Mas abi (1)

4.3K 201 8
                                    


" Mas abi tangkap "

Prangggg

Bulu kuduknya menjadi saksi bahwa ia sangat ketakutan saat pintu utama rumah terbuka lebar dan menampilkan wajah merah padam ayah. Sial mungkin sudah menjadi nama tengah Abian sejak lama. Mengapa bisa ia mendapatkan kesialan saat sang ayah libur padahal masih banyak hari lain saat sang ayah tak dirumah, mengapa bisa hari ini.

Tak ada yang bisa Abian lakukan kecuali menunduk sedalam-dalamnya sambil menatap sandal lusuhnya.

" Maaf ayah " ucap nya saat melihat ujung sandal Joan dari sudut matanya.

" Hadirnya kamu aja itu udah sebuah kesalahan, hobi banget bikin masalah " ucap Joan sambil menunjuk ke arah anak tengahnya itu dengan sebilah bambu yang entah sejak kapan dipegangnya.

Tak ada yang bisa ia perbuat dan sangkal. Perkataan yang keluar dari mulut sang ayah adalah fakta umum yang bahkan jika di ucap berulang kali pun memberi efek sakit yang sama.

Mau bagaimana lagi, yang bisa Abian lakukan hanyalah memendamnya sambil menggenggam erat tangan nya.

" Itu salah naren ayah, mas abi gak salah yang ngelem- "
" Masuk kamar narendra " ucap Joan tegas. Narendra yang notabenenya adalah anak penurut tak bisa berbuat apa apa selain mengikuti perintah sang ayah.

Naren, anak itu langsung pergi dari tempatnya setelah melihat mas abi mengisyaratkan ia akan baik baik saja.

" Ayo den bibi anter "

Sepeninggal narendra Joan masih menatap tajam pada Abian yang bahkan tak menaikkan pandangan nya barang sedetikpun pada nya.

" Beresin kekacauan yang kamu buat, jangan ada yang berani untuk bantuin dia " ucap Joan pada para pelayan yang sedari tadi berkerumun hendak membersihkan pecahan kaca jendela.

Joan melenggang pergi meninggalkan Abian yang mematung ditempatnya yang masih menurunkan pandangan nya, sambil memainkan bilah bambu yang dibawanya.

" Kalau udah beres langsung ke ruang kerja ayah"

***

Makanan untuk makan malam sudah siap, narendra yang tadi sempat menitip sate kambing mang soleh pada Raka pun terlihat sangat antusias dan tidak sabaran untuk menyantap makanan favoritnya itu.

" Makasih makanannya Bang Raka " Raka tersenyum melihat tingkah adik terpaut empat tahunnya itu.

" Eh, tapi " jeda nya saat menyadari ada yang kurang di meja makan.

" Mas abi tumben gak ikut makan bareng? "

Joan yang tadinya ikut lahap menyantap makanan nya jadi tersendak mendengar perkataan si bungsu.

" Mungkin langsung tidur nar " ujar Galendra saat menyadari sang adik menghentikan aktivitas makannya.

Lain halnya dengan Raka yang secara terang-terangan tidak memperdulikan keberadaan Abian. Ia bahkan hampir menghabiskan makanan di piring nya.

Derap langkah yang berasal dari tangga membuat semua orang yang berada di meja makan menatap ke arah nya.

" Mas mau kemana? "
Narendra bertanya saat melihat mas abi yang sudah rapi dengan masker dan jaket hitam andalannya yang berjalan ke arah meja makan.

" Yah, bian izin ke luar sebentar "

" Mas abi gak makan dulu? " Tanya narendra cemas pasalnya ia tahu bahwa mas abi bahkan melewatkan makan siang nya tadi karena setahunya Abian malah sibuk membereskan kekacauan yang Justru ia perbuat.

Sayap patahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang