Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Akhirnya setelah sekian lama Daisy bakalan ketemu sama Juni lagi ya, Pak. Jadi gak sabar."
Itulah kalimat pertama cewek berpakaian kasual dan berkaca mata yang duduk di dalam mobil sambil memandangi layar iPad-nya yang memperlihatkan foto seorang cowok. Dari layar itu, cowok bernama Juni itu sedang merangkulnya dan tersenyum bahagia ke kamera.
"Iya, Non. Saya ikut seneng setelah mendengar seleksi Non Daisy di SMA Wirabrata lolos. Semoga dengan sekolah di situ hubungan Non Daisy dan Den Juni kembali dekat."
"Aminnn!" Daisy sampai memejamkan mata saking berharapnya apa yang dikatakan sopirnya barusan terkabul.
Daisy kembali meratapi foto tersebut dibarengi senyum di wajahnya.
"Kangen banget sama Juni," gumam Daisy yang merasa terharu sendiri. "Karena Juni harus tinggal di asrama dan gak pernah pulang, kita jadi gak pernah ketemu. Ponsel Juni juga gak bisa dihubungi. Daisy kangen tau."
Daisy terlalu fokus pada iPad-nya sampai dia tidak sadar di sisi luar jalanan ia melewati sesosok yang mirip dengan apa yang tengah Daisy lihat di layar iPad. Ya, sosok itu penuh dengan darah berdiri di pinggir jalan dan dilewati oleh mobil Daisy.
Deg!
"Juni?" Daisy yang refleks menyebut nama itu sambil melirik ke belakang, tepat dimana ujung matanya menangkap paling tidak sedikit dari sosok barusan. Tapi nihil, Daisy tidak menemukan siapa pun disana.
Duk!
"Aduuuhhh!" Daisy meringis kesakitan karena keningnya menubruk jok bangku depan. Pasalnya sopirnya itu menginjak pedal rem secara mendadak.
