𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝔻𝕌𝕃𝕌 𝔻𝕆ℕ𝔾 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝔹𝔸ℂ𝔸
Clarisa Sonia Alverina. Panggilannya Risa, gadis yang memilikki paras ayu dan pesona yang menawan. Dibalik sifat ceria dan bawelnya gadis itu juga dilanda misteri di dalam keluarganya, sifat serta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I am comeback 😉❤️
. .
. .
~HAPPY READING~
'Gue rindu masa itu....'
'Rindu seorang laki laki yang selalu jadi obat penenang buat gue'
'Dia pernah bilang, kalau sesuatu yang paling dia sukai adalah senyuman gue...'
Dan mulai hari itu mimpi buruk Gue jadi kenyataan, Gue kehilangan seorang sahabat laki-laki yang sangat menyayangi Gue. sahabat laki-laki yang udah Gue anggap sebagai kakak laki-laki Gue sendiri.
"Kak Naufan! Kakak dimana?!"
"KAK!"
"KAK NAUFAN!!"
"KAK, KAKAK DIMANA SIH!! KAK!''
"JANGAN TINGGALIN RISA KAK!"
Dia pergi begitu saja tanpa pamit dengan ku...
bayangannya menghilang dari pandanganku saat itu juga..
Dan ini semua salahku!
Sahabat satu-satunya yang selalu meyakinkan kepadaku bahwa semuanya akan baik-baik saja, sahabat yang selalu menghiburku saat aku menangis setelah dimarahi Bunda, sahabat yang menggantikan posisi Bang Vian untukku ketika aku dan Bang Vian jauh...
Dan sekarang aku kehilangan orang yang sangat berharga itu...
••••
"KAK NAUFAN!"
Gadis dengan seragam SMA Semesta Alam itu mulai tersadar dari mimpinya setelah pingsan dengan sontak menyebut nama sosok sahabat laki-lakinya.
Rian yang sedari tadi duduk di samping brankar UKS menemani Risa yang tengah pingsan, Ia mengkerutkan keningnya mendengar nama laki-laki yang dipanggil Risa barusan.
"Ris lo gapapa?"
"Gue dimana?"
"UKS, tadi lo pingsan."Jawab Rian seadanya.
Risa menatap ke arah depan dengan tatapan kosong membuat Rian kembali bingung. Tidak biasanya gadis itu begini.
"Lo kenapa bisa pingsan tadi?"Tanya Rian.
Tidak ada respon dari gadis itu.
"Hey, lo baik-baik aja kan?"Tanya Rian lagi dan kali ini Risa hanya menunduk lalu mengangguk pelan.
Tak tau ada apa dengan gadis dihadapannya ini, biasanya Ia tak sependiam ini. Seketika ide jahil terlintas dipikirannya.
Rian tersunyum miring lalu menagngkat kedua telapak tangannya menengadah.
