3

197 20 0
                                    

Daniel sampai di rumahnya dan langsung masuk setelah memasukan pin yang sudah ia hafal diluar kepala.

Tampak kini rumah itu gelap gulita. "Apa tidak ada orang ya?." Monolog nya seraya mencari saklar lampu.

Sebelum lampu ruang tamu itu menyala Daniel sudah terperangah pada cahaya baca di kursi sudut yang mengarah pada luar jendela.

Penasaran Daniel pun akhirnya menyalakan lampu ruang tamu itu. Dan betapa terkejutnya ia melihat sang suami yang kini sudah menatapnya tajam dari kursi yang menghadap pada jendela tadi. Daniel pikir kursi malas itu menghadap keluar jendela padahal nyatanya menghadap padanya dan terdapat suaminya yang sedang duduk dengan tangan kanan yang memegang sebatang rokok dan tatapan tajam mengarah pada Daniel.

Daniel terpaku dan sedikit takut pada tatapan tajam itu, entah kenapa karena tatapan mata itu membuatnya sulit untuk bergerak dan kini tubuhnya sedikit bergetar di kala sang suami a.k.a Mario mendekat padanya. Meniupkan asap nikotin itu pada wajah Daniel yang kini matanya sudah terpejam karena terpaan asap rokok tersebut.

"Kemana saja kau?." Ucapnya dingin.

"Bukan u-urusan mu." Sial ia terbata.

"Dengan siapa tadi kau pergi jalang." Mario mencengkeram rahang Daniel membuatnya menatap mata Mario. Di sebut seperti itu oleh suaminya sendiri, membuat Daniel kesal. Hey mau bagaimanapun ia tidak seperti itu ya. Walau tadi dia pergi dengan lelaki lain selain suaminya bukan berarti dia jalang kan.

Mata yang tadinya takut kini berubah menjadi marah. Dengan kasar Daniel menghempaskan tangan Mario yang mencengkram rahangnya. "Sudah kubilang bukan urusanmu. Urus saja sana anak diluar nikah dan kekasih mu itu, tidak usah mengurusi hidupku."

Tamparan keras mengenai pipi kanan Daniel sampai ia harus menoleh ke samping dan sedikit tersungkur akibat tamparan keras itu. Terkejut Daniel akan hal itu. Mario mendekat.

"Berani beraninya kau berkata sepeti itu.. kau pikir kau siapa hah!?." Teriak Mario di akhir kalimatnya dengan tangan yang lagi lagi menampar wajah Daniel tapi tidak terlalu keras tapi tetap saja itu melukai hati Daniel. "Hey dengar selagi aku tidak menceraikan mu, tidak sepantasnya kau berkata seperti itu.. paham." Nada rendah itu ia gunakan sebagai ancaman bagi Daniel.

Entah keberanian dari mana ia kini berani melawan sang suami dengan kalimat yang membuat Mario semakin naik pitam. "Jadi.. kau lebih memilih jalang dan anak yang belum tentu anakmu itu iya??--."

"--Wah.. aku tidak menyangka itu." Kalimat mencemooh Daniel lontarkan seraya ia mengusap pipinya yang terasa panas. Merasa terpancing Mario pun mengeluarkan kalimat kalimat yang pastinya menyayat hati Daniel.

Kalimat merendahkan tak lupa Mario ucapkan serta merta dengan beberapa kekerasan yang ia lakukan, beberapa kali Daniel menghindar walau ujung ujungnya ia akan tetap terkena pukulan. Teriakan demi teriakan silih bersahutan, teriakan Mario yang marah dan teriakan Daniel yang mencoba melawan.

Daniel memang bertubuh besar tapi bukan berarti ia pandai berkelahi. Mengingat sang suami juga yang pernah berlatih judo membuat Mario lebih pandai berkelahi daripada Daniel.

Amarah Mario memuncak kala Daniel mengatakan kalimat yang cukup kasar pada Mario yaitu. "Ya pergi saja sana kau dengan jalang brengsek itu!!! Aku tidak peduli lagi padamu!! Aku juga akan pergi!! kau pikir hanya kau yang bisa mengancam HAH!!? KAU PIKIR KAU SAJA!!!? IYA?!!!."

'BUGH'

'BUGH'

'BUGH'

Mario menendang perut Daniel beberapa kali dengan brutal sampai Daniel benar meringkuk lemah di lantai dingin malam itu. Daniel sungguh menyesali tindakannya yang mencoba melawan kepada sikap tempramental sang suami.

FERITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang