Bagian 1

31 13 1
                                    

"kamu serius mau sekolah di sana?" Tanya pria paru baya yang duduk dengan setelan dinasnya sembari menatap serius seorang gadis yang duduk di sebrangnya.

Gadis itu mengangguk dan menatap pria paru baya tadi dengan mantap

Seorang wanita datang dan memberikan keduanya minuman agar suasana yang serius itu menjadi lebih santai, namun ternyata usahanya tidak berpengaruh apapun.

"kamu ada masalah di sekolah sebelumnya? Kenapa tiba-tiba mau sekolah di sana?" Tanya wanita itu penuh pengertian.

Sejenak gadis tadi terdiam sambil melihat jemari tanganya yang sedari tadi ia genggam. "aku mau sekolah di sekolah negeri bunda, sekolah biasa"

"tapi kenapa? Keputusan kamu pasti punya alasan kan selain karena kamu mau" desak pria tadi dengan nada suara yang sangat tenang.

"karena.. aku mau nyoba sesuatu yang baru, di sekolah yang lama kan temennya itu itu aja dari latar belakang keluarga yang sama juga, jadi aku mikir kalo aku harus punya banyak teman, selain nambah relasi aku juga mau punya banyak pengalaman yang baru" tutur sang gadis.

Kedua orang tua yang disebut ayah dan bunda oleh gadis tadi tampak berpikir sebelum menjawab perkataan anak semata wayangnya itu.

"apa ini karena Reza?"

"sekolahnya memang hasil rekomendasi dia, tapi alasan aku sekolah di sana bukan karena dia" ucap sang gadis yang tampak tenang menatap kedua orang tuanya.

"baiklah kalau begitu kamu boleh sekolah di sekolah negeri, tapi kamu harus janji sama ayah yaa, kamu akan jadi anak yang baik" Sang ayah tersenyum melihat anaknya.

Mendengar hal itu yang gadis tersenyum puas menatap ayah dan bundanya "makasih ayah dan bunda"

****

Sepatu hitam dipakaikan pada kakinya yang telah terpasang kaus kaki putih yang menutupi betisnya, rok abu itu sempurna bertengger di pinggangnya dengan sabuk hitam yang menghiasinya.

Rambut sebahu dan tas hitam lengkap dengan isinya juga telah digendongnya, hanya butuh sekali lagi bercermin untuk merapihkan dasi abu-abunya.

"Zelia! Ayo turun, sarapan!"

Yup, Zelia Leonar Wijaya namanya, anak dari pasangan psikolog terkenal Leonar dan Vina. Hari ini merupakan hari yang sangat penting karena ia akan mulai bersekolah, sekolah negeri, betul betul sekolah biasa.

Setelah kurang lebih 9 tahun bersekolah di sekolah swasta yang elit, dimana anak-anak rekan kerja kedua orang tuanya juga bersekolah disana, akhirnya Zelia dapat bersekolah di sekolah negeri.

Di sekolahnya yang lama, semua terlihat normal, teman-teman yang baik, guru yang ramah, dan lingkungan sekolah yang menyenangkan. Namun hal tersebut terjadi selama 9 tahun dan itu sangat membosankan bagi Zelia, ia harus keluar dari zona nyaman untuk menemukan sesuatu yang baru.

Dan saat ini lah waktu yang tepat untuknya keluar dari zona nyaman yang sangat membosankan itu, saatnya mencari hal yang baru dan memulai petualangan di masa remaja, SMA.

"selamat pagi bunda, ayah dan Pak Yus" ucap Zelia yang langsung duduk di meja makan bersama orang tua dan sopir pribadinya.

"selamat pagi nona" ucap Pak Yus, sopir pribadi keluarga ini dari 10 tahun yang lalu.

"wahh keliatannya semangat banget nih yang mau sekolah, udah rapi banget" ucap Leonar, ayah Zelia.

Zelia tersenyum sambil meminum susu yang telah disediakan di mejanya.

"harus semangat dong, kan hari ini hari pertama belajar di sekolah" ucap Vina, bunda Zelia, sambil menaruh nasi goreng yang baru dimasaknya.

Terdengar suara deru sepeda motor dari depan rumah, orang-orang rumah tampak biasa seperti sudah sangat tau siapa yang datang.

SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang