Noah & Aretha

2.6K 112 7
                                    

Serius ini random banget, udah lama ada di draft tapi karena lagi gabut aku upload deh tanpa edit-edit, jadi maaf kalo berantakan dan kalau endingnya gantung, kalau mau aku lanjutin komen aja, aku lanjutin kalau udah mood.

Thankyou 😘😘



"Hei apa lo udah liat anak baru yang rambutnya pirang itu?".

"Anak baru, memangnya boleh kalau rambutnya di warnai, eh atau itu memang rambut aslinya?"

"Gak tau juga sih, tapi gue lihat dia di ruang guru saat gue nganterin buku tugas dari Bu Indah dan dia itu cakep bangeeeet Re".

"Masa? Secakep itu sampe 'banget' lo panjang banget".

"Serius cakep, cute juga sih, kaya opa-opa kesukaan gue itu lho, atau gue ngefans ke dia aja kali ya secara dia kan ada di depan mata gitu".

"Ck ada-ada aja deh lo".

"Gue penasaran kira-kira dia masuk kelas mana ya, semoga aja masuk kelas kita, biar kegantengan cowok-cowok di kelas kita terupgrade biar gue betah diem di kelas dan semangat pergi sekolah".

Aku hanya bedecih tak heran melihat antusias Andin tiap liat cowok gantengan dikit, tapi aku di buat penasaran juga karena Andin jarang muji cowok pake 'ganteng banget' gitu.

Suara ribut-ribut di kelas tiba-tiba hening, digantikan dengan suara kasak kusuk anak-anak perempuan, juga sikutan Andin pada lenganku.

"Itu anak barunya, alhamdulilah dia masuk kelas kita". Ujarnya dengan luapan kegirangan yang tertahan.

Gak salah memang kalau Andin bilang dia itu 'ganteng bangeeet' dia ganteng, putih, manis dan terlihat sangat cute, aku rasa beberapa perempuan akan kalah cute dari pada dia, dan dia jangkung, matanya tajam, dan matanya berwarna abu-abu.

"Noah silahkan duduk di sana, di sebelah Bagas".

Sepanjang dia memperkenalkan diri tak pernah sedikitpun senyum tampak di wajahnya, dia terlihat cuek tapi tidak juga terlihat mengabaikan mungkin itu efek dari wajah cutenya, kecuali kalau dia menatapmu tajam, matanya terlihat dingin. Seperti saat ini dia yang sedang menatapku menuju kursi di sebelah Bagas yang sama persis juga di sebelahku, begitu dia duduk aroma colognya tercium kuat dalam indraku, membuat aku penasaran parfum apa yang dia pakai, yang pasti bukan parfum murah yang biasa ada dalam iklan-iklan TV, dan kalau di perhatikan lagi sepertinya semua yang dia kenakan juga bukan barang murah, pasti dia orang berada. Mudah-mudahan aja dia gak sombong dan arogan seperti orang-orang kaya kebanyakan, tapi walaupun demikian apa masalahnya?.

Ketika bel istirahat berbunyi nyaring, kelas kembali riuh terutama bangku sebelahku, anak-anak mencoba berkenalan dengan Noah termasuk Andin yang sudah melesat memperkenalkan diri dan ternyata Noah cukup baik menaggapi perkenalan mereka, yah ternyata dia bukan orang kaya yang sombong.

Kelas tenang kembali karena para penghuninya telah berburu makanan ke kantin hanya menyisakan sebagian orang disini.

"Kamu gak ngajakin aku kenalan?". Ternyata Noah sedang melihat ke arahku dengan sedikit senyum samar di wajahnya.

"Tadi masih rame". Jawabku apa adanya.

Dia menyodorkan tangannya kearahku. "Noah".

Aku menerima ulurannya. "Aretha".

"Kamu gak ke kantin?"

"Enggak, aku mau ke perpus dulu balikin buku". Jawabku sambil menumpuk buku yang akan ku kembalikan ke perpustakaan.

"Boleh aku ikut, jujur aku belum tau denah sekolah ini".

Aku melihat sekeliling mencari Bagas, dan ternyata dia sudah tak ada. 'Apaan dia kenapa gak ngajakin Noah ke kantin'.

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang