Kembali ke realita bahwa nyatanya tawaran Tuan dan Nyonya Lee memang tidak bisa Karina tolak meskipun awalnya Karina bersikeras untuk mengumpulkan sendiri uang 300 Juta Won itu guna melunasi semua utang almarhum sang Ayah, menerima tawaran dari Tuan dan Nyonya Lee adalah satu-satunya jalan keluar yang Karina miliki saat ini karena Karina tidak ingin meminjam uang dari bank yang pastinya memiliki suku bunga pinjaman.
Musibah keluarga Yu ini bermula dari almarhum Tuan Yu yang meminjam uang pada bank terus menerus dengan menggadaikan lahan pertanian beserta rumah sebagai jaminan tanpa sepengetahuan dan persetujuan anggota keluarga yang lain, utang yang menumpuk juga bunga pinjaman yang semakin tinggi akibat Tuan Yu selalu menunggak membayar mengakibatkan bank mulai memperoses penyitaan properti yang digadaikan lalu memberikan teguran pada Tuan Yu berupa surat peringatan.
Sesuai kesepakatan di awal, maka bank berhak menyita aset berupa lahan pertanian berserta rumah milik keluarga Yu jika keluarga Yu gagal membayar lunas semua utang dan juga bunga pinjaman setelah mendapatkan surat peringatan sebanyak 3 kali.
Tidak ingin terlalu lama meratapi nasib dirinya yang sebentar lagi akan menjadi istri Jeno secara sah demi melunasi utang, Karina pun bangkit dari posisi rebahannya untuk kembali meletakkan buku rekening miliknya ke dalam nakas lalu keluar dari dalam kamar untuk menemui sang manajer di ruang makan yang sudah menyiapkan sarapan.
"Kak Taeyong, apa bisa semua jadwalku untuk beberapa hari ke depan diundur?" Tanya Karina seraya menarik kursi untuk ia duduki.
Taeyong yang tengah membuat kopi langsung menoleh pada Karina, "Kenapa begitu, Karina? Kenapa mendadak sekali?" Tanyanya heran.
"Maaf sebelumnya, tapi hari ini aku akan pergi ke kediaman keluarga Lee untuk membicarakan masalah utang almarhum Ayahku dan juga membahas mengenai pernikahanku dengan Jeno." Jawab Karina.
Mendengar jawaban Karina itu Taeyong hanya menghela nafasnya lalu kembali lanjut mengaduk segelas kopi miliknya, "Baiklah, aku akan mengaturnya." Ujar Taeyong.
"Terima kasih, Kak Taeyong." Karina pun mengambil sendok dan mulai menyantap sarapan yang ada di meja.
"Kapan kau pergi ke kediaman keluarga Lee? Biar aku yang mengantarmu." Tanya Taeyong seraya duduk bergabung di meja makan bersama Karina dengan membawa serta kopi buatannya tadi.
"Aku akan berangkat sendirian pagi ini setelah selesai sarapan." Jawab Karina.
Hampir saja Taeyong tersedak saat tengah menyeruput kopi miliknya begitu mendengar jawaban Karina. "Sendirian katamu?! Bagaimana kalau nanti terjadi sesuatu---"
Karina berdecak sebal, "Aku mohon biarkan aku pergi sendirian." Pinta Karina dengan merajuk berharap kalau Taeyong akan mengizinkannya untuk pergi sendirian.
Untuk ke sekian kalinya Taeyong menghela nafas pagi ini, "Tapi kau harus hati-hati karena paparazzi bisa saja menangkap keberadaanmu dan membuatmu celaka. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada karirmu, Karina. Aku menjaga rahasia tentang rencana pernikahanmu dengan Jeno dari agensi, dan jangan sampai agensi tahu rahasia itu dari jepretan paparazzi." Ujar Taeyong yang mengingatkan agar Karina lebih berhati-hati dan tidak bertindak ceroboh.
Karina mengangguk-anggukkan kepalanya seperti anak kecil, "Aku mengerti." Balasnya dan ia pun kembali lanjut menyantap sarapan.
"Saat aku masih tinggal di rumah, ada Kak Seulgi yang selalu membuatkan kami sarapan. Masakan yang dia buat sama enaknya seperti masakanmu." Celetuk Karina dengan mulut penuh.
"Pujian yang kau berikan membuatku besar kepala saja." Balas Taeyong, berusaha bersikap santai namun senyuman senang tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/295485807-288-k104876.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Match : Karina Jeno
Fiksi PenggemarDemi mempertahankan aset milik keluarganya Karina rela menikah kembali dengan Jeno, sedangkan Jeno menolak keras jika sebagian aset kekayaan keluarganya menjadi milik Karina jika Jeno tidak mau kembali menikahi Karina. Tuan Lee dan Nyonya Lee sangat...