MeReKa || 19

139 20 0
                                    

Sesampainya di rumah, Aqila menuju kamar sebentar untuk menaruh tas nya. Setelah itu dia ke dapur, mencari sapu. Menyapu Rumah sambil melantunkan sholawat. Dirinya sudah lebih tenang, tadi di jalan Devan sudah mengatakan, bahwa tidak akan terjadi apa-apa lagi.

Sedangkan Devan sendiri, sedang ada di kamarnya. Dia lelah. Kejadian tadi sedikit menguras tenaganya, apalagi kondisinya memang belum baik. Devan membuka handponenya, menyalakan data seluler, dan terpampang lah sederet pesan dan panggilan tak terjawab dari teman-temannya. Bahkan Mereka sampai membuat grup, ck.

Bang Vano Dimana Kawww?

Ya, itu adalah nama grupnya. Dibuat oleh dilan-dagila. Canda...

Dlan
Yang namanya bang vano tolong muncul! Ngajak ribut banget pake acara kabur dari rs! Gue auto puanik bang huaaaa nangisss niii

Adm fck!!

Lo ngapain pergi sih masih sakit juga? BANG!!!!

Doni

Ngapain kabur @Devano! Lo masih belum sembuh, ngerti gasi?!

Hsan
Jn ke ank kcil! @Devano

Leon
Bng, l ngpain kbur?!

Hsen
Jn trus belaga sk kuat! L blum smbuh!

Ry
BANG JANGAN BIKIN KITA KAWATIR NAPA!??? LO GAPAPA KAN??? KENAPA PERGI DARI RS???

Dela
Sebnernya gue bingung mau ngomong apa, tapi gue jga kesel kenapa lo kabur bambang? @Devano

Dlan
[Membalas Dela]
Gila lo del, gatau situasi bjer! Parah

Ry
[Membalas Dlan]
Hahaha iya si dela rada² emng, diem aja napa dah lo del

Dela
[Membalas Ry]
Terus kenapa gue dimasukin sini kalo gaboleh ikut nimbrung? Dahlah kesel, bye!

Dela Keluar

Dlan
Heh malah ngambek tu bocah

Ry
Baperan ah cewe mh

Doni
BISA DIEM GA LO PADA? MAU GUE KICK?

Dlan
Lo bkan admin btw, bang

Leon
[Membalas Dlan]
Diem!

Devan tersenyum membaca sederet pesan di grup tersebut, hatinya menghangat mengingat masih ada yang mengkhawatirkannya. Dia sadar bahwa dia telah membuat Mereka panik, dengan cara kabur dari Rumah sakit tadi.

"Bang, gimana perasaan lo?" tanya Dilan mewakili teman-temannya, saat sudah berada di dalam ruangan Vano.

Vano terlihat sedang memejamkan matanya. "Baik," jawabnya tanpa membuka mata.

Mereka mengangguk, syukurlah kalau Vano tidak apa-apa. Ralat, maksudnya sudah merasa lebih baik. Karena penyakit Vano bukan penyakit biasa, mustahil jika laki-laki itu baik-baik saja.

Adam memandang Vano dengan tatapan sulit diartikan. "Gue heran deh, kenapa ya lo gak pernah di infus? Padahal penyakit lo serius," heran Adam. Memang benar apa adanya, bahwa Vano tidak pernah di infus, separah apapun penyakitnya. Ajaib.

Meraih Restu Kakak [TAMAT] #WRITONwithCWBPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang