chapter 1

616 68 1
                                    

Angin sepoi-sepoi di luar jendela perlahan bertiup ke dalam ruangan. Bukan udara segar yang dikeluarkan melainkan bau darah dan bau busuk.

Begitu kesadaran perlahan kembali ke tubuhnya, Merciem menarik nafas dalam dan membuka matanya.
Hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit yang begitu asing.

"Dimana?" Ia berbisik dengan suara lembut.

Rasa pusing di kepalanya masih terasa sedikit. Melihat tempat yang sulit dikatakan biasa di sekelilingnya. Tempat yang dipenuhi bercak darah dengan tubuh yang berserakan.

Rasa waspada meranjat dari pikiran Merciem. Berdiri,"Apa yang terjadi Kenapa aku disini..yang kuingat hanya rasa sakit yang luar biasa dan semuanya gelap. Tunggu! Bayiku dimana!!" Merciem dengan panik mencari uangnya.

Tubuhnya membeku kala melihat lengan dan jari-jari kecil. Rasa sakit kembali datang, tidak hanya itu pecahan ingatan asing memenuhi kepalanya.

Perlahan, Merciem mendapat ketenangannya kembali. Mencerna ingatan tubuh ini. Merciem mengambil kesimpulan dia telah berpindah ke tubuh anak laki-laki berusia enam tahun. Perasaannya sangat campur aduk. Bagaimanapun, dia adalah orang dewasa dan harus mencoba untuk beradaptasi dengan tubuh baru sebagai seorang anak.

"Tidak perlu khawatir. Aku akan mencoba untuk beradaptasi dengan tubuh baru ini dan mencari cara untuk balik normal," Merciem berkata dengan tenang kepada diri sendiri.

"Apa menurutmu dia normal?"

Dua orang lelaki dengan rompi tentara memerhatikan Merciem. Mereka menyaksikan anak tersebut bangun dan berteriak tidak jelas.

"Tidak. Mungkin karena hal yang menimpa anak tersebut sangat berat, hingga dia menjadi gila."

Merciem tidak mendengarkan perkataan orang didekatnya.

Merciem mulai meraba semua hal yang ada disekitarnya. Dia memperhatikan dan merasa ada yang aneh dengan tubuh barunya ini, tapi ia tidak bisa memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Sementara dua orang itu berhenti mengamati dan pergi menyapa anak laki-laki gila tersebut.

"Hei, nak, kau bisa tenang. Kami akan membawamu ke Ibu Kota. Kau aman disana."

Merciem melihat dua orang didepan. Berdasarkan ingatan tubuh ini, mereka menyelamatkannya dari serangan Zombie.

Anak ini ditinggalkan saat berumur empat tahun. Orang tuanya tidak memberinya nama dan hanya memanggilnya "hei dan kau" setelah orang tuanya pergi, tidak ada yang mempedulikannya. Dia hidup dengan bersembunyi dan memakan tumbuhan liar. Yang mengakibatkan pertumbuhannya lebih lambat dari anak biasa. Tubuhnya kurus, kulitnya pun pucat kering.

Untuk saat ini lebih baik bagi Merciem mencari tempat berlindung.

Mengikuti Tentara didepannya. Merciem berpikir tentang dunia ini, tempat ini mirip dengan dunia Fantasi, dimana monster berkeliaran.

"Ngomong-ngomong siapa namamu, nak?" Salah satu tentara bertanya.

"Merciem Nachste,"
Anak ini tidak memiliki nama, jadi otomatis Merciem akan memakai namanya.

"Merci, nama yang bagus."

Merciem juga mulai menanyakan nama Tentara yang telah menyelamatkannya.

"Aku Joe dan dia Welle, kami bertugas mencari para Penduduk yang selamat," Joe menunjukkan senyum Pepsoden nya. Dia pria bertubuh kekar dengan kulit sawo matang. Tidak jauh berbeda dengan Welle, kecuali wajahnya yang datar.

Desa yang ditinggali Merciem saat ini diserang oleh sekumpulan Zombie kelas menengah. Beruntungnya tubuh ini berhasil diselamatkan, tapi entah kenapa Merciem berpindah ke tubuh nya.

[BL] NachsteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang