Kangen

4.1K 160 0
                                    

Pernah gak sih kalian bingung mau ngapain?
Misalnya kalian biasanya anteng nonton TV, anteng nonton drama, atau bisa berjam-jam baca novel favorite lalu tiba-tiba semua acara TV gak ada yang asik, genre novel favorit udah gak menarik lagi.

Sama seperti yang aku alami sekarang, dan penyebabnya adalah dia, Jev, Jeviar. Hanya seorang mantan yang tiba-tiba ngambil jurusan Publik Relation padahal dia udah ngambil jurusan hukum di kampus berbeda.

"Ta, tau nggak gue denger ada mahasiswa baru ganteng pake banget di jurusan kita".

"Siapa? Tau dari mana?".

"Gosipnya udah berhembus kenceng banget Ranita, makanya Grup chatnya dibaca, biar gak kudet!".

"Gue gak sempet baca, waktu gue abis buat ngerjain tugas dosen killer yang baru keluar kelas tadi, lagian buat apa sih lo masih kepo kalau ada cowok bening dikit, Ardan mau dikemanain Na".

Nana teman dekatku dikampus sejak masih Maba, punya pacar super baik dan pengertian seperti Ardan, gimana enggak Ardan bisa dengan sabar dengerin curhatan atau omelan Nana selama seharian penuh bahkan rela diseret kesana kemari dari satu toko ke toko lain di mall dengan senyum masih menghiasi wajahnya.

"Yee, gue ngasih tau ini bukan buat gue tapi buat elo Ta, biar elo gak jomblo lagi".

"Gak usah ikut campur dengan kejombloan gue, bukannya gue gak laku ya cuma emang belum ketemu yang bikin gue berdebar-debar aja".

"Makanya dicari bebeb, jangan ngamar aja kalau malam minggu tuh, ikut nongkrong bareng gue makanya, move on, move on susah banget ya lo move on dari mantan terindah lo itu".

Obrolan kami terhenti ketika dosen masuk ke dalam kelas, padahal aku sangat ingin membalas ocehannya.

Move on? Bukannya aku gak mau move on tapi memang aku belum nemu seseorang yang bisa bikin aku deg-degan lagi sepeeti saat dulu pertama kali aku bertemu-- ah sudahah ngapain aku inget-inget dia algi.

Aku sedang mencatat apa yang diterangkan dosen ketika ada yang mengetuk pintu kelas. Pikirku berani sekali dia datang terlambat di mata kuliahnya Mr.Rahman, tapi aku gak peduli siapapun itu sampai suara yang sangat familiar tapi sudah lama tak kudengar masuk dalam indra pendengaranku. Dan tanganku yang di senggol-senggol oleh Nana.

"Itu mahasiswa baru yang gue makdsud Ta, namanya Jeviar".

Kepalaku reflek melihat objek yang ada di depan, aku tercekat ketika matanya sedang menatap lurus ke arahku, tatapannya yang selalu membuatku tersesat dan ingin berlari ke arahnya. Waktu seakan berhenti begitu saja, saat mata kami saling mengunci hingga terdengar ucapan Mr. Rahman untuknya mencari tempat duduk.

Aku bisa melihat beberapa mahasiswi yang terlihat memperbaiki cara duduknya berharap kursi kosong disampingnya bisa diduduki oleh mahluk sempurna yang sedang berdiri tegap di depan kelas. Masih banyak tempat kosong di depan tapi dia melewatinya, ah kupikir dia hanya mencari tempat duduk yang ada disamping Rere--mahasiswi cantik di kelas kami-- tapi diapun melewatinya dan --oh my god jangan bilang dia mau duduk di kursi kosong-- dia duduk di kursi kosong sebelah kiriku.

Aku hanya diam membisu ditengah pacuan jantungku yang tak karuan --oh tuhan ternyata debaran jantung ini masih setia untuknya.

"Bernapas Ta". Dia berbisik di telinga kiriku yang membuatku reflek menoleh kearahnya dan dia sedang tersenyum sangat manis. Oh my god, bisa mati mendadak aku kalau cobaannya kaya gini.

"Pinjem pensil dong, lupa gak bawa".

"Niat belajar gak sih, masa alat tulis aja gak bawa". itu hanya gerutuan dalam hati tanpa bermaksud untuk mengatakannya depan dia. Tapi tanpa sadar aku mengucapkannya pelan, dan membuat dia menoleh dan tersenyum lagi --- dia senyum sodara-sodara--- belum lima menit aku sudah dua kali dapat senyum dari dia.

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang