09- Talk pt.2

70 4 0
                                        

“Aku takut kamu marah,” cicit Lalisa.

“Aku kesalnya pada papa. Aku tidak kesal padamu.” Roseanne menjawab dengan kalimat dan nada suara yang lebih baik. Tidak ketus, tidak menyebalkan.

“Bagaimana perasaanmu?” tanya Lisa.

“Maksudku, saat pertama kali mengetahui kalau kita...”

Roseanne mengangguk. Memahami maksud dari pertanyaan Lalisa yang menggantung.

“Aku tidak tahu. Sedikit senang karena kamu saudaraku? Tapi sedikit marah juga. Tidak tahu kenapa. Selebihnya, aku kesal pada papa. Kamu juga anaknya. Kita memiliki hak yang sama, tapi papa hampir membuang mu-

“Papaku mengangkat ku. Menyayangiku dan membesarkan ku dengan baik. Kita tetap mendapat hak yang sama.” Lalisa memotong.

“Kita sudah bicara sekarang. Kamu tidak akan menjauhiku lagi?”

Roseanne menggeleng. “Kita bukan hanya sahabat sekarang. Kita betulan saudara!” ucapnya.

“Tapi, kalau kamu tidak kesal padaku, kenapa menjauhiku?”

“Tidak tahu. Kurasa, aku butuh waktu untuk terbiasa dengan fakta ini. Bagaimanapun, kamu adikku! Tapi selama ini, selain menjadi sahabat, kamu terkadang berlagak seperti kakakku, kadang juga seperti ibuku. Auh, ini aneh!”

“Aku juga akan merasa aneh kalau mengakui mu sebagai kakakku. Tidak biasa sekali rasanya. Aneh~!”

***

“Li, kamu stay di sini sampai mama dan papa pulang, ya?”

“Kenapa?”

“Aku ingin membuat papa mengakuimu di depanku dan mama.”

(almost) RUINEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang