Bagian Delapan

23 5 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu Tikus Got Emang Harus Segera Di Tangkap!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu Tikus Got Emang Harus Segera Di Tangkap!


Iya Langit memang masih gelap karena sang surya belum boleh menggantian posisi sang rembulan. Di antara cukup banyaknya manusia yang harus bangun dan beraktifitas sebelum matahari terbit ada Dilya salah satunya. Dalam keadaana normal ia memang tidak akan datang sepagi ini untuk membuka toko. Toko mereka bukan toko 24 jam dan baru buka pukul setengah tujuh.

Setngah enam Dilya sudah membuka toko sedikit namun masih mengunci bagian dalamnya. Dengan sedikit kesusahan ia menarik tangga dari arah gudang dan membawanya ke salah satu CCTV yang memungkinkan bisa menyorot area rak aneh itu. Mengarahkan focus kamera dengan benar memalui bantuan hasl rekaman yang sudah ia sambungkan ke ponsel. Sedikit berbahaya memang tindakannya dengan menkloningkan hasil rekaman, tapi pasti perusahaan memaklumi tindakannya itu (semoga saja).

"Mm ... kayaknya kirian lagi deh biar lebih jelas," gumamnya dari atas tangga-duduk dengan santai tanpa takut terjatuh.

Memanjangkan tangan dan menggerakkan focus kamera ke spot yang Dilya tuju lalu bermumam, "Perfecto ... Americano ... numer uno." Di menit yang hampir mencapai angka tiga puluh Dilya sudah mengembalikan tangga ke gudang. Matahari di luar sudah mulai muncul walau masih malu-malu. Setelah sempat sarapan ia baru membuka toko tepat setelah itu Kiki datang setelah berjalan kaki dari halte.

"Loh, udah datang, Mbak . Maaf, ya, aku telat kayaknya."

"Enggak kok, aku memang kepagian datangnya. Lapin kaca sama ngepel di depan, ya."

"Iya, Mbak ."

Tak lama berselang usai Kiki mengambil kain lap untuk membersihkan kaca, Giilang datang mengendarai motor matiknya. "Selamat pagi dunia tipu-tipu, selamat pagi ibu KT."

"Pagi!" Dilya selalu takjub dengan semangat yang dimiliki Giilang. Laki-laki itu masuk ke dalam criteria manusia yang asik di bawa ke tongkrongan. Cocok untuk dijadikan moodboster, bahkan ketika gajinya harus di potong sekitar dua puluh lima persen selalu menampilkan senyum seraya berujar, 'ya udahlah, cuma segitu 'kan. Namanya juga udah tanggug jawab'.

The Broked Wings Not Mean End Off AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang