"Hei!" sentak seseorang membuat mereka semua yang berada di emperan toko tersebut kontan menoleh.
Prang...
Suara pecahan kaca terdengar setelah seseorang tersebut berhasil menarik botol berisi minuman keras yang ditenggak oleh Jisoo tersebut dan ia lemparkan ke dinding toko.
Dengan cekatan ia melindungi Jisoo dan memposisikan tubuh Jisoo tepat dibelakangnya.
"Apa yang kalian lakukan kepada gadis ini?" tanyanya berusaha tenang. Namun yang dia dapat hanyalah tawaan remeh dari pria-pria mabuk disana. Percuma berbicara kepada orang yang setengah sadar ataupun kehilangan setengah akalnya.
"Hei bedebah! Pergi dari sini! Ini urusan antara kami dan gadis itu, orang lain tidak usah ikut campur!" ujar salah seorang diantara pria mabuk tersebut sambil berjalan sempoyongan ke arah mereka.
Tanpa mereka sadari, ternyata pria mabuk tersebut membawa sebuah senjata tajam di balik tubuhnya.
Dengan langkah yang semakin lama bertambah laju, pria itu dengan cepat segera menghunuskan pisaunya ke arah seseorang tersebut.
Srek..
Bak..
"ARGH!"
Teriakan kesakitan terdengar memenuhi jalanan sepi ini. Seseorang tampak terjatuh tersungkur dengan memegangi perutnya.
Tak lama setelah itu, bunyi sirine polisi pun terdengar meraung-raung membuat takut para pria mabuk itu.
Mereka berusaha mencari jalan keluar agar tidak tertangkap, namun nahas Tuhan tidak pernah berpihak kepada orang yang berlaku jahat.
Mereka pun digiringi oleh polisi ke dalam mobil patroli untuk dibawa ke kantor. Untung saja, orang asing tadi belum sempat mematikan ponsel miliknya setelah selesai menghubungi putrinya.
Merasa sesuatu yang buruk telah terjadi ketika melihat keberadaan seorang gadis muda yang dikepung oleh banyak pria, orang asing tersebut pun turun dari mobil patroli yang ia kendarai lalu menghampiri mereka semua.
"Bagaimana keadaanmu? Apakah kau baik-baik saja nak?"
Sebelum Jisoo menjawab pertanyaan pria yang telah berbaik hati menolongnya itu, ia merasakan sesuatu dalam perutnya yanh berontak untuk dikeluarkan.
Hmpt...
Ia menutup mulutnya cepat, berlari menuju ke arah selokan yang berada di tepi jalan dengan menggunakan sebelah tongkatnya.
Huek...
Huek...
Huek...
Ia mengeluarkan seluruh isi perutnya setelah berhasil menenggak beberapa teguk minuman beralkohol.
Meminum alkohol dapat menyebabkan iritasi pada pencernaan, sehingga menyebabkan peradangan pada perut. Alkohol juga dapat meningkatkan produksi asam lambung, hal inilah yang menyebabkan banyak orang sering mengalami sakit pada bagian perut bagian atas, mual dan muntah setelah selesai mengonsumsi minuman keras.
Dengan baik hati, pria asing yang ternyata merupakan seorang polisi tersebut memijit pelan tengkuk Jisoo. Ia juga menggenggam seluruh rambut Jisoo agar tidak mengganggu.
Huek..
Huek..
Dengan tubuh penuh keringat dan juga wajah yang memucat, Jisoo jatuh terduduk di trotoar jalan. Untungnya dengan sigap, pria polisi tersebut segera menahan tubuh Jisoo agar tidak terjatuh keras menyentuh kerasnya aspal.
"Sudah selesai?" Jisoo menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan itu. Ia memejamkan matanya perlahan guna meredam rasa mual yang sesekali datang.
"Paman yang akan mengantarmu pulang ya?" tawar pria itu dengan nada penuh kelembutan, bahkan tampak di wajahnya sirat akan kekhawatiran ketika melihat keadaan Jisoo.
Melihat raut penuh keraguan dalam diri Jisoo untuk menerima tawarannya membuat pria itu kembali melanjutkan ucapannya.
"Tidak perlu takut. Paman hanya ingin menolongmu." pria itu mengelus rambut Jisoo perlahan memberikan ketenangan bagi diri Jisoo. Untuk pertama kalinya ia diperlakukan dengan penuh kasih sayang seperti ini.
"Anggap saja paman ini sebagai ayahmu ya! Jadi kau tidak perlu takut lagi."
Ya, ia akan berkhayal bahwa ayahnya mau memperlakukan dirinya seperti ini juga.
~I.M.H.E.R.E~
Sekitar sepuluh menit perjalanan telah mereka lalui, pria yang bekerja sebagai seorang polisi tersebut memberhentikan mobil yang ia kendarai di sebuah minimarket 24 jam.
Ia turun dari bangku kemudinya, lalu membukakan pintu di bagian kiri dimana Jisoo berada.
"Ayo, kita makan dulu!" ajaknya dengan memberikan senyuman pada diri Jisoo. Mereka berdua memasuki minimarket tersebut, pria polisi tersebut menelusuri sebuah lorong yang Jisoo yakini merupakan tempt dimana semua makanan instan berada.
Selagi pria itu mencari makanan yang ia inginkan, Jisoo hanya berdiri disana. Tepatnya di sebelah kaca yang menghadap langsung ke arah jalanan.
"Ini." pria polisi tersebut menyodorkan semangkuk ramen panas kepada Jisoo. Jisoo hendak menolak karena merasa terlalu banyak membebani diri pria polisi tersebut, namun sebelum ia mengatakannya pria tersebut mndahului dirinya.
"Tidak perlu sungkan. Paman sudah menganggapmu sebagai putri paman sendiri. Ayo dimakan! Nanti jadi dingin loh!" peringat pria itu lalu mengambil posisi duduk tepat di sebelah Jisoo.
Tak hanya ramen, pria itu juga membelikan Jisoo sebuah air kelapa kemasan untuk meredakan rasa mual akibat dari minuman keras yang sebelumnya Jisoo konsumsi.
"Terima kasih!" ujar Jisoo bersungguh-sungguh. Bahkan saat ini gadis itu menampilkan senyum indahnya yang mampu menular ke orang lainnya.
#HiEveryone
Gak ada apa-apa sih. Cuman mau bilang New Chapter's ready.
Hope you enjoy it guys! Happy reading!
Dan satu hal yang gak boleh dilupakan.
I LOVE Y'ALL😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here | JISOO
Fanfiction[ O N H O L D ] Sekali saja, bisakah kalian juga melihat ke arahku? Aku ada disini. . . . [WARNING!] Cerita hanya karangan semata, murni dari hasil pemikiran penulis. Tidak pernah bermaksud untuk menyinggung pihak-pihak yang bersangkutan. Jika tidak...