CHAPTER 32

537 52 9
                                    

Beberapa jam sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa jam sebelumnya....

Malam itu, sepulang dari rumah sakit, seperti biasa, Louisa akan pulang ke rumahnya dan beristirahat. Saat dia membuka pintu rumahnya, dirinya langsung terperanjat di tempat ketika mendapati seorang pria yang sagat tidak dia sangka bisa duduk di sofa ruang tamunya. Untuk sesaat, Louisa hanya bisa terdiam di tempat dengan mata membelalak lebar. Saat Andrewㅡpria ituㅡmulai menghampirinya, Louisa perlahan berjalan mundur ke belakang. Tubuhnya sudah berbalik, ingin kabur, tapi langsung gagal saat pria itu menjambak rambutnya kuat.

Tubuh Louisa langsung terjatuh di lantai rumahnya sendiri. Dia menoleh ke belakang, pada Andrew yang tengah menatapnya dengan tatapan penuh amarah. "Gimana kabar lo?" tanya Andrew dengan seringai sinis. Louisa langsung menggelengkan kepalanya berkali-kali. Seingatnya, Andrew sudah dipenjara karena skandal-skandalnya satu minggu yang lalu. Tapi.... Tapi, mengapa.... Mengapa pria ini tiba-tiba ada di depan matanya.

Louisa terus menggelengkan kepalanya, dengan bola mata yang terus bergerak gusar. Apalagi saat Andrew menampar pipi kanan kirinya kasar, wanita itu langsung meringis kesakitan. "Andrew... apa yang... apa yang kamu...." Louisa mulai tidak bisa berkata-kata dengan benar.

"Takut?" tanya Andrew dengan seringai jahat.

Mata Louisa langsung terpejam saat merasakan wajahnya dipukul kasar lagi. Kepalanya mulai berputar pusing, begitu juga dengan matanya yang berkunang-kunang. "Berani tidur?!" Andrew berteriak di depan wajahnya, membuat Louisa langsung tersentak dan menangis dalam sekejap.

Tangan Andrew terangkat, mengambil tangan Louisa dan menyeret tubuhnya kasar. "Gue nggak tau gimana lo bisa seberani ini, Louisa. Caitlin memutuskan gue pasti karena lo kan!" Louisa menggelengkan kepalanya berkali-kali, berusaha menahan sakit di sekujur tubuhnya saat dirinya terus diseret kasar oleh Andrew tanpa ampun.

Andrew membungkuk di depan Louisa. Tatapannya terus tertuju pada Louisa yang menangis karenanya. Perlahan, tangannya terangkat, menyentuh pipi Louisa lalu menekannya kasar. "Benar. Gue tau lo. Lo terlalu baik untuk melakukannya. Gue tau lo dengan baik, Louisa."

Louisa terus menggelengkan kepalanya sembari menatap Andrew penuh pengampunan. "Gue tau, pasti bukan lo yang laporin gue ke polisi. Pasti karena teman bangsat lo itu! Si anjing!"

"...."

"Bagaimana bisa gue lupa kalau dulu, dia pernah mengganggu kita, Louisa? Dan sekarang dia berhubungan sama Caitlin?" Andrew tersenyum sinis, menatap Louisa tak percaya. "Orang yang sangat mengganggu harus disingkirkan, kan Lus?" Kepala Louisa dua kali lipat langsung menggeleng lebih kuat. Kini kedua matanya mulai melebar begitu mendengar pertanyaan Andrew.

"Kamu ... Kamu..."

"Kenapa?" tanya Andrew memotong Louisa dengan mata mendeliknya. "Dia bahkan nggak peduli sama lo!" Satu tamparan diberikan lagi oleh Andrew di pipi Louisa. Dan wanita itu langsung meringis kesakitan. "Kenapa juga lo harus peduli sama dia?"

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang