Part 1 - Upacara Bendera -

10 7 0
                                    

بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Happy Reading

***
Hari ini, cuaca terlihat begitu cerah. Awan berwarna biru ditemani dengan cahaya matahari menambah kesan indahnya langit. Semua murid SMA Darul Hidayah nampak berbaris rapi sedang memperhatikan seseorang di depan yang tak lain adalah Kepala Sekolah yang sedang menyampaikan amanat. Ya, hari ini ialah hari Senin, dimana setiap sekolah rutin melaksanakan kegiatan yang disebut dengan Upacara Bendera Merah Putih.

"... Baik, mungkin itu saja yang dapat Bapak sampaikan. Mohon maaf bila banyak salah. Sekian, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," tutur Pak Nano Hartono, selalu Kepala Sekolah SMA Darul Hidayah.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab semua murid.

Upacara terus berlangsung hingga selesai. Semua murid membubarkan diri untuk memasuki kelasnya masing-masing.

"Eh, kalian tau nggak? Katanya, hari ini Sekolah kita kedatangan murid baru loh!" ucap Latifah kepada kedua sahabatnya itu.

Latifah Kurnia Putri, orang yang sangat gemar usil dan sedikit bar-bar. Pecinta drakor dan pengagum cowok ganteng.

"Iya kah?" timpal Hasna menghentikan langkahnya.

Hasna Fatimah Azzahra, sahabat dari Latifah. Mempunyai kepribadian yang kadang lembut kadang juga bar-bar, orangnya tergantung bagaimana sang lawan bicara.

"Iya sih. Aku juga denger-denger ada murid baru gitu. Murid pindahan pula," Hilya ikut nimbrung.

Hilya Nurul Azkiya, sahabat dari Latifah dan juga Hasna. Hilya paling beda diantara Hasna dan Latifah. Gaya bicaranya saja menggunakan 'Aku-Kamu'. Orangnya baik dan sedikit tidak tegaan. Dirinya sering mengalah terhadap orang lain.

"Nah, iya bener," ucap Latifah yakin.

"Yaudah sih, cuma murid baru doang kan?" ucap Hasna tidak terlalu peduli dan melangkahkan kakinya kembali, diikuti oleh Latifah juga Hilya.

"Ih, ini tuh bukan sekedar murid baru tau!" kesal Latifah dengan terus berjalan.

"Terus?" Hilya menaikkan sebelah alisnya bingung. Begitupun dengan Hasna yang nampak heran dengan sahabatnya yang satu ini.

Latifah tersenyum manis memandangan kedua sahabatnya. "Dih, malah senyum," dengus Hasna.

"Hehe, santai-santai. Muka lo biasa aja dong Na," sewot Latifah.

"Lagian lo sih! Mau ngomong apaan emang?" desak Hasna tak sabaran.

"Sabar napa. Hilya aja santui perasaan," omel Latifah.

"Eh, kok malah gini sih. Udah jangan diperpanjang," lerai Hilya yang sejak tadi memperhatikan tingkah keduanya.

"Jadi, kamu mau bicara apa La tentang murid baru itu?" lanjut Hilya bertanya.

"Ciee, penasaran yaaa?" ledek Latifah.

"Fa, Lama-lama gue lem juga tuh mulut lo!" sumpah, saat ini Hasna sudah dibuat kesal setengah mati.

Latifah tertawa pelan, "Iya-iya, kali ini serius deh," Latifah menganggap tangannya membentuk huruf 'V'.

"Jadi, ternyata murid barunya itu---" Latifah sengaja menggantungkan kalimatnya, "Cowok, guys!" seru nya dengan mata yang berbinar. Berbeda dengan Hasna dan Hilya yang dibuat cengo dengan apa yang sahabatnya ucapkan.

"Dari tadi lama tuh, lo cuma ngomong gitu doang?" Hasna menatap Latifah dengan tatapan tidak percaya.

Latifah mengangguk dengan polosnya, "Iya," jawabnya.

Hasna menghembuskan nafasnya pelan, "Astaghfirullah, sumpah La, lo berhasil buat gue kesel setengah mati."

"Emang gue salah apaan, Hil?" tanyanya pada Hilya tang sedang tertawa pelan.

Hilya menoleh, "Hah? Nggak kok, kamu nggak salah apa-apa," Hilya menjawab dengan menahan tawanya.

"Udah ah. Kirain gue lo mau ngomong apaan," sebal Hasna. "Yuk Hil, kita ke kelas," ajak Hasna menarik tangan Hilya dan meninggalkan Latifah yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

Seakan tersadar, ia menoleh, "Eh, kok gue ditinggal sih! Tungguin woyy!" Latifah mengejar langkah sahabatnya itu yang sudah lumayan jauh dari pandangannya.

"Perasaan gue nggak salah ngomong kok. Kenapa si Hasna jadi kesel gitu. Padahal ya, bagus kan kalo ada siswa baru apalagi cowok, nanti bisa nambah generasi murid ganteng di SMA Darul Hidayah," gumam Latifah pelan.

"Duh, jadi penasaran kan siapa cowok itu. Gantengnya melebihi Lee Min Ho nggak ya?" tanyanya pada diri sendiri.

"Apaan sih gue, kok jadi ngawur sendiri. Gara-gara kebanyakan nonton drakor ini mah," Latifah menggelengkan kepalanya pelan dan melanjutkan langkahnya dengan sedikit cepat.

***

Sedangkan di tempat lain, tepatnya kelas 11 IPA 1. Semua murid yang ada dikelas sangat penasaran dengan sosok siswa pindahan tersebut. Ya, rumor tentang siswa baru atau siswa pindahan memang benar adanya.

"Baik, sebelum memulai pelajaran, bapak ingin memperkenalkan seseorang kepada kalian semua yang tak lain adalah teman baru kalian," ucap Pak Haris, guru mata pelajaran hari ini.

"Iyaa, Pak!"

"Silahkan masuk, Nak!" panggil Pak Haris.

"Assalamu'alaikum," ucapnya memasuki kelas.

Sontak semua mata memandang ke arahnya. Terlebih kamu hawa, mereka menatap ke arah depan dengan mata yang berbinar tak berkedip sama sekali.

***
Ciee di gantung, wkwk.

Si Latifah ngeselin ya. Polos-polos gimana gitu 😭🤣

Jangan lupa Vote sama Komen nyaa

Terimakasih sudah mampir🤗

See you next part :)

Ikhlas dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang