Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• •
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Acara endap-endapan menuju kamar asrama Reyhan terasa menegangkan. Ya mau bagaimana lagi, seluruh tempat di sekolah diletak cctv kecuali kamar dan toilet. Alhasil yang lainnya menyelinap satu per satu.
"Jadi dia kenal sama Juni?"
Reyhan mengangguk menjawab pertanyaan dari Riki barusan dengan menggebu-gebu. By the way dia lagi makan ayam geprek satu bungkus bagi lima–Reyhan, Riki, Sean, Satya, dan Mahesa–lalu Reyhan bercerita tentang Daisy barusan.
Riki dan lainnya menunjukkan ekspresi yang berbeda. Sean manggut-manggut, Mahesa beroria, Satya berpikir aneh, dan Riki antusias sendiri.
"Bisa gak sih kalau kita manfaatin dia?"
Pertanyaan Juan membuat yang lainnya terdiam saling pandang, antara bingung atau sama sekali tidak mengerti.
"Ide bagus, kan?" Juan bertanya lagi.
"Maksud lo dimanfaatin gimana?" tanya Satya yang sedang rebahan.
"Kita kan perlu tau informasi selanjutnya dari sekolah ini. Gimana kalau cewek itu kita jadiin umpan?"
"Gila lo!" Di sampingnya Reyhan menjitak kepala Juan.
"Anjir! Gila apanya?" Juan bertanya sembari melotot tak terima. "Emang lo peduli sama tuh cewek? Suka lo?"
"Pala lo meletus!"
"Ya udah. Kita tinggal bilang sama cewek yang namanya Daisy itu kalau dia mau ketemu sama Juni, dia harus ada di air mancur. Kebetulan ini udah lewat jam sepuluh malam. Kalau ketauan dia pasti bakal dihukum. Jadi pas dia dihukum kita nyelinap buat mata-matain sambil nolongin Daisy. Gimana?"
"Ide bagus, udah gue chat." Azka dengan tak berdosanya menampangkan sebuah room chat dimana dia telah mengirimi pesan kepada Daisy.
+628272 mau ketemu juni? | air mancur, sekarang. |
