PART 31

2.6K 406 35
                                    




Aku up WISH Full For The last 😊

Biar yang gak dapat ebook gak penasaran amat2 🤣

Tapi untuk yang dapat, hustt! Diam-diam yah, 🥰🥰 jangan kasih tau endingnya 🤣

Dan aku mau bilang, Terimaksih banyak untuk semua pecinta WISH, semua rasa sayang kalian kasih buat WISH adalah penyemangat terbesar untuk aku🥰🥰🥰

Terimaksih sudah menemani WISH dari awal hingga akhir, Thanks so much. Aku bakl kangen banget sama kalian 😭

Gak rela WISH selesai tapi harus selesai😭😭😭

Sehat-sehat yah,

Sayang banyak-banyak😭😭



_


_



Pada kenyataannya aku tidak pernah memikirkan untuk mengganti dia menjadi yang lebih pantas, ingin mempertahankannya walau aku tahu menggenggamnya akan semakin sakit. Rasanya seperti menggenggam pecahan kaca, dan aku tahu itu konsekuensinya karena aku sudah memaksa untuk bertahan.

Ribuan kali aku ingin menyerah dan aku merasa semua yang aku lakukan hanya kebodohan belaka. Tapi bagaimana lagi, mungkin itu adalah caraku membiarkan rasaku pudar dengan sendirinya. Walau aku ragu, bisakah itu terjadi— karena saat ini, walau mulutku terus mengucapkan kata pisah, tetapi pada kenyataannya hatiku sedang berada dititik takut dirinya hilang.

Dengkuran halusnya terdengar, tangannya masih setia memelukku tanpa berniat melepaskan. Kepala Quand yang saat ini berada diantara perpotongan leherku terlihat nyaman, kakinya mengapit kakiku; memeluk seperti bantal guling.

Ini sudah hampir siang, tetapi Quand belum terbangun. Ponselku bergetar, dan saat aku ingin mengambilnya Quand tidak melepaskanku sedetikpun. Benar-benar sangat erat memeluk hingga pergerakanku terbatas. Sikap Quand menggambarkan bahwa dia takut aku pergi.

"Jangan pergi."

Aku menoleh saat suara seraknya terdengar. Aroma rambut Quand sangat menenangkan, begitu juga tubuhnya. Quand belum mandi, tadi malam dia langsung tertidur memelukku, dan anehnya aku suka aroma tubuhnya, wangi keringatnya, aku suka. Aku tidak tahu ini rinduku atau rindu bayi yang ada didalam perutku.

"Lepaskan dulu, ponselku bergetar— aku takut itu Jimin."

Bukannya melepaskan, Quand semakin memeluk. "Biarkan saja," jawabnya enteng masih dengan mata terpejam. "Nanti juga dia akan berhenti."

"Ini sudah siang Quand, kau harus pulang. Ini rumah Jimin."

Quand melonggarkan sedikit pelukan, kemudian mendongak menatapku— "lalu bagaimana denganmu? Tidak pulang bersamaku?"

Mataku mengerjap pelan, memaksa senyum kemudian memberikan satu kecupan lembut pada keningnya. "Tidak... aku akan disini. Kita berdua butuh waktu, harus terbiasa dengan semuanya."

"Terbiasa seperti apa lagi?" Suara Quand bergetar, "ingin menyiksaku lebih lama, begitu?"

Aku menggeleng lagi, tanganku kini beralih pada pipinya. "Terbiasa akan luka yang telah kita goreskan berdua. Quand, lukanya hanya sebentar, dan mungkin nanti semua akan kembali baik-baik saja. Kembali ke titik dasar antara kau dan aku."

'WISH' (E Book version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang