𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝔻𝕌𝕃𝕌 𝔻𝕆ℕ𝔾 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝔹𝔸ℂ𝔸
Clarisa Sonia Alverina. Panggilannya Risa, gadis yang memilikki paras ayu dan pesona yang menawan. Dibalik sifat ceria dan bawelnya gadis itu juga dilanda misteri di dalam keluarganya, sifat serta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~Happy Reading Gaes~
Di dalam mobil Rian hanya dipenuhi dengan perang dingin yang menyelimuti suasana mobil. Tak ada yang memulai obrolan sama sekali karena sangat sulit mencari topik di saat saat seperti ini, dan berhubung Rian dan Risa yang tak pandai mencari topik yang menarik.
'nyesel Gue udah gembosinmobilnya Risa, gak tau kalo ujung ujungnya Gue harus nganterin dia ke sekolah!mami sih!'Batin Rian yang terus merutukki dirinya sendiri.
Kini mereka sudah sampai di parkiran sekolah. Rian dan Risa keluar dari mobil, dan yang jelas kini mereka menjadi sorotan para siswa-siswi SMA Semesta Alam. Tapi sih ya, mereka bodoamat.
"itu cewek siapanya kak Rian? kok bisa berangkat bareng sih?"
"ihh Gue iri! harusnya Gue yang berangkat bareng Rian!"
"Gue pingin dianter juga deh sama kak Rian, avvvvv."
"itu pacarnya kak Rian bukan sih?"
"sok kecakepan tuh cewek!"
"duh saingan gue udah banyak, mau nambah lagi, mana cantik lagi!"
Begitulah cibiran-cibiran dari siswa-siswi SMA Semesta Alam. Rian dan Risa tak mempedulikan semua omongan mereka.
Risa hanya memutar bola mata malasnya dan hendak pergi meninggalkan Rian, tapi tangannya di cekal lebih dulu oleh Rian.
Risa menaikkan sebelah alisnya 'kenapa?'
"enak ya, main pergi pergi aja, makasihnya mana?"
Risa memutar bola mata jengah "makasih,"ujar Risa dengan tidak ikhlas.
"yaelah gak ikhlas banget ngomongnya, padahal Gue nganter lo rada ikhlas walau sedikit terpaksa sih,"
Risa mengendus kesal dan mencoba tersenyum paksa "Makasih ya udah nganter Gue!"
Rian terkekeh "sama-sama," ujar Rian dengan lembut.
"yaudah Gue mau masuk dulu,"
"barengan aja masuknya, gue juga mau masuk nih,"Ujar Rian dan hanya mendapat anggukan dari Risa.
Kini mereka memasukki sekolah bersama-sama, banyak sorot mata memandang mereka berdua dengan tatapan yang berbeda beda, ada yang iri, ada yang kagum, ada yang heran, dan banyak lagi.
