CHAPTER 01

3K 310 51
                                    

📍 Seoul, Korea Selatan.

Jeno menghisap asap dari sebatang rokok yang ia apit di antara jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya, kemudian menyemburkan asap itu ke udara, begitu seterusnya sampai tak terasa kalau ia telah menghabiskan sebanyak dua batang rokok.

Jeno menghisap asap dari sebatang rokok yang ia apit di antara jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya, kemudian menyemburkan asap itu ke udara, begitu seterusnya sampai tak terasa kalau ia telah menghabiskan sebanyak dua batang rokok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi bagaimana? Kau akan menerima perjodohan itu?"

Atensi Jeno yang semula tertuju pada hiruk-pikuk jalanan kota malam yang tampak tak pernah sepi beralih menoleh pada pria di sampingnya yang juga tengah menikmati sebatang rokok, Haechan.

Atensi Jeno yang semula tertuju pada hiruk-pikuk jalanan kota malam yang tampak tak pernah sepi beralih menoleh pada pria di sampingnya yang juga tengah menikmati sebatang rokok, Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hanya untuk satu tahun. Kau tahu? Sialnya kedua orangtuaku ternyata masih mempercayai takhayul bodoh itu, benar-benar sangat konyol bukan? Dan ya, masih dengan wanita yang sama." Sahut Jeno, entah mengapa setiap membahas sesuatu yang ada kaitannya dengan wanita itu Jeno selalu merasa mendidih.

Haechan terkekeh pelan dan mengalihkan wajahnya dari Jeno, "Setidaknya dengan cara itu orang-orang akan berhenti berpikir kalau kau memiliki hubungan terlarang dengan sahabatmu sendiri, citra Jaemin sebagai seorang pria sejati sudah cukup ternodai selama ini. Aku kasihan padanya." Ujar Haechan.

Setelah merasa cukup puas menikmati rokok, Jeno pun melempar puntung rokok terakhir di tangannya ke bawah lalu menginjak-injaknya, seolah melampiaskan amarahnya pada puntung rokok itu. "Lebih baik aku di cap oleh orang-orang sebagai penyuka sesama jenis daripada harus menikah dengannya, dia benar-benar wanita ular. Licik." Sahut Jeno lantas kembali berbalik dan menatap hiruk-pikuk jalanan kota dari tempat ia berdiri, atap gedung.

Setelah menyemburkan asap rokok ke udara, Haechan kembali menatap punggung Jeno. "Tapi wanita yang sangat menyebalkan dulu itu sekarang telah tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik. Sial, aku saja sampai hampir tidak bisa mengenalinya saat kita berada di Taiwan hari itu."

Tawa Jeno pecah saat mendengar kata 'cantik' keluar dari mulut Haechan, "Kau sebut dia cantik sebelum tahu yang sebenarnya." Balas Jeno berusaha menyudahi tawanya.

"Ini malam reuni SMA angkatan kita ngomong-ngomong, seharusnya dia juga datang kan?" Tanya Haechan.

Jeno mengedikkan bahunya, "Bagi wanita itu lebih baik sibuk bekerja untuk mengumpulkan pundi-pundi uang daripada harus datang ke acara yang cukup membuang waktu ini. Toh yang dia pedulikan hanyalah uang, tidak heran jika dia dengan senang hati menikah kembali denganku kalau bukan karena kekayaan keluargaku. Pelacur murahan." Jawab Jeno.

Perfect Match : Karina JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang