(Name) berbaring di atas ranjang dengan tatapan tertuju pada langit langit kamarnya. (Name) cukup berbakat dalam seni lukis sehingga ia melukis langit langit kamar dengan pemandangan langit malam yang penuh bintang.
Itu membuat (Name) betah berlama lama melihatnya.
"Yahooo! Narumi di sini!"
Suara nyaring diikuti pintu kamar (Name) yang terbuka dengan brutal membuat (Name) menoleh. Ia menatap malas gadis bersurai merah gelap sepunggung itu.
"Kamu berisik. Bagaimana bisa masuk?" Tanya (Name).
Narumi ikut menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang (Name). "Akeno-san membukakan pintu."
"Kakakmu tampak rapi, dia mau pergi kemana?" Tanya Narumi.
(Name) bangkit dari posisi terlentangnya. "Dia mau membeli motor baru."
"Syukurlah. Aku kira Akeno-san mau kencan dengan gadis lain." Narumi tampak berseri seri.
(Name) tau bahwa Narumi menyukai kakaknya. Namun Akeno itu terlalu bodoh untuk menyadari perasaan sahabat (Name).
"Dia sudah pergi?" Tanya (Name).
"Sudah. Tadi dia membukakan pintu sekaligus pamit pergi." Jawab Narumi.
Sebenarnya Akeno mengajak (Name) untuk kembali ikut dengannya. Namun (Name) luar biasa enggan karena takut akan bertemu pria menyebalkan bernama Imaushi Wakasa.
Jadi (Name) meminta Narumi datang ke rumahnya agar (Name) punya alasan untuk tidak ikut.
(Name) menceritakan tentang kejadian saat ia dicegat sepulang dari mengerjakan tugas, ia juga menceritakan secara sekilas tentang Wakasa.
"Itu hebat dia masih mau mengajakmu mengobrol setelah melihat seberapa brutal tingkahmu." Goda Narumi.
"Berisik." (Name) melempar bantalnya dan segera menghantam wajah Narumi membuat Narumi memekik kesal.
"Ngomong ngomong, kamu benar benar tidak akan membawakan minum atau camilan untukku?" Tanya Narumi.
"Cerewet sekali." Keluh (Name) namun tetap beranjak dari ranjangnya. "Tunggu sebentar."
(Name) turun menuju dapur dan membuka kulkasnya. Ia mengambil dua kaleng minuman bersoda. Tak hanya itu, (Name) juga mengambil beberapa macam camilan.
Ia bergegas kembali menuju kamarnya.
"Ini." Ucap (Name).
Narumi bersorak girang dan segera membuka minumannya. (Name) sendiri ikut membuka minumannya.
Ia terhenyak melihat layar ponselnya berkedip, pertanda ada pesan masuk. (Name) bergegas membukanya.
"Siapa?" Gumam (Name) bingung. Ia menyesap minuman bersodanya sembari bergegas mengirim balasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wakasa's Mine (Wakasa x Reader)
Fanfic"Jangan terlalu ketus, nanti kalau jadinya suka, malah repot." -Wakasa Imaushi-