7. Tujuhh

0 0 0
                                    

Sayang kalian banyak²

Happy Reading<3

Ghea menatap tak minat pada deretan buku yang tertata rapih di rak buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. Dirinya di minta untuk membereskan buku buku tersebut guna menjalankan hukuman dari pak Agus.

"Ogah banget gue beresin nih buku buku pelajaran. Mending mah buku novel sih ngga papa" ujarnya ogah ogahan ketika melihat buku buku yang amat sangat membosankan.

Ghea menjelajahi satu persatu buku tersebut. Pandangannya tertuju pada sebuah buku yang dirasanya cukup menarik, Ghea menarik buku tersebut.

Dan saat Ghea mengambil buku itu. Ia dikejutkan dengan keberadaan seorang pria dari sebrang rak buku di sebelah sana dan menampakan wajah pria itu.

"HUAA ANJING KAGET." Teriaknya ketika melihat wajah pria yang sepertinya juga sedang mengambil buku. Pria itu bersikap santai sembari menatap cuek ke arah Ghea.

"Berisik!" Tegurnya ketika mendengar teriakan melengking dari Ghea. Ghea mengelus dadanya yang berdegub kencang karena kaget.

"Gue kaget gara gara lo setann!" Ujar Gadis itu dengan kesal, pria itu adalah deren si ketua osisi yang tampan dan cool. Deren di minta bu diar untuk mengambil buku yang tertinggal di perpustakaan.

"Ganteng kok di bilang setan." Sahut deren menyombongkan diri. Ghea memutar bola matanya malas "Ganteng dari sisi mananya coba?"

"Orang ganteng, dari sisi manapun tetap ganteng" Ujar Deren penuh percaya diri, Namun tetap tidak meninggalkan kesan coolnya.

Ghea menatap tidak suka pada pria di depannya
"Lo itu orang paling kepedean se Indonesia raya!" Sindir gadis itu pada Deren.

"Jelas. Karna itu fakta." Sahut Deren tidak mau kalah. Ghea pun sama tidak mau kalahnya "Itu fitnah! bukan fakta."

Ghea beralih menuju tempat duduk yang tersedia di perpustakaan itu, ia lebih memilih melanjutkan untuk baca buku dari pada harus debat dengan Deren. Dia mendudukan dirinya di salah satu kursi dan mulai membaca buku yang sempat ia ambil tadi.

Baru dirinya akan membaca buku dengan tenang. Tiba tiba pria bernama Deren itu ikut duduk di hadapannya. Dan membuat Ghea tidak fokus membaca. Sepertinya Deren lupa akan untuk apa dirinya ke ruangan ini.

"Ngapain sih lo ngikutin gue?" Tanyanya terlihat kesal pada Deren. Pria itu membuang nafas berat, lalu menatap ke arah Ghea "Ngikutin lo?"

"Iya. Lo ngikutin gue!" Tegas Ghea dengan tatapan sinis pada Deren. Sedangkan Pria yang ditatapnya hanya memasang wajah datar tidak peduli "Ini tempat umum."

"TERSERAH LO!"

Ghea heran kenapa bisa dirinya bertemu lagi dengan pria ini. Pria yang sok kenal, sok asik, sok akrab. Eh kebalik Ga sih?

Lalu gadis itu memilih untuk pergi dari perpustakaan. Namun ia heran ketika melihat sekeliling ruangan itu tidak ada lagi murid selain dirinya dan Deren.

Ghea langsung berlari menuju pintu perpustakaan guna keluar dari ruangan itu. Namun saat ia menggapai Handle pintu dan mencoba membuka, pintu itu tidak bisa terbuka.

Sepertinya ada yang mengunci pintu itu Dari luar. Ghea saat ini panik, terlebih lagi dirinya hanya sedang bersama Deren di ruangan ini.

"WOY BUKAIN PINTUNYA!" Teriak Ghea agar siapapun yang ada di luar membukakan pintu. Deren yang mendengar teriakan Ghea pun berlalu menyusul gadis itu.

"Kanapa?" Tanya Deren Saat sudah di hadapannya Ghea. Gadis itu saat ini terlihat panik. "Ke kunci."

Deren ikut meraih handle pintu, dan benar memang pintu itu terkunci. Deren mencoba membuka pintu itu tetapi tidak bisa. "Pakk Buka pintunya" teriak Deren pada penjaga perpustakaan. Pasalnya tadi ada penjaga yang berjaga di Depan.

Deren mencoba mendobrak pintu itu tetapi susah, karena kuncinya sangat kuat sekali.

"Lakik doang. Dobrak pintu ngga bisa"

"Susah bego!"

Akhirnya setelah susah payah membuka pintu dan tetap tidak bisa, Deren menyerah. Ia mendudukan dirinya di samping pintu. Pria itu merogoh sakunya Guna mengambil ponsel miliknya.

Ia segera menelpon teman temannya untuk datang dan membukakan pintu. Namun belum sempat ia menelpon benda pipih di tangannya itu tiba tiba Mati.

Deren menepuk dahinya, ia lupa bahwa hari ini belum mengisi daya batrai ponselnya. Kenapa ponsel itu mati di saat keadaan seperti ini?

"Lo bawa Handphone?" Tanya Deren pada gadis yang sedang berdiri tegap di hadapannya. Ghea hanya menggeleng sebagi jawaban. Ia juga lupa membawanya. ponsel itu tertinggal di kelas.

Deren menghela nafas pasrah, saat ini jalan satu satunya adalah menunggu sampai ada yang membukakan pintu.

Ghea ikut duduk di samping Deren, tapi sedikit berjarak. Ia saat ini merasa bingung harus apa. Ghea takut di ruangan ini hanya bersama pria yang belum terlalu ia kenal.

Ghea sekilas menatap Deren, Namun saat Deren
menatapnya balik ia langsung membuang muka.

"Kenapa lo?" Tanya Deren yang menyadari Bahwa gadis di depannya ini bersikap aneh. Ghea hanya menggeleng kaku.

"Tenang. Gue ngga bakal apa Apain lo." Ujar Deren mencoba membuat Ghea tidak salah pandang pada dirinya. Ghea hanya diam tidak membalas ucapan Deren.

Saat ini di sekitar perpustakaan sangat sepi, Karena masih jam pelajaran. Jadi tidak ada yang keluar kelas terkecuali kepentingan mendadak.

Terjadi keheningan beberapa saat.

Ghea meremas kepalanya yang tiba tiba terasa sakit. Dan dadanya yang sesak, ia mengambil nafas dalam dalam lalu menghembusakannya perlahan berharap rasa sakit di dadanya berkurang.

Namun Ia salah, saat ini malah dada dan kepalanya terasa begitu sakit. ia meraih kantong bajunya guna mengambil obat antisipasi yang selalu ia bawa. Sialnya saat ia mencari obat itu tidak di temukan juga, Sepertinya obat miliknya tertinggal di tas.

Ghea mendongak karena rasa sakit terus menyerang tubuhnya. Deren menatap ke arah gadis di sampingnya, gadis itu terlihat sedang kesakitan memegangi kepalanya.

Deren mendekat ke arah Ghea "kenapa?" Tanyanya pada gadis itu.

Ghea hanya meringis kesakitan tanpa menjawab pertanyaan Deren. Deren di situ ikut terlihat panik.
" sakit?" Tanya Deren sembari ikut memegangi kepala Ghea.

Ghea hanya mengangguk mengiyakan. Tangannya terus meremas kuat kepala yang terasa sangat sakit.

Deren mencoba meraih dahi Ghea. tidak, tubuh gadis itu tidak demam. Sepertinya ini penyakit Ghea yang kambuh.

"Shh" Ghea merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubunya, terlebih lagi di dadanya yang terasa sangat sesak.

'Terkadang sesuatu yang Kita inginkan, belum tentu Kita dapatkan'

TBC.

Next? Vote.

Sorry Kalo aneh.

Ingatkan bila typo bersebaran

ALDEGHEAWhere stories live. Discover now