8.delapann

0 0 0
                                    

Happy Reading<3

...👅...

Deren mengusapkan minyak angin yang selalu ia bawa, ke dahi Ghea. Gadis itu masih merasakan sakit di kepalanya, Deren memijit kepala Ghea perlahan guna mengurangi rasa sakit.

"Akhh sa-- kit" Keluh Ghea ketika kepalanya terasa seperti terbelah dua. Deren merangkul pundak Ghea dan menyandarkan kepala gadis itu di dada bidangnya.

Saat ini Deren tidak memepedulikan posisi mereka, untuk orang yang belum kenal terlalu dalam. Dia merasa tidak tega ketika melihat Ghea yang mengeluh kesakitan.

"Masih sakit?" Tanya Deren yang tanpa Sadar terlihat khawatir. Ghea mengangguk "Banget" gadis itu berkata parau.

Gadis itu memejamkan matanya menahan rasa sakit. Dia tanpa Sadar menenggelamkan wajahnya di dada milik deren, dan itu sukses membuat Deren sedikit gugup.

Deren melingkarkan lengan kirinya di pinggang milik Ghea dengan kaku.

***

Siang ini kelas XII IPA 1 sedang di isi pelajaran biologi yang di ajar oleh bu diar.

Wanita itu terlihat sedang menunggu seseorang di ambang pintu. Ya, dia menunggu Deren. Bu diar sempat memerintahkan Deren untuk mengambil bukunya yang tertinggal di perpustakaan.

Namun sampai saat ini Anak itu belum juga kembali. Bu diar melangkah dan menghampiri meja salah satu muridnya.

"Aldo. Kamu tolong susulin Deren ya" perintah  bu diar kepada Aldo, sahabat Deren. Aldo mengangguk lalu segera melangkah menuju perpustakaan guna menjalankan perintah Dari bu diar.

Ghea menerjap nerjapkan matanya. Ia merasakan ada sesuatu yang menempel di pinggangnya. Ternyata itu adalah tangan deren yang melingakar di pinggangnya. Pria itu ikut tertidur sama seperti Ghea.

Tadi setelah Deren memijat kepala Ghea, ternyata gadis itu tertidur saking nyamannya. Dan Deren pun ikut tertidur karena tidak tahu harus apa saat sedang terkunci di perpustakaan.

Saat ini keadaan Ghea sudah lebih membaik Dari sebelumnya. Kepalanya sudah tidak terasa sakit lagi, Kini hanya dadanya yang masih terasa sedikit sesak.

Ghea menahan nafasnya saat nafas Deren terasa di lehernya. Ya, saat mereka tidur tanpa Sadar Deren yang beralih menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Ghea.

Ghea mencoba membangunkan pria itu, tetapi tetap tidak bangun juga. "Woy bangun!" Ghea menggoyang goyangkan lengannya Deren, berharap pria itu bangun.

Bukannya bangun, Deren malah semakin mendusel pada leher Ghea. Dan itu membuat Ghea semakin gerogi.

"BANGUNNN!" Teriak Ghea tepat di telinga Deren. Pria itu akhirnya terbangun dari tidurnya, kepalanya langsung bangkit dari posisi semula.

"Apa sih? Berisik lo!" Deren terlihat kesal karena gadis di hadapannya ini membuatnya terkejut hingga akhirnya terbangun.

"Dasar kang modus!"

"Siapa?"

"Lo."

"Lo Kali."

"Lo!"

Perdebatan mereka akhirnya berhenti ketika mendengar suara langkah seseorang. Mereka langsung bangkit dari duduknya, Dan mengetuk pintu sekeras mungkin.

"TOLONG BUKAIN DONG!"

"Siapapun yang di luar tolong bukain pintunya."

Aldo menghentikan langkahnya saat mendengar suara yang ia kenal. itu adalah suara Deren, ya tak Salah lagi. Itu adalah suara seorang yang ia Cari.

Ia segera mengecek ke arah pintu perpustakaan
"Deren! Lo di dalem?" Tanyanya memeriksa Apakah itu benar Deren?

"Iyaa! Bukain pintunya, Gue ke kunci di dalem."

Aldo mencoba mendobrak pintu itu namun tidak bisa, pintu itu di kunci kuat. Hingga susah di Buka.

"Bentar, Gue Cari kunci dulu!" Setelah mengatakan itu Aldo bergegas mencari pak mamat/ penjaga perpustakaan.

Sudah satu menit ia berkeliling mencari pak mamat Namun tidak ia temukan juga, dia sudah bertanya kepada penjaga ruangan lainya. Tetapi mereka tidak mengetahui keberadaan Pak mamat.

Ada Satu tempat yang belum ia kunjungi. Toilet sekolah, ia lupa mencari pak mamat di tempat itu. Aldo langsung berlari menuju toilet.

Saat sudah sampai di toilet, ia akhirnya menemukan Pak mamat. "Pak, Dari mana Aja sih?"

"Saya abis BAB mas, tadi Saya makan soto Pedes Banget. Eh saya mules ngga berhenti berhenti" Jelas Pak mamat.

" Kenapa pintu perpustakaan di kunci Pak?" Tanya Aldo pada pria paruh baya itu.

"Ngga ada yang gantiin Saya jaga perpustakaan mas, jadinya Saya kunci Aja. Saya tadinya di Warung mas Makan soto, tapi tiba tiba Perut Saya mules jadinya lama deh."

"Ya udah kunci nya sekarang mana? Temen Saya ke kunci di perpustakaan."

Setelah Aldo mengambil kuncinya, akhirnya Deren dan Ghea bisa keluar dari dalam perpustakaan.

***

Deren terkekeh kecil saat mengingat wajah ketakutan milik Ghea tadi siang. Menurutnya walaupun sedang ketakutan wajah gadis itu tetap terlihat lucu.

Deren menggelengkan kepalanya. Membuang jauh jauh fikirannya yang terus memikirkan Ghea. Baru setengah hari terkunci bersama Ghea sudah membuat otaknya terus memikirkan gadis itu.

Saat ini Deren sedang berkumpul bersama teman temannya di cafe Delic, cafe tempat biasa mereka kumpul.

"Der!" Kesal Aldo lantaran temannya yang satu ini tidak mendengarkannya berbicara. Deren malah asyik bengong.

Deren tersentak kaget "Apaan sih?" Tanyanya kesal. Aldo terlihat misuh misuh saat Deren tidak menggubris pertanyaannya.

"Gue tanya malah bengong!"

"Tanya apaan?"

"Loo --ngga ngapain ngapain Ghea kan waktu ke kunci?" Tanya Aldo ambigu sembari terkik geli.

Deren menoyolkan Kepala temannya yang berfikiran aneh aneh. "Nggak lah Gila!"

"Oooh kirain wkwk."

...👅...

                                        To Be Continue.

Suka? Vote and Comment.

Lanjut nggak cerita ini?

See you.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 17, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ALDEGHEAWhere stories live. Discover now