Happy Birthday to you...
Happy Birthday to you...
Happy Birthday...
Happy Birthday...
Happy birthday to you...
Pesta ulang tahun untuk Gyuri, bungsu keluarga Ok yang diadakan hari ini sampai pula pada puncaknya yaitu acara peniupan lilin.
Semua orang yang berada disana menyanyikan lagu ucapan selamat ulang tahun dengan iringan musik dan juga tepuk tangan yang meriah.
Huft!
Lilin pun akhirnya padam dan tepukan tangan orang-orang semakin terdengar heboh dan bersahut-sahutan. Ucapan selamat juga mengalun di dalam ruangan diadakannya pesta tersebut.
Setelah acara tiup lilin berakhir, acara selanjutnya pun di mulai. Yaitu acara penyuapan kue ulangtahun, suapan pertama diberikan kepada wanita yang telah bersusah payah melahirkan dirinya ke dunia ini yaitu sang ibu.
Setelah menyuapi Jessica, Gyuri pun mendapatkan kecupan hangat dari sang ibu dengan ucapan selamat ulangtahun serta harapan dalam menjalani umur yang bertambah itu.
Suapan kedua ditujukan kepada sang pahlawan di dalam keluarga ini yaitu sang ayah, Ok Taecyeon.
"Saengilchukae putriku, semoga apa yang kau harapkan segera terwujud. Tetap pertahankan prestasimu ya sayang." Ucap Taecyeon mengecup pipi milik putri bungsunya itu, lalu berbisik ke telinga Gyuri "Hadiah yang kau inginkan akan kau dapatkan besok." Lalu mengusap surai hitam nan indah milik Gyuri itu.
Dan suapan terakhir diberikan kepada sang kakak yang memiliki sifat bak Kutub Utara namun tetap yang paling ia sayangi, yaitu Ok Jiwon.
Jiwon pun menerima suapan dari adiknya dengan memberikan senyuman termanis yang hanya akan diberikannya kepada adik satu-satunya ini.
Di sudut ruangan sana, ada seorang gadis yang menatap hangat ke arah bungsu keluarga Ok. Dia adalah Jisoo, atau lebih tepatnya Ok Jisoo. Dia adalah si sulung keluarga Ok.
Dia tidak diizinkan mengikuti acara ini karena memang kehadirannnya yang tidak pernah diharapkan.
Tetapi, meskipun itu terjadi kepada dirinya ia tetap mengucapkan syukur kepada Tuhan karena sudah memberikannya nafas kehidupan dan keluarga yang hangat walaupun ia tidak ikut masuk ke dalam pelukan hangat keluarga itu, setidaknya hari-hari yang ia jalani dapat melihat kehangatan di dalam keluarga ini.
Walaupun ada sedikit rasa iri karena tetap saja di dalam lubuk hatinya yang terdalam dia ingin ikut merasakan bagaimana rasanya kasih sayang yang diberikan oleh kedua orangtuanya sendiri serta saudara-saudaranya itu.
Di sudut sana ia menyatukan telapak tangannya serta memejamkan mata perlahan.
Mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dan juga berdoa untuk adiknya yang saat ini sedang berulangtahun. Karena ia tidak memiliki uang sepeser pun, akhirnya ia pun memilih untuk berdoa. Kata orang, doa merupakan hadiah yang terbaik.
Setelah memberikan hadiah spesial itu kepada adiknya, ia pun segera melanjutkan pekerjaannya yang tertunda dibelakang.
~ I M H E R E ~
Setelah kurang lebih dua jam berlangsung acara ulang tahun tersebut diadakan, akhirnya acara tersebut pun selesai dan semua tamu undangan pun segera kembali ke rumah mereka masing-masing.
Saat inilah Jisoo dan para maid yang lainnya sangat sibuk. Mereka sibuk merapikan dan membersihkan ruangan yang dijadikan tempat pesta itu berlangsung.
Jisoo, anak yang tidak pernah diharapkan itu memang diperlakukan layaknya seorang pelayan.
Bahkan sebenarnya ia lebih rendah daripada itu.
Ia memiliki kamar yang berada tepat di sebelah gudang, di belakang rumah utama, tepatnya agak menyudut dari halaman belakang, dan memiliki jarak kurang lebih enam meter dari paviliun tempat untuk beristirahat yang disediakan khusus untuk para maid yang bekerja di mansion itu.
"Nona tidak perlu melakukannya, biarkan kami saja. Sebaiknya anda beristirahat karena sedari pagi tadi anda tidak berhenti bekerja." Cegah Kepala Pelayan Choi saat melihat Jisoo yang sedang mendorong troli berisi piring-piring kotor.
"Tidak apa ahjumma, lagipula aku tidak merasakan lelah. Aku senang berada disini, melakukan pekerjaan yang bisa kulakukan dan membantu kalian." Ujarnya dengan senyum tulus.
Kepala Pelayan Choi yang melihat senyum tulus itu pun ikut tersenyum.
Senyum Jisoo memang menular dan selalu membuat orang yang berada di dekatnya merasa hangat dan nyaman.
Kepala Pelayan Choi pun menggangguk memberikan izin kepada Jisoo setelah meminta Jisoo untuk berhati-hati dan tetap menggunakan tongkatnya.
Tongkat?
Untuk apa?
Karena Jisoo merupakan salah seorang penderita Hemiplegia atau yang biasa kita sebut dengan lumpuh sebelah.
Hal itu diakibatkan oleh trauma otak setelah kecelakaan yang ia alami.
Pada saat itu Jisoo ditemani oleh pengasuhnya untuk bermain di sebuah taman, namun karena kurangnya pengawasan Jisoo kecil berlari tepat ke tengah jalan raya untuk mengambil bola miliknya.
Namun naas, dari arah kanannya ada sebuah mobil yang terlihat oleng namun berkecepatan tinggi melaju kencang ke arahnya.
Tubuh mungil itupun terbentur keras ke kaca mobil dan terhempas kuat ke aspal jalan. Darah mengalir deras membuat orang panik bukan main dan segera menghubungi ambulans.
Saat di rumah sakit ia hanya ditemani oleh Kepala Pelayan Choi selaku walinya. Sedangkan untuk pengasuh yang lalai segera diberhentikan dari tugasnya oleh Kepala Pelayan Choi.
Dan untuk kedua orangtua Jisoo, Ok Taecyeon dan Jessica Jung mereka seakan tuli saat mendengar ponsel yang berdering bersahut-sahutan. Bahkan tak lama setelah itu, secara kompak keduanya mematikan daya alat komunikasi itu.
Saat itu Taecyeon dan Jessica, serta kedua adik perempuan Jisoo yang masing-masing berusia satu dan dua tahun berada di Negeri Sakura Jepang untuk menghabiskan waktu liburan.
Jisoo adalah seorang anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orangtuanya karena disleksia yang ia miliki.
Disleksia adalah gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Penderita disleksia akan kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat.
Sampai saat ini yaitu saat ia berumur lima tahun, Jisoo masih saja kesulitan untuk mengucapkan kalimat yang benar kepada lawan bicaranya. Bicaranya pun masih tersendat-sendat tidak seperti kedua adiknya.
Maka karena itu dengan teganya Taecyeon dan Jessica memutuskan untuk tidak menyekolahkan Jisoo baik secara umum maupun private. Menurut mereka percuma, yang ada mereka akan semakin malu karena memiliki anak seperti Jisoo.
Untung saja ada orang sebaik Kepala Pelayan Choi dan para maid lainnya, di kala waktu senggang mereka akan berbaik hati menyempatkan diri mengajari Jisoo secara bergantian.
Tak lupa juga mereka akan memberikan Jisoo tugas yang akan diserahkan pada malam harinya lalu akan kembali lagi padanya keesokan harinya.
Dengan penuh kesabaran, para maid itu berhasil mendidik Jisoo meskipun tanpa mengikuti pendidikan resmi sekalipun.
~ I M H E R E ~
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here | JISOO
Fanfiction[ O N H O L D ] Sekali saja, bisakah kalian juga melihat ke arahku? Aku ada disini. . . . [WARNING!] Cerita hanya karangan semata, murni dari hasil pemikiran penulis. Tidak pernah bermaksud untuk menyinggung pihak-pihak yang bersangkutan. Jika tidak...