diam saja di meja karena soonyoung sudah memberi tahu penanggung jawab lantai 17 jika jihoon sedang kurang enak badan.

"Nanti makan siang dengan ku"datar soonyoung pergi begitu saja

Jihoon hanya diam mau menjawab pun soonyoung sudah lebih dulu meninggalkannya bahkan tak ada ciuman di dahi hari ini, jihoon menuju lift untuk menuju mejanya ia tak mungkin menunggu seungkwan karena jam segini seungkwan sudah tenang di mejanya sebari menikmati segelas kopi.

Sesampainya di lantai 17 jihoon sudah disambut dengan senyuman hangat seungkwan dan beberapa karyawan hang memang sudah masuk.

"Selamat pagi Hyung"sapa seungkwan
"Pagi juga, roti isi kali ini?"tanya jihoon
"Iya Hyung tak sempat buat bekal seperti biasanya"
"Tumben sekali...kau kesiangan ya?"
"Ya semalam aku begadang menyelesaikan pekerjaan yang menyebalkan dari direktur Chwe"
"Kulihat kau dekat dengan hansol, kalian tengah menjalin hubungan ya?"
"Mana ada Hyung, dia terlalu kaku jadi manusia"
"Kalau pun ada aku senang, aku senang karena ada yang menjaga mu"
"Ada-ada saja Hyung ini"
"Seungkwan-na"
"Apa?"
"Bisa buatkan aku amplop cantik namun sederhana"
"Bisa, kau ingin ku buatkan sekarang Hyung?"
"Ya boleh"

Seungkwan mengerjakan apa yang jihoon minta sedangkan jihoon lebih memilih untuk berkutat dengan laptop dan buku note yang ada dihadapannya.

Bukan tanpa alasan kenapa jihoon meminta seungkwan membuatkannya amplop karena jihoon tahu jika sahabatnya ini pintar berkreasi dengan berbagai jenis barang jadi tak salah kan jika jihoon meminta bantuan sedikit

Berbeda dengan soonyoung yang tak tenang duduk di bangku kerjanya karena memikirkan jihoon yang masih sangat lemas tadi dan bodohnya soonyoung malah mendiamkannya.

Sibuk dengan semua pikirannya pintu ruangan soonyoung di buka dengan kasar oleh Joo Hyuk yang masuk dengan wajah paniknya yang mana juga membuat soonyoung juga ikut panik.

"Soon...jihoon pingsan"

Mendengar apa yang dikatakan Joo Hyuk soonyoung langsung pergi menghampiri jihoon dan sekarang ia menyesal karena semalam tak membawa jihoon langsung ke rumah sakit.
.
.
.
Sunyi dan tenang bahkan karena terlalu tenang suara air tetesan infus pun terdengar menyapa telinga dan itu yang tengah terjadi para ruang rawat jihoon, tak ada suara bahkan soonyoung juga tak berani bersuara karena tak ingin menggangu tidur jihoon.

Yang soonyoung lakukan saat ini hanya duduk diam menatap wajah damai jihoon yang terlelap meski di dalam kepalanya masih memikirkan apa yang taeil katakan mengenai kondisi jihoon saat ini.

Soonyoung belum siap menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi kedepannya yang soonyoung pikirkan ia belum membahagiakan jihoon sampai saat ini.

Pintu ruang rawat jihoon terbuka di ikuti dengan masuknya seungkwan yang datang dengan hansol di belakangnya, bukan pemandangan yang aneh untuk soonyoung setelah ia di buat terkejut sejak jihoon masuk rumah sakit terhitung empat hari yang lalu.

"Selamat siang"ujar seungkwan
"Selamat siang Hyung"ujar hansol
"Selamat siang...kukira kalian tak akan kemari"sahut soonyoung
"Seungkwan ingin melihat kodisi kakak ipar Hyung"sahut hansol
"Presdir belum makan siang kan? Saya bawakan makan siang untuk Presdir...ini makanan kesukaan jihoon Hyung"ujar seungkwan
"Terimakasih seungkwan-na...panggil Hyung saja tak apa"ujar soonyoung
"Baik Hyung...bagaimana keadaan jihoon Hyung?"tanya seungkwan
"Masih sama, aku tak tahu jika jihoon bangun nanti bisa bertahan lama atau tidak"sahut soonyoung
"Jihoon Hyung pasti sembuh Hyung"ujar hansol

Soonyoung hanya tersenyum ia juga punya harapan seperti hansol semoga jihoon juga punya harapan yang sama dengannya karena demi apapun soonyoung belum bisa melepas jihoon.
.
.
.
Sumilir angin menerpa wajah manis jihoon yang tengah menikmati langit biru dibawah pohon dengan daun hijau yang rindang sebari meletakan kepalanya dengan nyaman diatas pangkuan sang bunda.

Rindu itu yang tengah jihoon rasakan saat ia bisa kembali tertidur diatas pangkuan sang bunda sebari menikmati usapan lembut tangan sang bunda.

"Jihoon yakin ingin kembali? Tidak ingin disini sekarang?"tanya sang bunda
"Jihoon yakin eomma, jihoon masih harus berpamitan pada yoongi Hyung dan yang lain...terlebih lagi jihoon belum meminta tiga permohonan itu"sahut jihoon
"Kalau begitu tahan sebentar lagi ya ji...nanti eomma akan menjemput mu"
"Baik eomma"
"Lalu apa yang akan jihoon lakukan sekarang?"
"Menunggu...yang akan jihoon lakukan sekarang adalah menunggu"

End...

Soonyoung masih setia duduk disamping jihoon sebari terus menggenggam tangan mungil jihoon, hari ini yoongi dan Jimin datang untuk menengok jihoon harusnya mereka datang kemarin namun melihat jadwal Jimin mereka baru sampai saat ini.

"Soon kau makan dulu"ujar yoongi
"Aku belum lapar Hyung"sahut soonyoung
"Aku tahu tapi kau juga harus ingat jika jihoon tak suka jika kau terlambat untuk makan, setelah makan kita perlu bicara berdua"

Soonyoung diam dan mengikuti apa yang dikatakan yoongi sedikit tahu tentang yoongi yang terkenal galak membuat soonyoung terkadang suka takut jika berhadapan langsung dengan yoongi.

Taman rumah sakit menjadi tempat dimana soonyoung duduk berdua dengan yoongi, setelah menyelesaikan acara makan paksa tadi dan meninggalkan Jimin yang memilih untuk menemani jihoon yang belum juga bangun.

"Jihoon selalu bilang jika kau selalu menemaninya saat melihat bulan saat malam hari...terimakasih sudah menggantikan peran ku untuk itu...aku sangat berterimakasih"ujar yoongi
"Tak masalah Hyung"sahut soonyoung
"Aku sudah tahu jika pernikahan kalian awalnya hanya kontrak...aku tak marah karena jihoon menjelaskan nya langsung padaku saat kedatangan kalian pertama kali di busan dan sekarang aku dengar hubungan kalian membaik...jihoon itu tak punya banyak keinginan yang perlu ia wujudkan salah satunya menikah dan kau mewujudkan keinginan itu...kau sudah tahu penyakit jihoon?"
"Sudah Hyung"
"Berhasil membujuknya untuk berobat?"
"Tidak"
"Dia memang seperti itu...saat aku memintanya pun dia juga menolak, aku takut soon saat pertama kali jihoon memberitahu ku mengenai penyakitnya"
"Aku juga begitu Hyung"
"Tapi kau tahu apa yang ia bilang? Dia bilang nanti aku akan terbiasa tanpa kehadirannya saat ia pergi dan merelakan dirinya pulang... Aku pikir ia akan menyuruh ku ikhlas tapi dia bilang jika aku harus rela kau tahu alasannya?"
"..."
"Karena tak ada yang namanya ikhlas Hyung, yang ada kita dipaksa untuk terbiasa tanpa kehadiran orang tersebeut...itu yang dia katakan, jadi soon jika kemungkinan terburuk itu terjadi relakan jihoon ya"
"Akan ku coba Hyung"

Ya memang tak ada yang bisa mengiklankan seseorang yang pergi dan tak kembali yang ada kita di tuntut untuk terbiasa akan tidak hadirnya sosok tersebut yang berakhir menjadi kenangan semata.

Soonyoung paham maksud perkataan jihoon pada yoongi namun untuk saat ini jangan untuk merelakan jihoon untuk terbiasa tanpa jihoon saja sulit untuk soonyoung lakukan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang