CHAPTER 22

801 70 18
                                    

"Lo gila ya?" tanya Thea dengan mata yang sudah mendelik lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo gila ya?" tanya Thea dengan mata yang sudah mendelik lebar. "Caity, lo gila, lo pasti udah gila. Tolong lihat ke gue sekarang, jangan main ponsel terus!"

Caitlin langsung menoleh pada sepupunya yang sedang menatapnya tak percaya. Lantas wanita itu menaikkan alis lalu bersedekap. "Kenapa sih? Ada masalah apa lagi?"

"Kenapa sih?" tanya Thea mengulang tak percaya. Tangan wanita yang baru menikah itu terangkat, memijit dahinya yang mulai pening karena melihat sikap sepupunya ini. "Masalah apa lagi? Jelas masalah besar! Lo jalan sama Andrew? Dan lo bawa dia ke nikahan gue?! Damn, Caitlin. Lo pasti sakit jiwa!"

"Gue nggak bawa Andrew ke pernikahan lo. Lo yang undang dia, Thea."

"Bukan berarti lo akan jalan sama dia."

"Lo cemburu?"

"...." Mata Thea menyipit serius. Dia menghampiri sepupunya lalu menangkup wajah cantik wanita itu. Tatapan mereka akhirnya saling beradu. Thea menggoyangkan kedua tangannya, membuat wajah Caitlin jadi ikut bergoyang. "Lo siapa?! Jawab! Lo siapa?!"

Alis Caitlin menyatu bingung. Kedua matanya menyipit melihat tingkah Thea yang mulai aneh. Bahkan sepupunya tersebut sekarang makin semangat menggoyangkan wajahnya berkali-kali. "Lo pasti bukan Caitlin kan?! Keluar sekarang! Keluarrr!!!"

"Apaan sih," Dengan paksa Caitlin melepaskan tangan Thea dari wajahnya. Dia menggelengkan kepala kecil lalu langsung merapikan rambutnya yang berantakan akibat sepupunya itu.

Tapi Thea bahkan belum selesai. "Lo pasti bukan Caitlin! Caitlin nggak kayak gini dulu. Kasih tau gue sekarang! Siapa elo dan sejak kapan elo udah merasuki tubuh sepupu gue?!"

Caitlin makin menyipitkan matanya. Dia dikira kerasukan? Dia menggelengkan kepalanya berkali-kali, menatap Thea yang belum juga selesai menyumpah serapahi 'roh' yang sudah merasuki dirinya. "Gue pulang nih kalau lo nggak waras."

Secepat kilat, Thea langsung berhenti berkomat-kamit. "Kenapa lo jalan sama Andrew? Lo tau kan apa yang udah dia lakukan ke gue? Dia itu bukan pria baik, Caitlin. Dia itu sama sekali bukan pria yang baik! Dia itu bajingan, sadar nggak sih lo? Atau barangkali lo udah lupa sama apa yang dia lakukan ke gue?"

Caitlin menggelengkan kepalanya, dan Thea langsung mendengus kasar. "Terus kenapa juga lo masih mau jalan sama dia?!"

"Masih jalan aja kan. Dulu, lo juga pacaran sama Andrew meskipun lo tau kalau dia bukan cowok yang baik."

"Beda. Beda!" Thea mulai kesal sendiri di tempat. "Gue nggak pernah nyangka kalau dia bakal memperkosa gue! Maksud gue, hampir! Lo itu cewek baik. Gue nggak mau lo diapa-apain sama Andrew, Caityyy." Thea sibuk mengomel. "Tunggu-tunggu, lo nggak diapa-apain kan?"

"...." Kedua alis Caitlin hanya terangkat saat mendengar pertanyaan sepupunya. Dia berdeham singkat lalu menoleh ke sekitar, menghindari tatapan penuh interogasi Thea.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang