Bab 11 : Kegoblokan Dokja

4.2K 559 87
                                    


Saat ini pria dengan surai sehitam langit malam dan mata bak jelaga itu tengah memandang pria lainnya dengan tatapan kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini pria dengan surai sehitam langit malam dan mata bak jelaga itu tengah memandang pria lainnya dengan tatapan kesal.

Urat-urat di leher dan keningnya tampak bermunculan menandakan kekesalan tak terhingga.

Dia benar-benar merasa ingin membanting pria itu.

Sungguh.

Sedangkan yang ditatap mengalihkan pandangannya, berpura-pura tidak menyadari tatapan tajam yang diberikan pria itu padanya.

"Kim Dokja."

Glup

Dokja menelan ludahnya gugup.

"Uh, ya?" Responnya dengan suara lirih.

Yoo Joonghyuk hanya diam, kembali menatap Dokja dengan tatapan tajam. Dokja yakin, jika tatapan itu bisa membunuh, dia sudah mati sedari tadi.

"D-dengar Joonghyuk-ah, ini kecelakaan oke? Bukan mau ku"

Joonghyuk menatapnya semakin tajam.

Dokja merasa semakin terancam.

Oh, sebelum itu mari kita perjelas situasinya.

Saat ini Dokja sedang terbaring di ranjang rumah sakit dengan kepala diperban, dan tangan yang digips. Jangan lupakan kantong vitamin dan kantong darah yang tersambung melalui selang ketubuhnya. Juga selang oksigen pada hidungnya.

Intinya, Dokja terlihat menyedihkan.

"Ehem" berdehem pelan, Dokja mulai menyusun kata-katanya. Walau kemudian, wajahnya menampilkan ekspresi ragu.

Joonghyuk tidak mengalihkan pandangannya sedetikpun, bahkan tidak berkedip, tatapannya semakin dan semakin tajam.

"Berhenti menatapku seperti itu!" Muak Dokja

Tolong, dia merasa tercekam.

"Jelaskan." Suara dingin Joonghyuk memenuhi ruangan serba putih yang hanya diisi dengan keduanya itu.

"Em, em jadi begini, em itu..."

"Itu..."

"Kim Dokja."

"Oke-oke! Dengar, ini kecelakaan, sebenarnya aku melihat seekor anak kucing yang terluka, kemudian menolongnya dan membawanya ke rumah sakit hewan. Kemudian setelah itu aku keluar, hanya saja siapa yang tau ada paku yang menonjol dikusen pintunya, lengan bajuku tidak sengaja terkait dan membuatku tersandung kaki sendiri yang membuatku jatuh dengan kepala duluan dan menghantam pembatas antar pintu, orang-orang disitu sepertinya cukup panik, dan langsung menarik-ku untuk memeriksa apa aku baik-baik saja. Tapi mungkin karena terlalu panik, tarikannya kuat dan keras sekali, itu membuat tanganku terkilir...mungkin."

Wajah Joonghyuk menjadi gelap.

Dokja yang melihat ini langsung panik.

"Tunggu Joonghyuk-ah! Sungguh aku tidak apa-apa, orang itu juga membawaku kerumah sakit dan bertanggung jawab oke, sungguh tidak apa-apa" ucap Dokja khawatir.

Bukannya apa, menurut pengalamannya, orang yang tidak sengaja membuatnya terluka mungkin akan berakhir menjadi ikan panggang ditangan sahabatnya yang satu ini.

"Lalu, kenapa sampai harus menggunakan selang oksigen dan darah tambahan?" Tanya Joonghyuk tajam.

Dokja kembali menelan ludah gugup.

"Itu kau tau, tunggu, kau harus berjanji untuk tidak marah dulu"

"Katakan."

"Janji dulu!"

"Katakan, Dokja."

"Tidak mau! Kau janji dulu!"

"Hah...baiklah" ucap Joonghyuk pasrah sambil menghela nafas.

"Bagus, jadi sebenarnya, em uh setelah dia mengantarku kerumah sakit, semuanya berjalan normal, tapi setelah itu aku melihat anak kucing lagi, kali ini berada diatas pohon, dia tidak bisa turun, dan tidak ada siapapun disana selain aku, jadi ya.. em intinya aku tidak sengaja terjatuh dan memperparah lukaku" cicit Dokja

"....."

Joonghyuk benar-benar tidak tau mau berkata apa.

Sungguh, Dia ingin menghantam Dokja ke tanah. Jika saja dia tidak menyayangi pria ini, bisa dipastikan nyawa Dokja sudah lama melayang ditangan Yoo Joonghyuk.

Bagaimana tidak? DOKJA ITU PANDAI SEKALI MEMBUAT ORANG MENJADI EMOSI DENGAN KELAKUKANNYA.

Dan lagi, semua ini terjadi karena seekor anak kucing! Anak kucing!

Mulai sekarang Joonghyuk membenci kucing.

Terlebih lagi Kegoblokan Dokja.

Dia benar-benar membencinya.

Pada akhirnya, Joonghyuk hanya bisa diam menatap Dokja yang sudah cengengesan lagi setelah menyelesaikan kisahnya.

Hari ini pun, Kim Dokja hampir membuat Yoo Joonghyuk menjadi gila karena khawatir.

Beruntung, Hades dan Persephone sedang berada diluar negeri, dan Sooyoung sedang pergi ke acara keluarganya bersama Han Yoojin dan Han Yoohyun.

Sementara itu....

"Ada apa Cale?" Alberu bertanya pada Cale yang terlihat stress samb memejit keningnya.

"Hyung, tolong cek semua cctv dan cari anak kucing dengan warna belang abu-abu"

Alberu mengernyit bingung.

"Untuk apa?"

"Cepat lalukan saja, aku tidak mau menjadi sasaran amukan sunfish gila itu" ucap Cale tertekan.

Entah kenapa, teman-temannya yang punya masalah, dia yang selalu terkena imbasnya.

Menyebalkan.












Menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


End of chapter

Bonus,

(When SP nyulik Dokja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(When SP nyulik Dokja...)



Hey, long time no see....


 [ REVISI! ] Side : The Slice of Life of Three Friend's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang