10

3.7K 498 44
                                    

Hexane terbangun tepat dibawah sebuah pohon rindang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hexane terbangun tepat dibawah sebuah pohon rindang.
Dia mendudukkan dirinya dengan reflek, memandang sekitarnya dengan mata bulatnya.

"Dimana ini?" Dia menatap bingung sekitar, kondisi disini masih malam hari, tapi cahaya bulan yang terang seolah membuat malam itu terasa bagai pagi.

Terakhir kali yang dia ingat, dia tertidur dipangkuan Jeno, lalu kenapa ia bisa bangun ditempat seperti ini?

"Huh? Apa itu danau?"

Dengan ragu Hexane mulai bangun, mendekati lokasi paling terang, dapat ia lihat dengan jelas pantulan rembulan tergambar pada air danau yang tenang dan terlihat begitu jernih.
Didalamnya terisi banyak ikan koi berwarna putih, sangat mirip dengan kolam kerajaan inti yang terdapat dihalaman utama Laguna biru.

Namun jika diperhatikan dengan saksama, pepohonan yang tumbuh disini juga tak kalah menakjubkan.

"Batang perak dan daun emas"

Hexane kembali dibuat terpana, satu-satunya pohon yang serupa hanya ada dilaguna biru, itupun hanya satu, tepat ditengah kolam persembahan tempat para ikan koi ajaib itu hidup.

"Apa aku sedang dilaguna biru sekarang?" Tanyanya entah pada siapa.

Suara gemericik air terdengar tak terlalu jauh dari tempat Hexane berdiri, Hexane yang penasaran kembali melangkahkan kakinya mencoba menemukan siapa pembuat suara gemericik air itu, meski tak ayal, dia sedikit takut.

"Jeno?!"

Sosok itu menoleh, Hexane menatapnya tak percaya, itu benar-benar Jeno, tapi kenapa penampilannya seperti itu? Dan lagi, apa itu dipunggungnya?

"Haechan"

Sosok itu tersenyum, sayap dibelakang punggungnya pun mengatup, dia bangkit dari posisinya yang tadi bersipu dipinggir danau, lalu menghampiri Hexane.

"Aku sudah lama menunggumu Haechan"

"Bagaimana kau tau nama kecilku?"

"Nama kecil? Apa yang kau bicarakan Haechan, aku tak mengerti"

Sosok mirip Jeno itu melangkah semakin mendekat, Haechan reflek memundurkan kakinya.

"Aku merindukanmu Haechan, sangat"

Sosok mirip Jeno itu terus melangkah maju, begitupun Hexane yang mulai ketakutan dan terus melangkah mundur.

"Si-siapa?" Tanyanya terbata

Sosok itu berhenti melangkah, lalu memandang Hexane dengan sendu.

My RibsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang