MeReKa || 5

180 27 0
                                    

Pukul lima sore, Dira menelpon Aqila, dia kaget dengan pesan-pesan terusan yang Aqila kirim. Setelah telepon tersambung, Dira langsung berbicara dengan nada menggebu. "Qil, itu seriusan yang lo kirim?!" tanya nya.

"Iya, Dira! Gimana ini? Aku enggak mau kalo harus jadi babu dia... Dipikir Aku apaan? Terus juga, kalo nanti aku kena masalah disekolah sampai ketahuan Abang, pasti dia bakal kecewa sama aku."  Suara Aqila sangat panik di seberang sana.

Dira pun tidak tahu apa yang harus dia lakukan, jika saja orang yang tidak sengaja temannya tabrak itu bukan anggota Alaska, pasti dia bisa bantu. Tapi ini beda, bahkan yang ditabrak temannya kemarin adalah ketua dari Alaska. Tapi sepertinya Aqila tidak tahu dengan geng tersebut, buktinya dia masih bertanya 'memangnya siapa laki-laki itu?' . Efek jika di sekolah Aqila tidak pernah bergaul, ya paling hanya dengan teman sekelas. Dia juga jarang sekali keluar kelas, dia tertalu malas untuk melakukannya.

"Haduuh... Gimana ya, Qil? Gue kalo jelasin di hape gini, susah ngomong nya. Mending nanti aja deh, kalo kita ketemu," saran Dira.

"Yaudah, nanti malem aja. Kamu jadi kesini, kan?"

"Iya, nanti gue kesono. Udahan dulu, gue mau mandi."

"Iya, yaudah Assalamualaikum."

Tut!

Panggilan telepon pun mati, Dira segera menuju ke kamar mandi karena sebentar lagi magrib.

***

Sehabis shalat isya, Aqila menyiapkan makan malam. Walau Kakaknya tidak bisa makan bersama, tapi akan ada Dira yang kesini. Devan selalu mengajarkan Aqila untuk menghormati dan melayani tamu nya dengan baik, meski sudah akrab, tapi tetap saja setidaknya dia harus menyiapkan air minum untuk disuguhkan.

Setelah siap, dia pergi ke kamar dulu untuk berganti pakaian. Di kamar, dia mengambil ponselnya untuk mengirimi pesan pada Kakaknya terlebih dulu.

Abang Ganteng

Assalamualaikum, abang...

Tidak lama kemudian, terdengar notifikasi dari ponselnya yang menunjukkan balasan pesan dari Devan.

Wa'alaikumussalam, kenapa?

Udah makan?

Belum, lagi nunggu Dira mau kesini.

Abang udah makan?

Belum, ini baru selesai beresin cafe.

Oke, jangan lupa istirahat dulu sebelum ke Toko Bu Reni. Inget loh, aku gak mau ngurus Abang kalo Abang sakit!


Di seberang sana, Devan memasang senyuman, dia tahu sebenarnya bukan itu maksud perkataan Aqila. Hanya saja, Aqila sengaja merubah kata-kata nya agar dirinya selalu menjaga kesehatan. Mana mungkin gadis itu tidak mengurusnya selama dia sakit. Devan demam sedikit saja, gadis itu akan sangat khawatir bahkan rela tidak sekolah demi menemaninya seharian.

Iya, cantik... Ini abang lagi duduk sama bang doni, lagi istirahat.

Bagus deh, yaudah udahan dulu ya, Kayanya Dira bentar lagi nyampe.

Iya

Pulang jangan lupa ngabarin, assalamualaikum

Meraih Restu Kakak [TAMAT] #WRITONwithCWBPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang