Tiada hari tanpa keributan bagi Xaula. Gadis ini baru saja sampai ke dalam sekolah mencari-cari keberadaan guru agamanya itu, dia sudah tahu kalau Khadafi sudah berada dalam sekolah, karena mobil guru itu sudah terparkir rapih di parkiran.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Masuk," ucap Khadafi dari dalam ruangan.
Brak!
"Astaghfirullahaladzim, Robia," kaget Khadafi saat pintu ruangannya di dobrak dengan kencang oleh gadis yang terkenal sangarnya.
Xaula masuk dengan membawa salah satu barang yang Khadafi tinggalkan dirumahnya itu, dengan sangat hati-hati gadis itu membawanya dan menaruhnya di atas meja milik Khadafi.
"Kalau bawa barang ke rumah orang tuh, di bawa balik lagi!" Ketus Xaula.
Lelaki itu hanya mengerutkan dahinya, bingung dengan apa yang diucapkan sang pujaan hatinya.
"Barang siapa?" Tanya Khadafi dengan polosnya.
"Barang Anda!" Tegas Xaula menatap Khadafi dengan tajam.
Khadafi berdiri mengangkang barang tersebut, lalu ditaruh di kedua tangan Xaula dan lelaki itu berjalan ke arah pintu membuka pintu lebar-lebar untuk Xaula.
"Itu bukan barang saya, silakan keluar sudah waktunya masuk," ucap Khadafi mengusir Xaula dengan halus.
"Ini barang lo, anj--" belum sempat Xaula mengeluarkan umpatannya, Khadafi terlebih dahulu mencengkalnya dengan sebuah ucapan tegasnya.
"Disekolah kamu harus dan wajib bersikap sopan dengan guru, jangan samakan seperti di luar, paham!" Tegasnya mendorong pelan Xaula untuk keluar dari ruangannya, lalu menutup pintu dengan kencang.
Brak!
"Allahu Akbar," kaget Xaula saat pintu itu tertutup dengan kencang dihadapannya.
"Dia marah?" Tanya gadis itu dalam monolognya. "Marah kenapa? Gara-gara gue tolak? Beneran marah?" Batinnya berperang dengan penuh pertanyaan-pertanyaan mengenai sikap Khadafi barusan.
Gadis itu berteriak dari luar ruangan, "Temuin saya di taman dekat sekolah, sampai nggak dateng saya benci Anda!"
Setelah itu Xaula langsung pergi ke dalam kelas dengan membawa barang bawaannya. Dengan rawut wajah yang kusut Xaula duduk dengan menendang meja sebelah milik temannya.
Brak!
"Apa!" Bentak Xaula saat temannya menatap dirinya sinis.
Laki-laki yang ditatap tajam oleh hanya bisa menunduk takut dengan emosinya yang kian meledak karena Khadafi. Tidak lama seorang guru datang dan menunjuk Xaula untuk ikut kelapangan bersamanya.
Xaula menurut dan langsung datang kelapangan dengan santainya dia memasukkan kedua tangannya pada saku rok nya sambil memakan permen lollipop.
"Kamu, diri di depan tiang bendera," ucap guru tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISKUSI SEMESTA [TERBIT DI SNOWBALL PUBLISHING]
Teen FictionSequel of Crazy Man Mengandung kebaperan dalam cerita ini, siapkan mental kalian sebelum membaca agar tidak melenyot sepanjang part. #1 in badgirl [28/04/2022] #1 in misteri [27/02/2022] #1 in fiksiumun [11/12/2021] #2 in spiritual [28/04/2022] #3 i...