Prolog

940 84 0
                                    

Seorang pemuda berambut keemasan duduk beralaskan tikar di tengah bisingnya pasar. Pandangannya menyebarkan sinar kehangatan di sekitar dan membuat orang-orang di sekitarnya merasa nyaman. Wajahnya menonjol dengan mata hijau tajam dan rambut terurai yang indah.

Orang-orang yang berlalu lalang di pasar sangat menghargai kehadirannya, seperti layaknya hadiah dari surga. Mereka sering menghentikan langkah mereka sejenak untuk berkomunikasi dengan pemuda itu atau menghampiri dan mengobrol bersamanya.

Ketika pemuda itu melakukan hubungan mata dengan seseorang, mereka dengan natural menyambutnya. Tak jarang orang-orang itu tertawa lepas dan tampak memiliki daya tarik yang istimewa.

Dalam keadaan seperti ini, pemuda tersebut melambai pada orang-orang dan membiarkan mereka melihat kehangatan yang dia hadirkan ke dalam kehidupan mereka yang penuh kesibukan dan tekanan. Suasana di sekitarnya pun tampak menjadi lebih hidup.

Matanya terus menerawang ke para pejalan disekitar seolah untuk mencari sesuatu.

"Halo nona! Kulihat kau sepertinya baru ditimpa musibah..contohnya di pecat dari pekerjaan mu?" Saat pemuda itu menyapa wanita itu, dia tertawa terbahak-bahak dan menyebarkan kebahagiaan di sekitarnya, tampak bersahabat dan tidak mengancam sama sekali. Seakan-akan dia ingin membantu wanita itu.

Wanita itu terguncang untuk sejenak, dan lalu dia memutuskan untuk berbincang dengan pemuda itu.

"Apa yang kau lihat dari wajahku? Apakah aku tampak seperti kehilangan pekerjaan?"

"Ya, aku bisa lihat dari tatapanmu. Aku bisa lihat kehilangan dan kekecewaan di dalamnya."
Pemuda itu membelai rambut nya kebelakang. Sehingga rambut keemasan nya yang mengkilap terlempar ke samping. Gerakannya memblai rambut membuat wajah pemuda itu tampak lebih lembut dan ramah.

"Kau ingin bercerita? Aku bisa dengarkanmu. Aku bisa menjadi temanmu, jika itu yang kau butuhkan."
Wanita itu menundukkan kepalanya dan memandang ke tanah.

"Betul. Saya baru saja dipecat dari pekerjaan saya. Ini adalah pertama kalinya saya merasa tidak punya tujuan. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Terima kasih atas kebaikanmu," katanya.

Pemuda itu menyapa dan menyemangati wanita itu dengan penuh kasih sayang. Dia memberi dukungan agar mereka tidak merasa sendirian.

"Saya hanya ingin berbicara dan mendengarkan ceritamu. Mungkin aku bisa memberikan nasihat atau menghibur kamu. Seandainya kamu merasa sedih, aku dapat membantu karena aku adalah seorang Paranormal.. Aku bisa memberi solusi pada masalah orang lain" jawab si pemuda.

Wanita itu tampaknya sedikit terkejut oleh kata-kata si pemuda. Dia mengernyitkan alis dan berpikir sebentar.

"Benarkah, aku tidak terlalu percaya. Bagaimana kalau kau hanya menebak-nebak."

Dia melihat ragu pria didepannya. Mungkin saja pria ini hanya kebetulan menebak. Mencurigakan, lihat saja dia tidak pernah bertemu peramal seperti ini sebelumnya. Apalagi pemuda ini terlihat muda.

"Saya bisa memberikan bukti. Caranya cukup dengan saya melihat telapak tangan nona," matanya menghilang akibat senyum lebar yang dikeluarkannya. Terlihat mencurigakan.

Si Pemuda dengan santai menggulung lengan bajunya dan menyodorkan telapak tangannya dengan senyum yang ramah. Namun, si Wanita yang masih ragu berusaha menjaga jarak dan mengambil langkah mundur.

Dia tidak yakin dengan kemampuan si Pemuda sebagai peramal, namun masih penasaran tentang apa yang akan terjadi jika membiarkan peramal itu melihat telapak tangannya.

Tanpa menunggu lama, si Pria mulai menatap dengan fokus telapak tangan si Wanita yang ditawarkan. Jarinya menjalar di setiap garis yang ada pada telapak tangan wanita tersebut. Ada sesosok cahaya yang keluar dari mata Pemuda itu yang seakan-akan memproyeksikan gambar ke dalam pikiran dia.

[BL] NachsteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang