Sagara ❤ Baby

1.9K 115 9
                                    


"Baby, gak apa-apa nih gue pulang duluan?"

"Iya gak apa-apa, gue mau nunggu bis di halte."

"Oke deh kalo udah nyampe rumah lo telepon gue, dan kalo sampe malem lo belum dapat bis juga lo pesen taksi aja, oke?"

"Sip."

"Dah Baby..."

Rena pulang duluan karena di jemput Iras pacarnya, biasanya kita berdua akan menunggu bisnya barengan karena memang kita jalannya searah.

Sayangnya juga sore ini turun hujan yang cukup lebat membuat halte ini terlihat sepi, kelas sore, hujan lebat aku yakin akan cukup sulit untuk mendapatkan kendaraan pulang.

"Huft... Semoga saja masih ada bis lewat." Gumamku sangat pelan.

Dan sekarang aku benar-benar sendiri di halte ini, orang terakhir yang menunggu bersamaku memlilih menyebrang membelah hujan, dan sekarang sudah pukul 17.20, langit lebih gelap dari waktu biasanya, dan hujan semakin deras.

"Kamu sendirian?"

Aku sungguh kaget mendengar suara bariton itu mengudara dari belakangku.

"Maaf, saya mengagetkanmu yah?"

"I..iya Pak, maaf saya gak lihat Bapak."

Aku ingat dia adalah salah satu dosen di fakultasku, tapi kelasku tidak ada yang kebagian diajar olehnya.

"Teman kamu mana?"

"Dia sudah pulang duluan."

Meskipun aku heran kenapa Pak Sagara bisa tau kabiasaanku yang suka kemana-kemana berdua bareng Rena dan dia hanya membalasnya dengan anggukan.

"Keberatan kalau saya merokok?" Tanyanya seraya memperlihatkan bungkus rokok yang dia kleuarkan dari balik jaket.

"Tidak Pak, silahkan."

"Sagara saja."

"Ap...apa?"

"Panggil saya Sagara saja Baby, kita tidak sedang berada di kampus lagi pula saya bukan dosen kamu, secara teknis saya tidak mengajar kamu."

'Gusti, mana mungkin aku hanya memanggilnya Sagara saja, bisa di penggal ini leher kalau ada yang denger' Aku hanya diam saja tidak mengiyakan.

Dia mulai menghisap rokoknya, jujur aku kaget banget kalau dosen kesayangan mahasiswi ini ternyata merokok, dari selentingan yang ku dengar dia termasuk dosen yang ramah tapi juga misterius.

"Kamu mau menunggu disini sampai kapan, Baby? Biasanya kalau hujan begini agak susah dapat kendaraan, sebaiknya kamu pesan taksi atau mau saya antar?"

"Hah?"

"Mobil saya ada disana." Dia menunjuk bengkel dekat kampus, "Bannya bocor sedang di perbaiki, kalau sudah selesai saya bisa antar kamu."

Akhirnya karena sudah satu jam aku menunggu dan tak ada bis yang lewat aku mengikuti ajakan Pak Sagara hanya sampai bis yang biasa ku tumpangi terlihat, nantinya aku akan naik bis. Lagipula aku tak tau rumah Pak Sagara dimana, bisa saja berlawanan arah dengan rumahku.

Tapi baru sepuluh menit perjalanan mobil Pak Sagara menepi di sebuah restoran, restoran yang tentu saja harganya sangat jauh untuk kantong mahasiswi sepertiku.

"Saya lapar, kita makan dulu." Ucapnya ketika mesin mobil mati dan dia bergegas keluar.

"Tapi...pak..." Ucapku tertelan kembali.

'Ya ampun ini gue harus turun apa nunggu aja sih, atau gue keluar aja nyari taksi, kenapa gak dari tadi coba.'

Tapi Pak Sagara sudah membuka pintu mobil sebelahku dan menyuruhku keluar.

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang