Dua orang siswi yang sedang makan di kantin, tidak henti-hentinya memperhatikan Aqila yang duduk bersama para anggota geng sekolah. Tatapan yang mereka berikan sangatlah sinis, tidak suka dengan apa yang mereka lihat sekarang.
"Greget banget gue liatnya, dia sok keganjenan banget!" ucap Lala, siswi kelas XI IPA 4. Berambut sebahu dengan cepit rambut orange nya.
"Iya, dia sok banget sih! Najis tau gak! Kayaknya kalo dilaporin ke Kak Shella, seru nih." Laura, teman satu bangku Lala, memiliki rambut sepinggang yang bagian bawahnya dibuat bergelombang.
Lala mengangguk antusias, senyuman licik terbit dari bibir gadis itu. Mereka pun pergi dari kantin, berjalan menuju tangga untuk ke lantai tiga, dimana kelas Shella berada.
XII IPS 2
Itu adalah kelas Shella, berada di samping kelas para inti Alaska. Lala dan laura langsung menyerobot masuk tanpa permisi, meski itu adalah kelas senior mereka.
"Kak Shella, gue mau laporan nih." Suara Lala langsung menggema keseluruh penjuru kelas. Warga kelas tidak ada yang berani menegur, mereka tahu bahwa adik kelas yang dua ini adalah antek-anteknya Shella, Si Ratu Sekolah.
Shella sedang duduk sambil memainkan handpone nya, dia mengangkat kepalanya saat Lala memanggil. "Apa?" tanya gadis itu.
Lala dan Laura mengambil kursi kosong terlebih dahulu untuk mereka duduki, entahlah punya siapa kursi tersebut, mereka tidak peduli. "Sebelumnya, gue mau nanya dulu. Lo akhir akhir ini gak pernah liat Kak Adam di kantin, kan?" tanya Laura.
Shella sedikit mendongakkan kepalanya, matanya menerawang sambil berpikir. Iya juga sih, sudah dua hari dia tidak melihat gebetannya itu di kantin. Setiap saat istirahat, Shella mencari ke kelas laki-laki itu, Adam juga tidak ada. Maka dari itu, dia pun mengangguk menjawab pertanyaan Laura.
Anggukkan itu membuat Laura menjentikkan jarinya. "Nah! Dan lo tau kak, dimana dia kalo makan sekarang?"
Shella menggeleng.
"Dia makannya di kantin bawah! Sama cewek adik kelas kita!" seru Lala kemudian. Shella membulatkan matanya, yang benar saja!?
"Bahkan ya, Kak, Kak Adam keknya pengen deket-deket cewek itu terus! Dan parahnya, Cewek itu juga responnya bener-bener kek disengaja ganjen gitu!" lanjut Lala dengan semangat empat lima. Dia tidak sepenuhnya bebohong, Adam memang terlihat selalu ingin dekat dengan Aqila. Namun yang tidak benar adalah, Aqila tidak pernah ganjen.
"Lo kalo ngomong, yang bener!" sewot Shella. Dia tidak percaya, masa iya Adam berusaha bendekati perempuan? Adik kelas lagi. Seingat Shella, Adam itu meski teman perempuannya banyak, tidak pernah yang namanya berusaha mendekati. Paling hanya sekedar bertegur sapa.
Lala mengangkat jari telunjuk dan tengah kedua tangan miliknya. "Sumpah demi jungkok yang gantengnya kebangetan," ucap gadis itu. "Iya kan, Lau?" lanjutnya, bertanya pada Laura.
Laura mengangguk dan menjawab, "Iya, Kak Shella... Mana pernah sih kita bohong?"
Shella mengepalkan tangannya, si*l! Dia keduluan! Padahal sudah dari lama dia kenal dengan Adam, berteman meski hanya sekedar bertegur sapa. Bisa-bisanya Adam mendekati Adik kelas, pantas saja dia tidak pernah melihat laki-laki itu.
Shella menyukai Adam saat pertama kali bertemu dengan laki-laki itu. Awalnya sih, dia mencoba biasa saja, tapi dia tidak bisa. Di tahun terakhir sekolah ini, dia juga sudah berulang kali menyatakan perasaan pada laki-laki itu, tapi jawabannya selalu sama..
"Gini ya, gue temenan sama lo, karena gue emang suka punya banyak temen. Tapi maaf, gue gak bisa cinta cintaan, jadi cari yang lain aja."
"Siapa nama cewek itu?" tanya Shella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraih Restu Kakak [TAMAT] #WRITONwithCWBP
Novela Juvenil[JANGAN LUPA FOLLOW] Kalo jatuh bangun sih udah biasa, tapi kalo jatuh cinta ke kamu itu gak pernah aku sangka. Eeaakkk... Soalnya kayak mimpi! *** Berawal dari iseng menjahili dan menggoda Aqila saat jam istirahat, laki-laki bernama lengkap Muham...