Miller 💛 Anin

6.5K 191 1
                                    

Hari itu pada tengah hari di hari Jumat terjadi kecelakaan beruntun di jalan utama dalam kota karena seorang pengemudi tak bertanggung jawab yang mengemudi dalam keadaan mabuk, tengah hari. Kecelakaan beruntun itu memiliki dampak sampai 500 meter dibelakangnya, sehingga seorang gadis yang sedang berjalan kaki tersenggol motor karena ngerem mendadak. Membuat siempunya motor buru-buru turun dan menghampiri gadis itu.

Terlihat gadis itu meringis sambil memegangi betisnya tapi tak lama dia langsung berdiri dengan sedikit tertatih.

"Kamu gak papa?".

Gadis itu berbalik dan menatap pria tersebut. "Gak papa ko, cuma lecet dikit". Jawabnya masih menyeimbangkan kakinya.

"Mau ke rumah sakit? Mungkin butuh penanganan lebih lanjut?".

"Its oke gak papa, lagian saya lagi buru-buru, tuh liat saya masih bisa jalan kan". Jawabnya sembari mencoba melangkahkan kakinya.

Namun pria dihadapannya masih terlihat khawatir.

"Saya duluan ya udah telat". Gadis itu masih meyakinkan pria dihadapannya kalau dia memang tidak apa-apa. Tapi kemudian pria itu mengentikan langkahnya.

"Tunggu, Saya Miller". Lalu dia membuka dompet dan mengeluarkan uang sebagai kompensasi yang langsung di tolak oleh gadis tersebut. "Oke, jika kamu menolak uang saya seenggaknya kamu pegang kartu nama saya kalau ada apa-apa sama kaki kamu, kamu bisa hubungi nomor yang tertera disana".

Tak mau urusannya makin lama gadis itu buru-buru mengambil kartu nama tersebut dan langsung berlalu pergi.

Miller membaca tulisan yang ada di punggung gadis tersebut lalu tersenyum miring.
'Universitas Garuda Bangsa'

---

"Rafael Aldern Miller, CEO R-Sport Company".
Gumam Anin membaca nama yang tertera disana.

"Wow, padahal kelihatannya masih sangat muda tapi udah jadi CEO".

"Serius masih muda?". Tanya Zeline teman Anin yang sedang menemaninya makan di kantin Fakultas Ekonomi.

"Ia kelihatannya usianya sekitar 26 atau 27 tahunan lah".

"Ganteng gak?".

"Banget". Jawab Anin sambil tertawa membuat Zellin makin penasaran. "Dan seperti yang tertera di kartu namanya kalau dia CEO R-Sport penampilannya sesuailah, dia tinggi dan badannya keliatan banget kalau dia rajin olahraga".

"Gak boleh dilewatkan dong Nin kalau yang boyfriend material gitu, lo minta tanggung jawab aja sama dia"

"Tanggung jawab gimana orang gue gak papa ko cuma lecet dikit pake plester juga sembuh". Jawab Anin sambil melirik betisnya yang sudah di pasangi plester.

"Tapi Nin gara-gara dia lo jadi gak bisa bimbingan sama Mr. Robert karena lo telat dan gantinya lo harus jadwal ulang bimbingan di akhir pekan which is yang harusnya lo pake buat tiduran".

Anin hanya mengendikan bahu menanggapi ucapan Zellin, mau gimana lagi udah kejadian, mau gak mau dia besok harus mengunjungi rumah Mr. Robert untuk bimbingan skripsi bab terakhirya.

---

Miller baru saja bangun dari tidurnya pukul 11 siang, seperti biasa kalau weekend dia akan menginap di rumah orangtuanya, kalau weekday dia akan berada di apartemennya. Begitu turun dia mendapati mamanya di dapur sedang menyiapkan makan siang.

"Mam". Miller menghampirinya lalu mencium kedua pipi mamanya.

"Baru bangun sayang, mau kopi?". Tanya mamanya yang sudah mengambil cangkir untuk Miller.

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang