Rana & Ray (End)

2.4K 128 2
                                    

Hai.... Ada yang nungguin lanjutan cerita Rana & Ray gak?

Here we go... 😊

"Mami kenapa nangis lagi?" Kimi memperhatikan wajah Kirana dengan tatapan sedih, "Kimi janji sekarang udah gak nakal lagi, jadi mami jangan sedih." Kirana mengangguk merasa terharu dengan semua tingkah anaknya.

"Mami, Kimi punya teman baru, itu dia... namanya Om Ray, Om Ray ini udah besar tapi masih suka nangis kaya Kimi makanya Kimi traktir kuenya mami, bolehkan mami?"

Kirana mengangguk menaggapi celotehan polos Kimi.

"Horeeee... Om jangan sedih lagi, karena Om udah Kimi traktir."

Dengan susah payah Rayden ingin menjawab, tapi sangat sulit, terlebih ia merasakan sesak luar biasa di dadanya, kalau saja dia bukan pria dewasa, ia ingin menangis meraung-raung disana, melihat Kirana, melihat Kimi yang ia yakin 100% kalau dia adalah darah dagingnya, anaknya.

"I..ya Om udah gak sedih lagi.... berkat Kimi."

Raydan mendekat ingin mengelus rambut cokelat gadis kecil dihadapannya namun ia melihat Kirana, meminta responnya, saat Kirana pelan-pelan mengangguk dengan tangan gemetar Raydan mengelus rambut Kimi, air matanya turun perlahan, persetan orang lain melihatnya sebagai pria cengeng, ia tak peduli, yang ia pedulikan sekarang adalah anaknya, belahan jiwanya.

"Kenapa Om nangis lagi?"

"Buru-buru Ray menyeka air matanya. "Ee..nggak kok, om cuma kelilipan."

"Kimi... Dengar, sekarang Kimi temui Mbak Oli, ganti dulu seragamnya, oke?"

"Siap mami......."

Lalu gadis kecil itu berlari menuju pintu "Kitchen Area".

Sepeninggal Kimi hanya ada hening dan canggung diantara mereka, Kirana yakin kalau Rayden sudah tau siapa Kimi, sudah ia katakan kalau mereka itu sangat mirip.

"Dia......"

"Bisa kita bicara... Tapi tidak disini."

***

"Ran.... "

"Dia... Kimi... Apakah dia anakku?"

Dengan gugup Raydan memanti jawaban dari Kirana.

Kirana akhirnya mengangguk, dan bertepatan dengan itu Ray kembali menangis kali ini meraung seperti yang ia bayangkan tadi, sungguh ia merasa bahagia, lega sekaligus sangat menyesal, ia telah membiarkan Rananya, Kimi hidup tanpa dirinya.

Kirana pun tak kuasa membendung air matanya, ia ikut menangis di hadapan Ray, mereka saling berpelukan, saling menguatkan.

"Maafin aku Ran, maafin aku..."

"Maaf... Maaf... Aku datang terlambat, malam itu..."

Malam itu ia sama sekali tidak membuka Hpnya, Hpnya tergeletak begitu saja di dalam tas, dia tidak tau kalau banyak panggilan tak terjawab dari Kirana yang sedang putus asa. Selapas bermain basket jelang tengah malam ia bermaksud untuk menghubungi Kirana sekedar mengucakan selamat tidur, namun begitu melihat banyak misscall dari Kirana dan mendapati nomor Kirana tak aktif, ia langsung panik dan khawatir, tanpi berfikir panjang ia langsung melesat menuju rumah Kirana, namun dia tak menyangka kalau sesampainya disana, pukulan dan kata-kata kasarlah yang ia dapatkan.

"Om... Kirana di mana Om, apa yang terjadi pada Kirana, saya perlu bertemu dia Om." Mohon Ray, namun ia malah diusir dengan kasar dari sana.

Hari-hari berikutnya iapun datang lagi, namun pengusiran yang samapun ia daptakan. Kirana masih tak dapat dihubungi dan tak ada satupun temannya yang tau keberadaanya.

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang