Part 4

1.1K 100 14
                                    

Nora memutar matanya, ini sikap Will. Memang seperti ini. "Aku serius Will, lagian kurasa aku tidak punya yang warna putih." Kata Nora.

"Kalau begitu pakai sesuatu yang merah." Kata Will.

"Kenapa merah?" Satu-satunya pakaian Nora yang bagus dan berwarna merah hanya gaun yang dibelikan ibunya dulu. Nora sudah menolak untuk memakainya saat Nana menawarkan, dan sama sekali tidak berencana untuk memakainya sampai kapanpun.

"Merah membuatmu tampak mempesona." Kata Will. Nora baru saja akan menjawab Will, saat Will berdiri dan berkata, "Yah, aku mau bilang itu saja. Ayahku menyuruhku membantu memberikan sentuhan terakhir pada dekorasi rumah."

"Kukira, rumahmu sudah lama di dekorasi" Kata Nora

"Memang, tapi butuh seorang Will untuk membuatnya sempurna." Kata Will.

"Lagi, kau terlalu-" Kalimat Nora terpotong oleh suara Will. "Percaya diri." Kata Will. Lalu dia tersenyum, dan membungkukkan badannya ke arah Nora, dan mendekatkan wajahnya. Nora secara refleks langsung memundurkan kepalanya. "Apa kau sudah mendapat petunjuk? Tentang mimpi pertamaku itu."

"Sepertinya, ya." Kata Nora

"Kalau begitu aku harap kau tidak akan menghindar." Kata Will dengan senyum menantang dan bagi Nora bisa dikatakan menggodan dan memikat disaat yang bersamaan.

Will berdiri tegak, lalu berjalan keluar. "Apa kau tidak akan menyuruhku untuk berdandan yang cantik atau apapun? Sepertinya setiap laki-laki pasti mengatakan hal itu." Kata Nora tanpa melihat kearah Will.

"Tidak, aku lebih  suka melihatmu seperti ini, bagaimana caramu membuat sesuatu yang sudah teramat cantik menjadi lebih cantik?" Kata Will, lalu keluar dari rumah Nora. ­­­

----

Will masuk kerumahnya, siap untuk memberikan bantuan apapun yang dibutuhkan Thomas atau ayahnya. Walaupun sepertinya semuanya sudah sempurna untuk nanti malam, Thomas tetap saja merasa ada yang kurang.

"Thomas, periksa kembali siapa tamu-tamu yang sudah pasti datang. Aku tidak ingin makanannya tidak cukup atau berlebihan." Kata Mr.Herondale.

"Apa yang bisa kubantu?" Kata Will.

"Will, Dad kira kau sedang berada dirumah Nora. Well, kau bisa membantu Thomas." Kata ayahyna.

Will pergi berasma Thomas. Mereka memeriksa daftar tamu dan persiapan makanan. Will juga sudah melukis di beberapa bagian dinding, yang katanya sangat luar biasa. Sekali lagi mereka mengatur tata letak ruangan itu. Dan Will sendiri juga sudah mempersiapkan kejutan untuk Nora. Seharian itu Will terus senyum-senyum memikirkan bagaimana reaksi Nora nanti. Thomas menyadari hal itu, namun saat seseorang sedang diselimuti cinta seperti ini apa yang bisa dilakukannya?

"Will, apa pipimu tidak sakit?"

"Tidak, kenapa kau bertanya Thomas?"

"Aku bisa lihat dari tadi kau terus senyum-senyum. Dan aku sarankan, ah.. tidak..aku tidak menyarankan. Aku menasihatimu, sebaiknya kau berhenti senyum seperti itu nanti malam, kalau tidak mau di keroyok oleh anak-anak perempuan dari teman-teman ayahmu." Kata Thomas.

"Kenapa mereka harus melakukan itu? Tidak ada salahnya dengna tersenyum."

"Harus diakui tampangmu memang bisa membuat perempuan manapun jatuh hati dalam hitungan detik." Kata Thomas. Dan mulut Will membentuk kata 'ah' seolah dia mengerti apa yang dimaksudkan Thomas.

"Tidak ada satupun perempuan yang akan jatuh hati padaku karena pesonaku atau semacamnya. Aku tidak akan menunjukkan itu kepada mereka." Kata Will.

"Ya, sebaiknya tidak. " Kata Thomas.

"Kurasa cukup beres-beresnya, aku mau siap-siap." Kata Will.

---

Nora masih berendam di bath tub, matanya terpenjam. Dia masih belum menutuskan apa dia benar-benar akan memakai gaun bewarna merah itu. Karena apapun yang terjadi saat dia melihat dirinya sendiri dalam balutan kain merah itu, yang bisa dia lihat hanya kesedihan yang mendalam pada dirinya. Dan ia tidak tahu apa  yang akan terjadi kalau seandainya dia memakai gaun merah itu.  Mungkin dia akan menangis mendadak dan semua orang akan bingung dan menganggapnya aneh atau mungkin dia akan lupa pada semua kesedihan itu dan membiarkan dirinya meleleh di pelukan Will.

Nora melihat kearah jam, setidakanya dia masih punya satu setengah jam sebelum acara di rumah Will. Lalu Nora kembali menutup matanya. Hampir saja dia tetidur kalau bukan karena Nana tiba-tiba masuk. Dan sekarang Nora hanya berbalut jubah mandi, pintu lemari bajunya terbuka lebar. Dan benar tidak ada gaun putih. Dan semua gaun lainnya rasanya hanya tidak cocok.

Kuatkan dirimu Nora, hal itu sudah berlalu. Itu hanya masa lalu. Tidak ada salahnya memakai gaun itu Kata Nora pada dirinya sendiri. Nora menarik nafas lalu menghembuskannya. Saatnya untuk bersiap.

---

Nora berjalan berdampingan dengan ayahnya, Nana berjalan di belakang Nora. Thomas menyambut mereka dengan senyuman dan menawarkan mereka minuman. Setelah itu Mr. Herondale sibuk berbincang dengan ayahnya Nora. Jadi Nora hanya di dampingi Nana. Nora melihat ke seluruh ruangan itu, tapi dia tidak bisa menemukan Will.

"Nana, kenapa kau tidak berbincang dengan Thomas?" Kata Nora.

"Dan bagaimana dengan Miss?" Tanya Nana.

"Aku baik-baik saja Nana, nikmati pesta ini." Kata Nora. Nana mengangguk lalu mendekati  Thomas, mereka berbincang, lalu Nora bisa melihat Nana berdansa dengan Thomas. Sesuatu menyentuh bahu Nora, berharap itu adalah Will, Nora membalikkan badannya. Tapi itu bukan Will.

London : First Kiss (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang