𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝔻𝕌𝕃𝕌 𝔻𝕆ℕ𝔾 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝔹𝔸ℂ𝔸
Clarisa Sonia Alverina. Panggilannya Risa, gadis yang memilikki paras ayu dan pesona yang menawan. Dibalik sifat ceria dan bawelnya gadis itu juga dilanda misteri di dalam keluarganya, sifat serta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEBELUM BACA PASTIKAN SUDAH FOLLOW AUTHOR YA PREND! 😎🤟
~HAPPY READING~
Risa, gadis itu sudah rapi dan lengkap dengan seragam SMA Semesta Alam melekat ditubuhnya. Risa menuruni anak tangga menuju meja makan. Terlihat Vian dan Ella sudah berada disana, Ella dan Vian terlihat sangat akrab layaknya seorang ibu dan anak mereka saling bercanda tawa. Risa menatap keduanya nanar keduanya lalu tersenyum kecut.
"Nah gitu dong anak Bunda."
"Yah Bund rambut Vian udah rapi-rapi malah dirusak lagi,"
"Iya deh maaf anak Bunda yang ganteng, sini Bunda rapi-in rambutnya,"
Mata Risa memanas melihat betapa bedanya sikap Ella kepada Vian dibandingkan sikap Ella kepada Risa, tangannya mengepal kuat, rasanya sangat sakit ,beberapa tetes air mata berhasil lolos. Risa berbalik badan dan hendak melangkah pergi meninggalkan tempat itu, namun, langkahnya dicegah karena suara pria memanggilnya.
"Ris sini ikutan makan bareng!" Ajak Vian.
Risa mengusap air matanya kasar lalu menoleh ke arah sumber suara. Risa menggeleng pelan "Gue ga laper."Lirihnya.
"Lo harus makan Ris, kalo gak nanti lo sakit."
Risa diam dan hanya menundukkan kepalanya.
"Ris-"
"Udah biarin aja dia! kalo laper juga nanti dia ke kantin sekolah kan gampang." Sambar Ella tak peduli.
Risa tersenyum kecut "Iya Bang ini Gue lagi gak laper, nanti kalo Gue laper tinggal ke kantin aja ga papa kok," sahut Risa. Ia tidak ingin membuat Ella tak nyaman dengan kehadirannya, padahal dirinya sendiri tidak diberi uang jajan oleh Ella, lalu bagaimana ia akan makan dikantin?
"lo beneran ga laper Ris? Gue takut nanti lo lemas karna gak sarapan" Tanya Vian memastikan.
Risa mengangguk "Beneran. Gak papa kok."
Drttt...Drttt
Vian merongga saku celananya mencari phonselnya yang beregetar.
"Halo, ada apa Pak Udin?"
"Vian Kamu segera kesini! Saya barusan memeriksa berkas osis yang harusnya sudah selesai semua hari ini dan ini Saya chek ada beberapa yang kurang, kamu selaku ketos harusnya lebih teliti! Ini waktunya sudah mepet ini."
