Part 3

1.2K 114 4
                                        

“Walaupun itu sebenarnya mimpi kedua.” Kata Will lagi. Nora menuruni anak tangga itu, mendekatkan jarak mereka.

“Lalu apa mimpimu yang pertama?” Tanya Nora.

“You’ll see. Aku akan segera mewujudkannya.” Kata Will. “Ngomong-ngomong, ini tidak sepertinya kau bangun jam segini. Aku berani bertaruh kau baru mandi.” Kata Will.

“Bagaimana kau tahu?” Kata Nora, smbil berjalan melewati Will. Will membalikkan badannya dan berjalan disamping Nora.

“Tatapanmu seperti orang yang baru bangun tidur, walaupun kau sudah mandi, tapi kau masih ngantuk. Itu kenapa kau hampir jatuh. Dan aku mencuim bau sabun.” Kata Will.

“Kau mengendusku?” Tanya Nora, menggoda Will.

“No” Suara Will agak meninggi. Nora menahan agar tidak tertawa. “Aku bukan anjing, Nora dan bukankah kau rasa lebih baik menciummu dari pada mengendusmu?” Kata Will. Dan kali ini Nora berdiam diri. Will tertawa. Nora bisa melihat tatapan kemenangan Will, Nora mendorong Will sekuat tenaga. Will memang hampir jatuh tapi tangan Will langsung secara refleks menarik tangan Nora. Punggung Will menabrak dinding, dan Nora menabrak dada Will. Tangan Nora berada di bahu Will, dan Will mengangkat tangannya seperti orangnya yang menyerahkan diri saat ditangkap.

“Well, aku tidak melihat hal ini akan terjadi. Menyerangku seperti itu, di lorong rumahmu yang kebetulan sedang sepi. Padahal kupikir biasanya laki-laki yang melakukan itu.” Kata Will.

“Aku tidak menyerangmu. Dan jaga pikiranmu dengan baik Will.” Nora menjauhkan diri dari Will.

“Sekarang pikiran siapa yang mengarah ke sana?” Kata Will.

“Will!” Teriak nora. Dan tiba-tiba, pintu di sebelah kanan Nora terbuka, ruang kerja ayahnya. Wajah Nora menegang, tapi untungnya yang keluar adalah Nana, sambil memegang cangkir kopi bekas ayahnya. “Apa semua baik-baik saja, Miss?”

“Ya, semua baik-baik saja, kalau Will tidak datang.” Kata Nora. Will menyeringai.

“Kalau saja aku tidak datang, kau akan mencium lantai itu, dan bibirmu mungkin akan rata dengan wajahmu. Kalau kejadiannya begitu, aku tidak bisa menciummu yang artinya mimpiku tidak akan terwujud.” Kata Will.

Butuh sedetik dua detik bagi Nora untuk memahami apa yang di bicarakan Will. Tapi Nana mengetahui hal itu langsung berjalan meninggalkan mereka. Nora tersadar, dan langsung berjalan cepat ke ruang keluarga. Will berjalan di belakangnya.

Nana sudah mempersiapkan sarapan untuk Nora dan Will.  Nora hanya langsung makan saja, sedangkan hanya duduk dan melihat Nora.

“Kau tidak menyentuh makananmu.” Kata Nora.

“Aku tidak datang kesini untuk makan, aku ingin memastikan sekali lagi kau akan benar-benar datang nanti malam.” Kata Will.

“Aku akan datang” Kata Nora. “Kalau aku ada baju untuk dipakai kesana.” Lanjutnya.

“Kalau bisa pakailah sesuatu yang putih.” Kata Will.

“Kenapa?”

“Karena aku akan memakai jas hitam, dan kau cocok dengan warna putih.” Kata Will

“Bukannya warna seperti itu membuat kita seperti pengantin? Maksudku itu hitam putih.” Kata Nora.

Dan tentu saja Will langsung tersenyum, “Bukankah begitu lebih baik? Ah, mungkin aku harus langsung mempersiapkan cincin juga.”

London : First Kiss (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang