Halo gaiss✋ aku saranin buat pembaca Aidan's Liora yang nanya "ini gimana si sikap tokohnya kok berubah berubah" mending baca ulang deh! Karna hari ini Sabtu, 25 Juni aku revisi bagian 3 sampai bagian inii.
🌼siang ini cuaca sangat panas tapi tidak begitu dengan keluarga besar Adam, mereka terlihat bahagia siang ini. sebagian dari mereka sudah pulang ke rumah masing masing sisanya memilih menginap lebih lama dikediaman Adam. Membahas make over, jam tangan brended, butik terkenal dan chef juna yang sering marah marah semua itu adalah topik para ibu diruang keluarga, para bapak berada didepan tv berlayar lebar yang menunjukan pertunjukan sepak bola disana.
sedangkan Liora berada dikamarnya ia baru saja menerima pesan dari Kiara bahwa hari ini mereka harus pergi ke Universitas impian mereka untuk mengikuti ujian SBMPTN.
Mandi adalah rutinitas yang harus Liora penuhi sebelum berpergian kemana pun. Setelah selesai mandi ia membuka lemari pakaian, memilih pakaian yang cocok lalu mengenakannya. semua pakaian Liora memang sudah dialih tempatkan ke rumah Aidan, pagi tadi pakaiannya diantarkan oleh pembantu di rumah lama Liora.
ditengah keasyikan berpoles nya Liora dikejutkan oleh suara decitan pintu. sosok Aidan muncul dari sana.
"Sekarang kita cari rumah," ujar Aidan dihadiahi gelengan dari Liora.
"Gak bisa, gue ada urusan."
"Ini lebih penting dari urusan lo!" Jawab laki laki yang sudah mendudukan diri di pinggir kasur.
Liora berdecih, agak menyebalkan berbicara dengan laki laki yang ia kira cuek ternyata menyebalkan ini. untung saja ini suaminya dan yang pasti tampan seperti Bright Vachirawit, "Lebih penting SBMPTN dari pada nyari rumah," balsnya tak kalah dingin
Aidan maupun Liora sama sama terdiam. Aidan mengerti, jika kuliah memang penting apalagi ini adalah Universitas impian Liora, Aidan tahu itu, karna pertama Aidan melihat Liora bukan di acara perjodohan minggu lalu tapi di lapangan Universitas tempat Aidan kuliah, waktu itu Liora bersama perempuan lebih pendek dari pada Liora, Mereka baru saja mengisi pendaftaran kuliah disana, Liora mengatakan bahwa Universitas ini adalah impian nya .
Liora yang tidak bisa berada ditengah kecanggungan ini akhirnya mengusulkan ide. "selesai urusan kampus kita langsung cari rumah, gimana?"
Aidan diam mempertimbangkan sampai akhirnya ia mengangguk.
"Gue tunggu, jangan keluyuran!"
"Siap, gue berangkat," pamitnya.
🌼
"Ki, gue takut gak lolos," adunya pada Kiara
Disini mereka, di depan gedung menjulang tinggi.
Kiara menggenggam tangan sahabatnya, "santai! Tuhan bakal nolong hamba-nya yang percaya sama dirinya sendiri, God with Us, Lo tau itu kan, Ra?"
"Tapi selalu ada rasa takut, Ki."
"Liora, Lo gak perlu risau! Jalanin apa yang ada di depan mata lo, ini yang gue gak suka dari lo! Selalu aja khawatir sama apa yang belom terjadi," ungkap Kiara tepat sasaran
Mental Liora benar benar ciut kali ini kala matanya melihat banyak calon mahasiswa yang memakai kacamata, asumsinya orang orang yang memakai kacamata adalah orang genius.
Kiara mengikuti arah pandang Liora, ia tersenyum simpul cukup paham dengan pikiran sahabatnya ini
"Mereka memang kelihatan genius, Ra, tapi kalo lo serius dan sungguh sungguh lo bisa senggol mereka."

KAMU SEDANG MEMBACA
Aidan's Liora
Non-Fiction⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA, AKANG JEUNG TETEH ⚠️ Dinikahi laki laki cuek merupakan bencana bagi Liora Gantari Boylie. sangat tidak satu frekuensi rasanya jika gadis hiperaktif bersanding dengan laki laki kaku. lelucon macam apa ini, Tuhan. Namun, siapa...