Pssst... Bapak Wang sudah mulai ngedongeng, jadi semuanya dimohon tenang yaa, dengerin dengan seksama, jarang-jarang lho Yibo banyak bacot, ahahaha...
Enjoyy...
*****
Wang Yibo harus merelakan kebebasannya, ia terpaksa masuk kesebuah akademi elit bernama Yunshen; yang terkenal sebagai akademi kaum elit di Shanghai, hampir 90% anak konglomerat jeblosan akademi mewah bak kastil-kastil Eropa ini.
Bukan tanpa alasan mengapa tuan Wang menyuruh putra kecilnya mengenyam pendidikkan disana, alasannya tak lain adalah ia mau Yibo kecilnya bisa berbaur dan mengamati secara langsung bagaimana bibit-bibit pesaing Wang Group sedari dini.
Wang Yibo sendiri terkenal sebagai tuan muda ansos namun memiliki otak encer, jadi sangatlah normal jika ia bisa masuk akademi Yunshen tanpa tes.
Tiga jam lalu Yibo barusaja menginjakkan kakinya disebuah gedung besar bernuansa victorian yang khas, dengan lantai marmer bertuliskan asrama A1, ia mendesah pelan lantas menarik kopernya menuju sebuah lorong dibagian kiri bagunan menuju kamar 328. Dalam hatinya Yibo sudah merasa was-was, ia tentu tidak pandai memulai percakapan pada orang asing, lalu bagaimana caranya ia bisa akur dengan teman satu kamarnya?
Cklekk...
Pintu berwarna gading terbuka perlahan, menyajikan penampakkan asing bagi tuan muda Wang, tidak ada orang disana, dengan mantap Yibo melangkah masuk. Suasana kamar tempatnya tinggal selama tiga tahun kedepan terlihat begitu homie, berhias lampu kerlap-kerlip berwarna warm, sangat menenangkan. Setidaknya kesan pertama itulah yang tuan muda ini dapatkan.
Ada dua buah tempat tidur single bed yang ditaruh saling bersebrangan, disudut kiri sudah ditempati oleh seseorang, terlihat dari banyaknya pernak-pernik kelinci dan sejenisnya, terlebih warna hitam dari sudut kiri amatlah mendominasi. Sedangkan disudut lainnya tampak begitu polos, hanya ada sprei putih serta kabinet kosong tetapi yang menjadi perhatian Yibo ialah sebuah lampu tidur berwarna kuning kecokelatan berbentuk anak singa.
"Aaarrrggghhh... Penyusup!" satu lemparan bola bulu -bantal bentuk kepala kelinci- hitam mendarat dipunggung Yibo, membuat tuan muda minim ekspresi itu mendengus kesal dan menoleh ke sumber suara.
Merasa tidak mendapat balasan, tuan muda yang bersembunyi dibawah selimut berniat mengintip, ia akhirnya memutuskan turun dari tempat tidur, tersenyum canggung pada kawan barunya.
"Aaah, maaf. Apa aku mengejutkanmu? Sudah hampir tiga bulan aku tak memiliki teman sekamar, namamu siapa?" anak lelaki manis hampir cenderung cantik itu mengekor pada Yibo.
"Terlalu dekat."
"Ah, maaf."
"Hn." jawaban itu sontak membuat anak manis tadi bingung.
"Kau tidak terbiasa dengan orang baru, ya? Baiklah, tidak masalah. Namaku Zhanzhan, kau bisa memanggilku begitu. Lalu, mengenai latar belakang siapa aku sudahlah, itu tidak penting lagipula aku juga tidak tertarik pada latar belakangmu. Mari berteman." Zhanzhan tersenyum manis, melihat pemandangan itu Yibo secara tidak sadar ikut menarik sudut bibirnya.
"Aku, Yibo."
"Nama yang indah. Oia, kenapa kau pindah keasrama malam sekali?" Zhanzhan bertanya asal, sembari membantu Yibo mengeluarkan beberapa perlengkapan dari kopernya.
"Tidak suka keramaian."
"Oh." imbuh Zhan, ia sesekali melirik kearah Yibo, kemudian tersenyum kecil, "Apa aku tidak membuatmu risih?" telisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Us [ Slow Update ]
FanfictionSatu dekade bersama tak lantas membuat Yibo melupakan perjuangan jatuh bangunnya mendapatkan hati si kelinci manis dengan kadar kepekaan NOL BESAR. Ia mau tak mau menceritakan kembali kisah semasa remaja mereka, karena Xing'er sang tuan putri kesay...