bagian 6

88 9 4
                                    


BAGIAN 6

Renjun menghampiri ayahnya dan duduk disampingnya. Doy yang baru menyadari kehadiran Renjun seketika berhenti men-scroll medsosnya dan langsung mematikan ponsel.

"Mereka.. keliatan bahagia ya yah?"

Terlambat. Ternyata Renjun tanpa sengaja sudah melihat apa yang dilakukan oleh ayahnya. Doy gelagapan dan ingin menjawab tapi Renjun mendahuluinya.

"Gapapa kok yah, gapapa. Renjun ngerti kok, Renjun udah ngerti.." ucapnya dengan nada penuh pengertian.

"Renjun.."

"Aku seneng kok. Kebahagiaan bunda, kebahagiaanku juga. Meskipun bunda sudah lupa, ada anaknya yang lain juga disini."

Mendengar perkataan Renjun membuat Doy sesak. Seperti ditikam ribuan pisau rasanya, hatinya sakit sekali.

"Maafin ayah ya Jun..?"

"Sampai kapan harus aku ingetin, ayah gak perlu minta maaf untuk sesuatu yang bukan kesalahan ayah."

"Tapi Jun.."

"Ini udah takdir yah. Takdir ayah, takdir aku dan takdir bunda kalau dia tidak bisa tinggal bersama kita."

Doy menunduk putus asa, yang dikatakan Renjun benar. Tapi bagaimana pun ini kesalahannya dan Renjun yang paling merasakan dampaknya.

"Maafin ayah ya nak?"

Renjun menggeleng dan menghela nafas sabar.

"Justru aku mau bilang terimakasih sama ayah, karena ayah sudah mau merawat aku. Membesarkan aku seorang diri tanpa pendamping. Itu bukan hal yang mudah. Tapi ayah bisa melewati itu. Ayah hebat! Ayah aku luar biasa! Makasih ya yah!"

Doyoung tidak dapat menahan rasa harunya lagi. Ia langsung memeluk Renjun dan menumpahkan segala perasaannya yang berkecamuk.

Semenjak Renjun tau identitas bundanya, Doyoung menjadi semakin merasa bersalah.

"Aku udah merasa cukup dan bahagia kok, bunda sudah mau melahirkan aku ke dunia ini. Walaupun setelahnya dia langsung meninggalkan aku."

Air mata yang susah payah ia tahan neluncur bebas diwajah tampan nan tegas itu.

●●●

Renjun menutup pintu kamarnya. Bersandar pada pintu besar berwarna putih polos tersebut.

Renjun terduduk dan menatap layar ponselnya yang menampilkan satu foto keluarga konglomerat. Ada banyak like dan juga komentar positif pada postingan tersebut. Renjun tersenyum miris.

"Bunda bahagia banget ya sama keluarganya. Apa bunda masih inget sama aku? Bunda udah lupa sama Renjun?"

Renjun mendekap ponselnya dan membayangkan sedang memeluk bundanya. Wanita yang melahirkannya ke dunia ini tapi tidak pernah sedikitpun memberinya cinta dan kasih sayang.

Renjun tidak marah, jauh dilubuk hatinya Renjun sudah memaafkan bundanya.

Tapi, tidak bisakah wanita itu mengunjungi Renjun, sekali saja. Bertemu dan memeluk Renjun selayaknya yang dilakukan oleh seorang ibu.

Renjun ingin sekali bertemu dengannya. Merasakan hangat pelukannya. Renjun ingin sekali, walaupun Renjun tau jawabannya, tidak akan pernah bisa.

Tapi.. bolehkan kalau Renjun berharap?

Siapa yang tau, malaikat yang tak tega dengan kesedihannya. Barang kali mencatat doanya yang beribu-ribu kali sama dan langsung menyampaikannya pada Tuhan.

Siapa yang tau..








To
Be
Continue..

DUDA COMPLEX (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang