Bab 23

2.5K 68 5
                                    

Sely sudah tanpa busana dan benar-benar lelah. Lututnya seperti sudah tak bertulang dan tidak bersendi. Di kamar hotel suite Sely sudah 3 hari terkurung. Memuaskan nafsu bejat seorang Bima. Meskipun terkurung, Sely tetap senang. Karena wanita yang akan memasuki kepala tiga itu mendapatkan uang banyak dan barang mewah lagi.

"Nanti kamu belanja sendiri aja ya. Aku harus meeting. Setelah itu aku langsung pulang ke Bandung. Kamu engga apa-apa kan?" Bima baru selesai mandi dan saat ini sedang berpakaian.

"Iya enggak apa-apa kok. Dad, kok kamu dari kemarin ngeluarinnya di dalem sih? Nanti kalau aku hamil gimana?" Tanya Sely merasa was-was.

"Nggak apa-apa kan? Nanti aku tanggung jawab kok. Yang penting itu anakku bukan anak pria lain." Bima dengan santainya menanggapi ucapan Sely.

Sely merengut. Sebenarnya dia sedih. Hanya menjadi pelampiasan nafsu dari pria bernama Bima dan Kevin. Kelaminnya nyeri dan terasa kering. Pucuk payudaranya perih karena hisapan dan gigitan yang Bima lakukan saat bersenggama. Juga banyak bercak warna merah yang ditinggalkan Bima di kulit tubuhnya.

"Itu tanda cinta dariku," ucap Bima sambil menunjuk warna yang sudah dia buat di tubuh Sely. "Aku berangkat dulu ya. Kalau kurang chat saja, nggak usah telepon ya." Bima mengecup Sely lalu pergi meninggalkan kamar tersebut.

Sely menyelimuti tubuhnya dengan bedcover polos putih. Lalu dia berjalan ke arah kamar mandi. Tubuhnya lengket karena keringat dan cairan miliknya yang keluar serampangan saat Bima memainkan gairahnya. Ya, hanya Bima yang tahu bagaimana caranya memuaskan wanita untuk orgasme.

"Uhm, sakitnya ya ampun," keluh Sely saat mengusap pangkal pahanya. Dan dia melihat membengkak di bagian kemaluannya. " Ya ampun, bisa-bisanya dia membawa alat seperti itu." Sely menatap ke cermin dan melihat tubuhnya yang ternyata banyak bercak yang dibuat oleh Bima. "Wah, semoga aja cepet hilang deh." Sely pun melanjutkan mandinya di bawah guyuran shower. Rasanya segar sekali. Bersama Bima membuat Sely kelelahan, baik raga juga jiwanya. Bukan hanya tubuhnya saja yang digempur habis-habisan oleh Bima. Tetapi Sely juga harus siap mental. Karena bersama Bima, Sely bisa menjadi liar dan bebas. Binal.

Selesai mandi Sely memakai pakaiannya dan bersiap untuk pulang ke apartemennya. Tidak lupa Sely merapikan barang pemberian dari Bima. Kali ini amplopnya kembali terisi penuh uang pecahan ratusan ribu berjumlah tiga juta. Sebelumnya Sely mengecek ponselnya dulu. Dan dia kaget ketika mendapat pesan singkat berisi amarah dari Kevin.

'kamu kemana saja? Aku ke apartemen tapi kosong. Ke kafe kamu enggak dateng. Pergi sama siapa?'

"Kamu enggak pulang kemana? Aku telepon malah diriject. Kamu selingkuh?'

'oh, jadi kamu wanita seperti itu ya. Baiklah aku cukup tahu.'

Membaca pesan terakhir, membuat Sely berdebar kencang. Nggak mungkin kalau Kevin tahu dia bersama dengan Bima. Sely panik, dia buru-buru membuat panggilan telepon ke Kelvin. Namun, sialnya pada nada dering ke-3 yang menjawab bukan Kevin melainkan Zelin.

"Sayang, kamu dimana? Ayo ketemu aku kangen," ucap Sely tanpa sadar.

"Kangen dengan suamiku? Masih berhubungan ternyata ya?"

"Zelin! Sorry Zel, aku salah nomer. Aku nggak ada maksud buat nelepon Kevin."

"Nggak maksud nelepon Kevin? Berarti kamu punya pria lain selain suamiku?"

"Cukup, Zel. Brengsek kamu." Sely kesal dan langsung mematikan panggilan tersebut karena panik. "Sialan banget sih. Dia pikir dia hebat apa! Dia pikir istri sah itu hebat? Belum tahu siapa aku." Sely akhirnya memutuskan meninggalkan kamar hotel untuk kembali pulang ke apartemen.

Wanita Simpanan! [End] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang