kedai udon di sebrang kedai sushi (9)

926 80 0
                                    


" Udah gih sana cepetan balik "
Ucap Ariel pada Abian yang masih setia berdiri sambil menatapnya. Padahal ia sudah memberitahu bahwa ia akan baik baik saja, namun Abian Keukeh untuk tetap melihat nya sampai masuk kedalam ruang tunggu.

" Ateu jalan aja sana, bian liatin "

" Ntar kelamaan mereka nunggu nya bian.. "
Ariel terheran dengan sikap positif Abian, ia bisa tak enak hati karna merepotkan nya, yang di repot kan malah berlagak santai.

" Lagian bian juga gak mau kesana.. "

" Jangan bilang kamu-.. "

Abian menggeleng, seolah dapat membaca pikiran Ariel saat ini. Namun belum sempat ia mengutarakan perasaannya, Ariel lebih dulu membawa tubuh kecilnya demi mendekap tubuh jakung Abian.

" Kamu tau kan, kalo ini bukan salah kamu? "
Abian mengangguk.

" Kematian bunda kamu, kecelakaan itu, bukan kemauan kamu juga bian, itu murni takdir tuhan "

Sudah lama semenjak kedatangan nya di rumah yang dihuni joandra serta anak-anak dari saudarinya itu, Ariel ingin menyampaikan ini. Terutama saat ia memergoki joandra yang hampir saja menampar Abian di rumah sakit.

Anak ketiga dari saudarinya ini selalu terlihat seperti sengaja menjauhi dirinya dari ketiga saudara nya, bahkan pada joandra.

" Tapi kakak gak mau liat aku teu.. "
Hati Ariel remuk, ia tak bisa membayangkan bagaimana jika ia yang di perlakukan seperti itu. Di anggap penyebab runtuhnya kebahagiaan keluarga nya. Namun berbeda dengan Abian, anak itu bahkan tetap menyajikan senyuman tulusnya, walau Ariel tahu akan sangat pedih mendengar nya, apalagi keluar dari saudara kandungnya.

" Maafin Gale ya.. "

Saat Ariel melepaskan pelukan mereka, benar saja hanya ada senyuman tulus yang terlihat dari wajah Abian, seolah meyakinkan Ariel bahwa ia tak masalah dengan hal itu, seolah hal itu sudah biasa ia alami.

" Ateu udah top up-in ovo kamu, harus makan yang banyak, makan yang enak, jangan pake irit irit, denger ?! "

" Tapi te, ini terlalu-.. "

" Kalo habis langsung kabarin, ateu jalan dulu, temen ateu nunggu, bye bye.... Nanti kalo udah nyampe ateu kabarin "

Belum sempat Abian mengeluh, Ariel sudah lari terbirit-birit sambil melambaikan tangannya dan hilang di balik pintu yang di jaga ketat oleh petugas keamanan bandara.

🔹🔹🔹

Anak itu ragu, apakah yang ia lakukan termasuk ingkar janji atau tidak, pasalnya saat ini bukannya pergi ketempat lain, Abian malah duduk sendirian menyantap udon di kedai yang tak jauh dari tempat ayah serta saudara saudara nya makan bersama.

Tempatnya bersebrangan langsung, dan dari tempat duduk yang ia pilih, Abian bisa dengan jelas melihat dengan kedua matanya betapa bahagianya mereka yang tertawa sambil entah membahas apa.

Disisi lain, hatinya menghangat dengan pemandangan yang ia lihat, namun sedih juga datang bersamaan. Bagaimana mereka bisa tetap bahagia walau tanpa dirinya.

Abian bahkan berbohong demi kebahagiaan itu, membohongi narendra yang menelfon nya beberapa menit yang lalu.

" Iya dek, lanjut aja makan sushi nya, ini mas masih ngantri, tukang tambal ban nya masih rame "

" Jadi ini mas kita bungkusin aja ya? "

" Gak papa biar nanti mas gofood aja "

Sayap patahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang