Part 3 - Kakak Kelas? -

6 5 0
                                    

بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

***

Happy Reading

***

"Sal, Suf, ke kantin yok!" ajak Raihan.

"Kuylah!" Faisal bangkit dari duduknya.

"Lo, Suf, Ikut?" tanya Faisal menaikkan sebelah alisnya.

"Kalian duluan saja. Nanti saya nyusul," ucap Yusuf.

"Lah, emangnya lo mau kemana?" heran Faisal.

"Saya mau ke Mushola dulu," jawab Yusuf kemudian bangkit dari duduknya.

"Ngapain?" tanya Faisal lagi.

Yusuf mengerutkan dahinya heran mendengar pertanyaan yang Faisal lontarkan. Sedangkan Raihan, dia memutar bola matanya jengah.

"Ck, ya mau shalatlah Faisal. Lo pikir ke Mushola mau ngapain? Dangdutan?" geram Raihan menjitak dahi Faisal.

"Aduh," Faisal meringis pelan, "Iya-iya. Nggak harus jitak dahi gue juga kali, Rai. Sakit nih!" protes Faisal sambil mengusap dahinya.

"Dih, lebay lo!" cibir Raihan. "Lagian, lo kalo mau nanya yang bener dikit napa."

"Iya-iya. Ampun dah bang jago," ucap Faisal sambil menyatukan kedua tangannya di depan dada, "Sensi amat perasaan," lanjutnya menggerutu pelan.

"Gue denger!" timpal Raihan.

Faisal menyengir kuda dan mengangkat tangannya 'V'

"Yaudah, kalo gitu gue sama Faisal duluan ya Suf," pamit Raihan yang langsung di angguki oleh Yusuf.

Raihan dan Faisal pun berjalan keluar dari kelas. Yusuf merapikan bukunya, kemudian dia juga berjalan keluar kelas.

"Duh, saya lupa nanya Raihan sama Faisal. Ini, Mushola di sebelah mana ya?" bingungnya.

Maklum murid baru, belum hafal betul letaknya.

Yusuf mengedarkan pandangannya, sampai netranya menangkap sekumpulan siswi yang sedang makan dan berbincang-bincang dengan teman yang lainnya. Ia melangkahkan kakinya menuju kumpulan itu.

"Assalamu'alaikum," ucap Yusuf ramah begitu sampai di kumpulan siswi tadi.

Mereka yang tadinya sedang asik berbincang, mengalihkan tatapannya pada Yusuf. Mulut mereka langsung menganga sedikit terbuka ketika melihat wajah Yusuf.

Ya, Yusuf memang memiliki paras wajah yang sangat tampan dengan kulitnya yang putih juga bersih. Alisnya yang tebal, menambah kadar ketampanannya menjadi berkali-kali lipat. Ah iya, tak lupa dengan lesung pipinya, yang membuat kaum hawa semakin meleleh dibuatnya. Makanya tak heran, waktu dirinya memasuki kelas untuk berkenalan, banyak bisikan-bisikan dari kaum hawa yang memujinya.

Yusuf mengernyitkan dahinya heran ketika salam yang dia ucapkan tak kunjung mendapat balasan. Malah, mendapat tatapan dari mereka semua.

Ikhlas dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang