DS | 09 •Ditolak•

18.4K 2.2K 44
                                    

.
.

Semua orang membulatkan matanya, apa mereka tidak salah dengar Khadafi dipanggil dengan sebutan 'Guru cabul'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang membulatkan matanya, apa mereka tidak salah dengar Khadafi dipanggil dengan sebutan 'Guru cabul'.

"Khadafi? Kamu cabul sama dia?" Tanya Regan dengan serius.

Khadafi menggeleng cepat, "Tidak a-ayah, Khadafi berani bersumpah."

"Lo? Ck. Ngapain bapak ke sini? Ini di luar jam pelajaran pak, Bapak nggak berhak mengatur hidup saya di luar sekolah!" Cerca Xaula menatap sinis pada Khadafi.

Lelaki itu langsung berdiri di ikut oleh yang lainnya, "Robia, saya ke sini bukan untuk urusan sekolah."

"Alah bohong! Lo itu udah cabul, suka ngatur hidup orang! Mau bapak apa sih, nguntit saya terus, hah!" Bentak Xaula.

"Mau saya, nikahi kamu!" Teriak Khadafi dalam hatinya, dia tidak berani membalas bentakkan Xaula yang sedang berkalut dalam emosinya.

Dirga menahan putrinya agar tidak terus-menerus berteriak pada gurunya ini.

"Robia! Dia itu guru kamu! Kamu jangan membentaknya seperti itu, papa tidak pernah ngajarin kamu untuk membentak orang yang lebih tua dari kamu," tegas Dirga membuat Xaula semakin naik pitam.

Xaula langsung menatap tajam papanya, "Papa ngebela dia? Papa nyebelih!" Ambek Xaula langsung pergi.

Namun sebelum Xaula masuk kedalam kamar, Khadafi menahannya dengan ucapan yang membuat Xaula bergidik ngeri.

"Xaula Robiatul Adawiyah! Kedatangan saya kesini berniat untuk meminang kamu, saya telah mencintai kamu karena Allah. Izinkan saya menua bersama kamu, tolong terima lamaran saya," ucap Khadafi dengan sangat lembut.

Xaula berbalik menatap manik mata Khadafi dengan tajam dari mata elang miliknya.

"Saya cewek berandal, pak! Bahkan saya tidak pantas untuk mendapatkan lelaki sebaik dan sesholeh bapak," ucap Xaula dengan menurunkan suaranya diakahir kalimat.

"Robia, semua wanita itu mulia, tidak ada wanita berandal, itu hanya pola pikir kamu saja yang seperti itu," titah Khadafi dengan menundukkan pandangannya.

"Y-ya sama aja, saya terlalu Astagfirullah untuk lo yang Maa Syaa Allah, tad," lirih Xaula.

"Perlu saya katakan dengan lantang disini, saya ini tidak sebaik yang kamu kira, saya bukan ustad, saya ini hanya seorang lelaki pada umumnya," tegas Khadafi.

Xaula terdiam mendengarkan ucapan lantang namun tetap sopan dari Khadafi.

"Y-ya, tetap saja bapak itu guru agama, jatuhnya bapak itu ustad."

"Saya hanya seorang guru Robia, buka ustad."

Xaula menghela napasnya panjang, dia bingung sekarang mesti apa. Lelaki yang baru saja menjadi guru agamanya beberapa hari lalu sekarang datang ke rumahnya untuk melamar dirinya.

DISKUSI SEMESTA [TERBIT DI SNOWBALL PUBLISHING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang