Ketiganya tiba di istana ketika hari menjelang malam.
Mingyu mengulurkan tangan pada Haechan yang nampak tak merespon, bocah itu masih melamun.
Bahkan tak sadar jika kuda yang dia dan Jaehyun tunggangi telah sampai didepan bangunan istana."Haxane" Mingyu menggoyangkan tangannya diudara minta disambut.
Haechan tersentak dan meraih tangan kakak sulungnya.
Mingyu menarik badan mungil itu turun dari kuda yang masih ditunggangi Jaehyun.
Setelahnya sang penunggang meloncat turun dan menyerahkan tiga kuda itu pada beberapa prajurit yang berdiri disana."Putraku, kau sudah kembali sayang" sang ratu menghambur memeluk tubuh mungil si bungsu yang terasa begitu dingin, mereka bertiga berkuda tanpa henti untuk sesegera mungkin sampai diistana.
"Ibu.."
"Sstt, masuklah dulu, kau pasti lelah, biar hyungmu yang berbicara pada ayahmu"
Sang ratu menggiring putra kecilnya memasuki salah satu kamar.
Mingyu dan Jaehyun menghela nafas sebelum beranjak memasuki ruang pertemuan dimana ayah dan para petinggi kerajaan berada disana.
"Salam yang mulia" keduanya membungkuk hormat.
"Duduklah putraku"
Jaehyun dan Mingyu berjalan kearah kursi mereka.
Baik sang raja maupun para petinggi sudah tak sabar mendengar soal hasil dari perundingan."Jadi bagaimana?" Mulai sang raja.
Jaehyun menggeleng, pada akhirnya dia mengangkat wajah untuk menatap sang raja tepat pada mata.
"Semuanya kacau, dia.. dia menginginkan Xhapire untuk menjadi miliknya"
Semua orang disana tersentak kaget, bahkan para petinggi langsung berbisik satu sama lain.
"Bagaimana mungkin? Haxane seorang laki-laki" bantah sang raja.
"Dia seorang homoseksual menjijikan ayah" kali ini Mingyu yang berbicara, dari raut wajahnya semua orang tau dia sedang geram menahan emosi sedari tadi.
"Dia memberi waktu hingga besok sore untuk memilih, menyerahkan Haxane atau kerajaan kita akan diserang"
Banyak para petinggi bergerak gelisah dikursi mereka, bahkan sang penasihat kerajaan nampak meremat tangan cemas.
Mereka semua tak perlu meragukan sekuat apa pasukan Black Pearl yang tak terkalahkan itu.
Black pearl sangat tangguh, bahkan hampir seluruh kerajaan yang mereka lewati berhasil mereka taklukkan, sangat mengerikan melawan kerajaan dengan kekuatan sebesar itu.Sedangkan kerajaan mereka? Meski sangat makmur kerajaan kecil ini tak akan bisa melawan Black Pearl, bisa-bisa semua rakyat tewas terbunuh.
"Kita akan melawan, tak akan kubiarkan raja itu mengambil Xhapire" sulut Jaehyun penuh emosi.
"Kita tidak bisa melakukan itu panglima, itu bisa berdampak sangat buruk untuk para rakyat" ucapan sang penasihat ada benarnya.
"Apa maksudmu? Kau ingin dia mengambil putra mahkota?!" Pekikan Mingyu membuat sang penasihat menundukkan kepala.
Sang raja mengangkat tangan ketika merasa ruang pertemuan menjadi sangat panas.
"Hentikan Mingyu, yang dikatakan penasihat benar, kita tak mungkin mengorbankan semua rakyat untuk keselamatan satu orang, meski dia pangeran mahkota kerajaan sekalipun"
"Yang mulia!" Jaehyun dan Mingyu berdiri serentak dari kursinya, menolak dengan keras keputusan yang sang raja ambil.
"Ini demi kebaikan kita, siapkan penyambutan yang mewah besok, dan pastikan Haxane tak meninggalkan kamarnya selangkah pun, jaga ketat area kamarnya, aku tak ingin sampai dia kabur" putus sang raja yang langsung ditindak lanjuti oleh para petinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ribs
FanfictionSi permata mungil milik kerajaan terpencil yang direnggut paksa oleh takdirnya. "dia milikku, dengan atau tanpa seizin kalian, aku akan tetap membawanya"