11. AWAL DARI MISTERI

42 20 11
                                    

~HAPPY READING~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~HAPPY READING~

PLAKK

"BODOH KAMU SANDRA!" Sentak Bram dengan penuh emosi.

Sandra memegngi pipinya yang terasa nyeri dan panas akibat tamparan keras dari Bram, Ayah tirinya.

"SAYA SURUH KAMU POROTIN DIA BUKAN PUTUS SAMA DIA, ANAK BODOH!"

Sandra tersentak ketika Bram membentaknya dengan nada begitu tinggi. Gadis itu terus menunduk tak berani menatap mata Bram yang menatapnya tajam.

"Pah...S-Sandra nggak mutusin Rian hiks...Rian yang mutusin Sandra..." Ucapnya dengan bibir bergetar. Ia takut.

Mendengarnya membuat Bram naik pitam. Pria dengan jas hitam itu mendorong tubuh Sandra hingga Sandra kehilangan keseimbangan dan jatuh, kenginnya membentur meja hingga mengeluarkan cairan merah pekat.

"Ssshh.."

"KAMU ITU SANGAT BODOH! BISA-BISANYA KAMU MEMILIH DEVANO, DIA ITU ANAK BERANDALAN! NGAAK PUNYA MASA DEPAN!" Bahu Bram naik turun penuh amarah.

Diambang pintu Naila, adik tirinya hanya bisa diam melihat kakaknya diperlakukan seperti itu, Ia ingin sekali menolong Sandra tapi sayangnya Ia tidak punya nyali untuk melawan Bram. Naila takut jika Ia ikut terluka.

Sandra menyeka darah yang mengalir di keningnya. Perih. Darah itu terus mengalir menuju pipi dan terus turun bersamaan dengan cairan bening yang sedaritadi mengalir.

Tes!

"M-Maafin Sandra Pah..." Sandra menggapai tangan Bram namun dengan cepat Bram menepisnya.

"Maaf kamu tidak berguna! Kamu pikir kamu minta maaf kepada saya bisa membuat hubungan kamu dan Rian kembali lagi Hah?!"

Bram menunjuk Sandra "Ulah kamu itu bisa merusak hubungan saya dengan papinya Rian, dan itu bisa berpengaruh pada kerjasama perusahaan saya dengan papinya Rian!"

Sandra menunduk hanya bisa diam seribu bahasa.

Perhatian keduanya kini tertuju oleh suara dering phonsel Sandra yang berbunyi diatas nakas. Bram menoleh melihat panggilan masuk dari Devano. Sorot tajam matanya kini tertuju pada Sandra yang masih berlinang air mata.

Devano is calling

Bram mengambil phonsel tersebut.

"Masih berhubungan kamu dengan anak brandalan itu Hah?!"

Sandra mengangguk lemah dan justru membuat Bram semakin emosi.

Tangan Bram menekan tombol hiju untuk menerima panggilan masuk dari Devano.

"Sayang, kamu dimana? Balapannya udah mau mulai tapi kamu belum datang, apa mau aku jemput-"

"JANGAN GANGGU ANAK SAYA LAGI!"

Cewek Bawel Vs Cowok NyebelinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang