MALAM PERTAMA

92 45 28
                                    

Happy reading🖤
22/12/21

🌼

Acara sudah selesai 2 jam yang lalu sekarang sudah pukul 02.00 pagi tapi Liora enggan menutup matanya padahal kantuk dan lelah sudah menghampirinya, seperti rasa itu kalah dengan perasaan tidak menyangka akan dirinya yang sudah menjadi istri seorang Aidan.

Posisi Liora yang menghadap langit langit kamar Aidan membuat mata Liora gatal, bagaimana tidak? disana terbentang bebas lukisan wajah tampan Aidan. Kata Liora Aidan itu dingin tapi enakeun, yah karakter itulah yang Liora tau dari seorang Aidan dan membuat Liora jatuh hati.

suara decitan pintu kamar mandi membuat Liora menatap kesana, ia tercengang kala sosok Aidan keluar bertelanjang dada memamerkan perut kotak kotaknya. Suaminya ini memang tampan dengan boxer dan rambutnya yang basah membuat Liora bertambah kagum

Sebenarnya Aidan geli dengan tatapan kagum Liora yang berlebihan tapi Aidan tidak menghiraukan. Ia ingin segera merebahkan diri dan tertidur pulas.

"Lo mau ngapain?" tanya Liora kaget ketika Aidan naik keatas kasur.

"Tidurlah, Lo kira gue mau gym?" Balas Aidan sedikit ngegas.

"Pake dulu baju lo!" perintah Liora tidak diindahkan oleh Aidan.

membuat Liora ingin menendang laki laki yang sudah tidur membelakangi nya itu. Miris! Liora tidak mau kalah, ia ikut membelakangi suami nya juga.

"Ihh, gue gak mau nikah sama cowok dingin! Hari pertama nikah aja omongan gue gak didenger, Ya Tuhan!" ungkapnya prustasi

"Kiara bohongin gue! katanya malam pertama ada hal yang menyenangkan, menyenangkan pa__"

Grap

Liora terkejut ternyata Aidan belum tidur dan sekarang memeluk Liora dari belakang.

"Tidur gak pake baju itu kebiasaan gue, Ra" Aidan semakin mengeratkan pelukannya.


"Y-ya udah lepasin!"

"Gini aja, gue nyaman"

Tanpa peduli kepada Liora yang meraung minta dilepaskan Aidan justru menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Liora. Hal selanjutnya Aidan menyelipkan tangannya dibalik baju milik Liora, mengelus pelan perut rata gadisnya itu. Ia tersenyum simpul ketika Liora tidak lagi memberontak.

Rona merah merangkak di pipi Liora. Ini enakeun tapi tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Aidan ternyata punya caranya tersendiri untuk membuat Liora tersipu.

"Aidan"

"Gue ngantuk"

"mata gue kelilipan" sontak Aidan mencari handphone nya menyalakan senter di benda pipih itu, "sini, ngadep gue!"

"Perih!" teriak Liora

"Shtt, suara lo ganggu!" Aidan menoyor kepala Liora.

Dengan telaten Aidan memeriksa mata Liora rupanya ada bulu mata jatuh disana. Ketika ingin mengambil Mulu mata Liora malah memejamkan matanya.

"Jangan di ambil mata gue!" Larang Liora mulai ngaur.

"Punya bini satu bego banget," maki Aidan mampu menohok hati Liora, rasanya sakit tapi tak berdarah.

"Sakitt ahh!" Lagi lagi Liora berteriak membuat Aidan bingung.

"Apanya?"

"Hati gue, gue gak bego!" beo Liora

Ck, "cepet buka mata lo!"

Setelah Liora membuka matanya
Aidan mengambil bulu mata itu dengan berbagai teknis dan__

"Yeay keluar!" Dengan bangga Aidan berteriak padahal itu bukan hal yang seharusnya ditanggapi seperti itu.

Tanpa mereka ketahui ada gerombolan ibu ibu dibalik pintu kamar Aidan. Vera ada disana ternyata, bahkan tubuh perempuan itu sudah menempel dengan pintu dan ibu ibu lainnya saling berdesakan.

"Anak muda jaman sekarang kuat kuat ya Ceu" celetuk ibu ibu dibelakang Vera

"Heeuh, gak ada cape nya."

"Baru juga akad."

"Bujang kamu kuat bener ya, teh."

Ibu ibu itu cekikikan ditengah malam seperti ini, tidak ada kerjaan. mereka pikir Aidan dan Liora sedang melakukan ritual pembuatan anak? cih dasar ibu ibu.

"Syuut! diem atuh gak kedengeran! itu anak saya lagi ngapain."

🌼

"Sesuai janji dan kesepakatan kita, tanda tangani dan cepat keluar dari rumah ini, Aidan!" perintah papah Adam tanpa basa basi.

Setelah sarapan bersama tadi Aidan dipanggil Adam untuk berhadapan dengannya. Ternyata papahnya ini tidak lupa dengan janji Aidan tiga tahun yang lalu padahal Aidan yang mengucap janji nya pun lupa. Lupa karna ia pikir hanya ucapan sebatas obrolan biasa tapi nyatanya ucapan yang benar menjadi janji.

Walaupun dengan perasaan ragu dan tidak percaya diri tangan Aidan tetap mencoret selembar kertas yang berisi perjanjian Aidan sendiri.

Lagi dan lagi Aidan harus terjebak dengan perjanjian konyol.

Adam tersenyum penuh kemenangan. Ia menepuk punggung Aidan, "Naiki anak tangga satu persatu," tutur Adam memberi pengertian kepada anaknya sebelum ia pergi dari ruang kerja pribadinya.

Aidan mengangguk mengerti, dengan lapang dada ia akan menjalankan semua perjalanan hidupnya dengan gadis yang sudah menjadi istrinya.

Bagaimanapun keadaannya nanti Aidan akan terus bersama Liora melewati semua lika liku perjalanan rumah tangga mereka.

🌼

Liora dibuat bingung sekaligus malu oleh ibu ibu yang melempari nya beribu ribu pertanyaan tidak jelas.

"Neng, yang mulai duluan siapa?"

"Awalnya pasti malu malu ya?"

"Kok teriaknya kenceng banget sih?"

"Berapa ronde kamu, Liora?"

"Aidan Kasar gak mainnya?"

Begitulah kira kira pertanyaan ibu ibu kurang topik.

"Semalem sakit banget ya?" tanya ibu ibu yang menggendong bayi.

Bingung harus menjawab apa Liora terpaksa mengangguk sebagai jawaban. Seketika ruang keluarga ramai oleh gelak tawa ibu ibu disana.

"Udah ah! Anak saya jadi malu malu nih," ujar Vera merangkul bahu Liora.

Perlakuan yang Vera berikan adalah hal yang tidak pernah Liora dapat kan dari sang bunda, Evi.

🌼

Cuman mau bilang jangan lupa vote and coment🌹

Semoga Klian jatuh cinta sama karakter yg gua buatt, yeee😍

See you next chapter 🙏

Aidan's LioraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang